Wonderkid Indonesia siap meluncur pada tahun depan, meskipun belum jelas bakal ikut di turnamen level berapa. Dua nama yang pasti bakal muncul adalah ganda putra Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin dan tunggal putri Putri Kusuma Wardhhani.
Siapa kedua pemain ini, khusus untuk wonderkid ganda putra adalah juara dunia junior 2019 setelah mengalahkan wonderkid asal China Di Zi Jian/Wang Chan.
BACA JUGA: Asa Terakhir Ahsan dan Endo Raih Emas di Olimpiade
Pasangan itu kini berada di peringkat ke-70 dunia. Lalu, sepanjang tahun ini, pasangan itu sudah meraih empat gelar.
Tiga gelar itu, yakni di Pembangunan Jaya Raya Junior Grand Prix 2019 pada 30 April – 5 Mei 2019. Di final, mereka mengalahkan pasangan China Di Zian/Wang Chan dua set langsung 21-15, 21-14.
PODCAST: Menakar Kekuatan Pelatnas PBSI 2020, Yakin Bisa Bersaing Jadi Papan Atas Dunia?
Setelah itu, pasangan muda Indonesia ini juga meraup gelar di Malaysia International Series setelah mengalahkan pasangan Malaysia Low Hang Yee/Ng Eng Cheong 17-21, 21-17, 21-11.
Gelar keempat diraih pasangan ini di Badminton Asia Junior Championship 2019. Di final, mereka mengalahkan pasangan China Di Zi Jian/Wang Chan lewat rubber set 21-9, 15-21, 21-19.
Lalu, di kejuaraan dunia junior, pasangan muda Indonesia ini berhasil meraih gelar setelah mengalahkan pasangan China yang sama lewat dua set langsung 21-19, 21-18.
Dalam data BWF, Leo dan Daniel mulai berpasangan sejak 2016 di kancah junior. Tiga tahun berpasangan, total mereka meraih 5 gelar. Terbanyak diraih pada tahun lalu sebanyak 4 gelar.
Wonderkid Indonesia vs China
Nah, persaingan antara Indonesia dengan China juga tampak di level junior. Pesaing Leo/Daniel di sektor ganda putra junior adalah pasnagan China Di Zi Jian/Wang Chan.
Selama karir juniornya, Leo/Daniel menang secara head to head 3-2. Namun, Di Zi Jian/Wang Chan lebih dulu melaju ke level senior.
Pasangan junior China itu sudah mulai menyicipi turnamen level 300 ke atas sejak awal 2019. Kala itu, mereka dikalahkan pasangan Jepang Akira Koga/Taichi Saito di perempat final lewat rubber set 21-16, 12-21, 7-21.
Pasangan ini juga mengikuti Malaysia Master level 500 setelah lolos babak kualifikasi. Hasilnya, mereka kandas di babak pertama dari pasangan senior Malaysia Goh V Siem/Tan Wee Kiong lewat rubber set 14-21,21-9,9-21.
Bahkan, pasangan muda ini sempat menyicipi Indonesia Open yang merupakan turnamen level 1000. Di sana, mereka langsung kandas di babak pertama oleh pasangan China lainnya 14-21,18-21.
Tak hanya itu, mereka juga ikut tur Eropa di Denmark Open dan Prancis Open. Di Denmark, mereka dikalahkan pasangan Inggris dua set lansgung 13-21,21-13,15-21.
Di Prancis Open, pasangan muda ini membuat ganda putra peringkat 1 dunia Kevin Sanjaya/Marcus Gideon main hingga rubber set 21-19, 11-21, 17-21.
Dua turnamen besar yang mereka ikuti lainnya ada Fuzhou China Open 2019 dan Korea Master 2019.
Di Fuzhou, mereka kandas di babak pertama dari pasangan Malaysia Goh Sze Fei/Nur Izzuddin 18-21, 12-21, sedangkan di Korea Master mereka kalah di babak perempat final oleh pasangan senior Malaysia Goh/Tan 21-16,15-21,16-21.
Kini, pasangan China ini sudah bertengger di peringkat 33 dunia. Leo/Daniel pun harus mengejar ketertinggalan dari kompetitornya tersebut. Caranya, memberikan kesempatan kepada Leo/Daniel bermain di level 300 ke atas untuk membuktikan kemampuannya.
Putri Kusuma Wardani dan An Se Young
Keberadaan Putri Kusuma Wardani di tim utama tunggal putri seolah membawa harapan besar untuk kebangkitan sektor tersebut.
Bukan apa-apa, seniornya yang tergolong masih muda, Fitriani, Gregoria Mariska, dan Ruselli Hartawan tampaknya bakal sulit bersaing di level yang lebih tinggi.
Putri pun diharapkan bisa menjadi wonderkid yang mengejutkan dunia seperti, An Se Young. Namun, harapan itu bakal terlalu berat jika dibebankan kepada putri.
Dia harus benar-benar bermain tanpa beban untuk menunjukkan bakatnya. Kini, Putri berada di peringkat 244 dunia.
Jika Susi Susanti sempat mengatakan cukup sulit mencari tunggal putri petarung. Mungkin, Putri Kusuma Wardhani bisa menjadi salah satu opsi tunggal putri petarung tersebut.
Putri sudah bertemu An Se Young sebanyak tiga kali sepanjang karir juniornya. Dari ketiga pertemuan itu, Putri selalu keok dari wonderkid asal Korea Selatan tersebut.
Pertemuan pertama terjadi di Pembangunan Jaya Raya International Junior Grandprix 2017. Di sana, Putri kalah dari An Se Young di semi final lewat rubber set 13-21, 21-18, 18-21.
Pertemuan kedua terjadi di kandang An Se Young, Yonex Korea Junior Badminton Championship 2017. Di sana, Putri kalah dua set langsung 16-21, 13-21.
Pertemuan ketiga terjadi di Paytren Berkat Abadi Indonesia International Challenge. Putri kembali kalah dua set langsung di babak 16 besar dari An Se Young dengan skor 11-21, 19-21.
Dengan masuk tim utama PBSI tahun depan, apakah Putri bisa membalaskan dendam kekalahannya dari An Se Young di level junior?
Kita nantikan saja aksi dua wonderkid Indonesia yang sudah naik kelas ke level senior pada tahun depan ya.