Sudirman Cup akan digelar di China pada tahun ini. Saya jadi teringat, kesan pertama mendengar Piala Sudirman itu adalah pialanya Jendral Soedirman, pahlawan nasional Indonesia.
Sempat bertanya-tanya, apa hubungannya Jendral Soedirman dengan bulu tangkis. Ternyata, Sudirman di sini bukan sang Jendral, tetapi sosok yang memiliki pengaruh kuat dalam lembaga bulu tangkis dunia.
Seperti dikutip di situs BWF, nama Sudirman dalam piala itu berasal dari sosok Dick Sudirman. Dia adalah salah satu pendiri Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI). Selain itu, dia juga menjabat sebagai Ketua PBSI selama 22 tahun.
Eks pemain bulu tangkis Indonesia itu juga pernah menjadi ketua International Badminton Federation (IBF).
Salah satu peran terbesar Sudirman adalah membantu penyatuan badan bulu tangkis dunia. Pasalnya, pada Februari 1978 IBF terpecah menjadi dua kubu.
Salah satu kubu pun memutuskan untuk memisahkan diri dari IBF. Nah, Sudirman memiliki kawan di dua kubu tersebut.
BACA JUGA : Betapa Angkuhnya Logika Perokok Aktif
Dia pun mengadakan pertemuan informal di Bandung, Indonesia, dengan dua pemimpin federasi pada 28 Mei 1979. Pertemuan itu untuk membicarakan kebuntuan yang terjadi pada dua kubu.
Rekonsiliasi yang dilakukan Sudirman pun berhasil. Pada 28 Mei 1981, kedua badan bulu tangkis dunia itu bersatu.
Namun lima tahun kemudian, tepatnya Juni 1986, Sudirman meninggal akibat serangan Stroke. Wakil Presiden PBSI yang juga teman Sudirman Suharso Suhandinata mengirimkan surat kepada Presiden IBF Arthur Jones terkait mengenang jasa Sudirman.
Dalam surat itu, Suharso menyarankan untuk membuat sebuah peringatan tentang peran Sudirman terhadap bulu tangkis dunia. Salah satunya berbentu kompetisi resmi badan bulu tangkis dunia tersebut.
Arthur Jones pun langsung membahas gagasan itu dalam pertemuan dewan IBF pada 1986. Dua tahun berselang, IBF pun memutuskan bakal mengadakan kejuaraan beregu campuran dunia dan menerima tawaran Indonesia untuk membuat pialanya.
Berhubung agenda pertandingan internasional sudah sangat ketat, kejuaraan beregu campuran itu akan digelar bersamaan dengan kejuaraan dunia dalam dua tahun sekali.
Gengsi Piala Sudirman
Piala Sudirman Cup terbuat dari lapisan emas dan perak dengan kadar 22 karat. Piala itu memiliki tinggi 80 cm dan berdiri di atas papan berbentuk segi delapan yang terbuat dari kayu jati terbaik.
Bentuk cawan piala Sudirman Cup berbentuk kok, sedangkan pegangannya berbentuk benang sari yang melambangkan benih bulu tangkis.
Perusahaan di Bandung Masterix yang menjadi pembuat Piala Sudirman tersebut. Konon, biaya pembuatan piala itu senilai 15.000 dolar AS [nilai saat itu].
Gelaran Sudirman Cup pertama dilaksanakan di Indonesia pada 24 Mei 1989 sampai 29 Mei 1989. Ada 28 tim perseta yang bersaing memperebutkan piala senilai US$15.000 tersebut.
Indonesia pun baru sekali menjuarai Piala Sudirman yakni, pada gelaran pertama 1989. Sisanya, Indonesia selalu gagal membawa pulang kampung Piala Sudirman meskipun sudah sebanyak 6 kali lolos ke final hingga 2017.
Peluang Indonesia di Sudirman Cup 2019
Pada gelaran Piala Sudirman 2019, Indonesia berada di grup 1 B bersama Denmark dan Inggris. Melihat persaingan itu, Indonesia berpeluang besar untuk lolos ke babak gugur.
Pasalnya, komposisi tim Denmark tengah tidak merata. Otomatis hanya sektor tunggal putra yang bisa diandalkan Denmark untuk meraih poin melawan Indonesia.
Adapun, sektor ganda putra Denmark belum menemukan pengganti sepadan Mathias Boe/Carsten Mogensen. Lalu, sektor ganda putri dan campuran juga tidak memiliki taji setelah Christina Pedersen dan Kamilla Rytter pensiun.
Lalu, Inggris pun hanya memiliki kekuatan besar dari sisi ganda campuran. Inggris memiliki pasangan ganda campuran peringkat ke-9 dan 10 dunia yakni, Chris Adcock/Gabrielle Adcock dan Marcus Ellis/Lauren Smith.
Namun, Indonesia juga harus berhati-hati dengan sektor tunggal putranya yakni, Rajiv Ouseph. Pemain tunggal itu memiliki daya juang tinggi dan permainan yang ulet,
Tommy Sugiarto, tunggal putra senior Indonesia, kerap dipersulit oleh Rajiv yang kini berada di peringkat ke-37 dunia.
Walaupun tidak menghadapi lawan berat, Indonesia harus berhati-hati agar kejadian Sudirman Cup 2017 tidak terulang. Kala itu, Indonesia gagal lolos grup setelah secara mengejutkan kandas dari India dan gagal menang besar dari Denmark.
Lalu, bila lolos menuju babak fase gugur, tantangan Indonesia makin besar. Pasalnya, Indonesia bakal menghadapi lawan-lawan yang memiliki komposisi pemain lebih merata seperti, Jepang, China, Korea Selatan, Thailand, dan India.
Nah, apakah Indonesia mampu membuat Piala Sudirman pulang kampung ke tanah asalnya?
kita tunggu saja apakah bisa dibawa pulang ato ga mas… kalau saya sendiri,…
bukannya pesimis, sih tp kalau liat peta kekuatan, jpeang dan cina ada di puncak, semoga saja indonesia bisa mendobrak, dan membawa pulang piala tsb kembali
sama gan, ane juga pesimistis kalau liat kekuatan kita yang belum merata.
tapi ya kalau ada keajaiban sih ya gapapa sih.. hehe
Saya baru tahu asal nama sudirmannya ternyata dari pendiri pbsi. Nice info gan, soalnya awam bulu tangkis. Yang jelas sukses buat bulu tangkis Indonesia
hehe terima kasih gan