Investasi Facebook ke Gojek menjadi sinyal perusahaan asal Indonesia itu bisa menguasai pasar Asean. Grab, pesaing terkuatnya di Asia Tenggara, mungkin akan tergopoh-gopoh dalam sebuah persaingan besar yang bukan cuma berbicara sektor transportasi.
Tim Culpan, kolumnis Bloomberg, memiliki sudut pandang yang menarik soal persaingan antara Gojek dan Grab. Bisa dibilang, persaingan sektor transportasi daring di Asia Tenggara itu sangat ketat hingga membuat Uber menyerah.
BACA JUGA: Harga Saham BBTN Melejit Gara-gara Tapera?
Jika dilihat secara ukuran bisnis transportasi daring, termasuk layanan antar makanan, Grab bisa dibilang lebih unggul di Asean ketimbang Gojek. Alasannya, Grab sudah mematok pangsa pasar yang cukup besar di Singapura, Malaysia, Thailand, Indonesia, dan beberapa tempat lainnya.
Di sisi lain, Gojek baru beberapa waktu terakhir mulai ekspansi ke beberapa negara seperti, Thailand dan Vietnam. Terakhir, Malaysia dikabarkan masih proses untuk bisa beroperasi di sana.
Namun, apakah artinya ini Gojek akan dikalahkan oleh Grab? Di sini menariknya opini dari Culpan.
Dia menuliskan jika bicara dengan para eksekutif pada kedua perusahaan, maka arah masa depan bisnis keduanya bukanlah pengguna transportasi maupun pengguna jasa layanan antar makanan terbanyak di Asia Tenggara.
“Mereka melihat peluang untung yang datang dari layanan lain seperti, sistem pembayaran, pinjaman, penjualan tiket, manajemen rantai pasokan, dan periklanan,” ujarnya seperti dikutip dari Bloomberg.
Investasi Facebook ke Gojek dan Bukti Bisnis Transportasi Hanya Batu Loncatan
Mungkin bisa dibilang bisnis transportasi daring hanya batu loncatan bagi Gojek maupun Grab. Culpan menilai itu setelah memikirikan seberapa besar pasar kendaraan yang bakal berhenti di tempat parkir karena hebohnya transportasi daring.
Culpan menilai ada dua paradigma terkait peran transportasi daring membangun bisnis Gojek dan Grab. Pertama, mereka menggunakan bisnis transportasi daring sebagai pintu menuju penawaran produk yang lebih luas lagi. Kedua, mereka menggunakan bisnis transportasi daring agar konsumen kecanduan dalam menggunakan aplikasi mereka.
Logo yang tercantum dalam layar ponsel pintar adalah aset yang paling berharga di dunia saat ini. Tidak masalah apa yang dijual seperti, jasa transportasi daring, pesan instan, atau barang murah.
Hal itu terbukti bagaimana Tencent Holdings Ltd. dan Alibaba Group Holdings Ltd. membangun kecanduan yang luar biasa dalam dua dekade terakhir. Kini, kedua platform itu sudah membangun sistem pembayaran yang dominan di China.
Nah, di Asia Tenggara, bisnis transportasi daring bisa dibilang sangat seksi sehingga bisa dijadikan batu loncatan. Dengan menjajakan jasa transportasi daring, Gojek maupun Grab bisa bersaing memperebutkan top of mind di mata penggunannya.
Jika dilihat dari segi armada yang ada di Asean, jelas Grab lebih unggul ketimbang Gojek. Namun, jika yang dilihat adalah aset dari logo yang terpampang di ponsel pintar, maka Gojek yang paling mungkin menjajal pasar internasional dengan lebih solid.
Pasalnya, penetrasi Gojek ke sistem pembayaran bisa dibilang lebih unggul ketimbang Grab. Pada beberapa pasarnya, sistem pembayaran grab tidak terintegrasi secara sempurna dengan bisnis transportasinya.
Kehadiran Facebook dan Masa Depan Gojek
Facebook secara mencengangkan menjadi mitra Google sebagai investor Gojek. Perusahaan besutan Mark Zuckerberg itu disebut berinvestasi US$300 juta ke putaran pendanaaan baru Gojek.
Dengan begitu, Facebook dikabarkan memiliki 2,4% saham GoPay, perusahaan sistem pembayaran yang berada di bawah Gojek.
Tak hanya Facebook, layanan sistem pembayaran internasional PayPal juga dikabarkan memiliki 0,6% saham di GopPay.
Culpan teringat tulisan temannya, Andy Mukherjee, yang menyebutkan kalau Facebook sangat berminat dengan pasar di Asia tidak sekadar untuk ekspansi pengguna jejaring sosial saja. Hal itu terbukti dari aksi Zuckerberg yang menjadi India sebagai tempat uji coba untuk menerapkan sistem pembayaran dan e-Commerce lewat investasi US$5,7 miliar di Jio Platforms Ltd.
Perusahaan itu adalah perusahaan telekomunikasi di India yang dimiliki oleh Mukesh Ambani. Perusahaan itu bisa digunakan untuk mengoptimalkan potensi layanan konten dan perdagangan di India.
Nah, hubungan yang dibangun antara Jio dengan Facebook itu bisa dibilang mirip dengan WeChat-Tencent atau Taobao-Alibaba. Skema serupa juga tengah dimanfaatkan oleh Gojek dan Grab akanr bisa menghubungkan konsumen dengan berbagai layanan bisnis yang lebih luas.
Dengan hadirnya Facebook dan Paypal, Gojek bisa dibilang berada di atas angin. Bayangkan, Gojek akan mengombinasikan layanan dengan Facebook grup seperti, Facebook, Whatsapp, dan Instagram.
Artinya, akan lebih banyak orang yang akan melihat logo Gojek lewat ponsel pintarnya.
Tak hanya itu, Masuknya PayPal juga menjadi langkah terpenting bagi Gojek, terutama Gopay. Jika Gopay terintegrasi dengan PayPal, artinya dekakorn asal Indonesia itu bisa memanfaatkan jaringan 25 juta perusahaan di AS milik Paypal.
Kira-kira kolaborasi Gojek dengan para investornya seperti, Google, Facebook, sampai Paypal bisa membawa namanya ke level yang tak sekadar di Asia Tenggara, tetapi dunia enggak ya?
menarik juga melihat persaingan dua kompetitor ini terutama saat pandemi ini
tapi gojek setidaknya sudah punya pangsar lebih melalui dompet digital gopay
sementara grab belum
kita lihat saja nanti