Saham BRIS alias BRI Syariah melonjak drastis setelah muncul wacana merger bank syariah yang dimiliki bank BUMN. Namun, banyak juga pemegang saham ritel anak usaha PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. yang bertanya bagaimana nasib saham yang dimiliki jika BRIS, kode BRI Syariah, dimerger?
Tiga bank BUMN seperti, Bank Mandiri, BNI, dan BRI memiliki anak usaha bank syariah. Seperti, Bank Mandiri memiliki Bank Syariah Mandiri, BNI memiliki BNI Syariah, dan BRI memiliki BRI syariah. Lalu, BTN memiliki unit usaha syariah (UUS).
Nah, ketiga bank umum syariah dan satu unit usaha syariah milik bank BUMN itu akan dilebur menjadi satu bank syariah terbesar di Indonesia.
Kalau dirunut, rencana merger bank syariah milik BUMN ini sudah mencuat sejak lama. Namun, tidak ada realisasinya hingga saat ini.
Saat menteri BUMN dipimpin oleh Rini Soemarno, ada dua opsi penggabungan bank syariah milik perusahaan pelat merah tersebut. Pertama, membuat dua bank syariah besar dari 4 entitas syariah tersebut. Kedua, membuat satu bank besar dari ke-4 entitas tersebut.
Rencananya, anak usaha dan unit usaha syariah milik bank BUMN itu akan digarap setelah holding BUMN keuangan rampung. Danareksa pun sudah ditunjuk sebagai holding BUMN keuangan yang akan membawahi ke-4 bank BUMN, Pegadaian, dan Bahana.
PODCAST: KPR oh KPR, Tantangan Nyicilnya di Tengah Pandemi
Namun, wacana holding BUMN keuangan itu sirna setelah Menteri BUMN saat ini Erick Thohir membatalkannya. Alhasil, nasib rencana merger entitas syariah itu pun terkatung-katung.
Nah, Erick Thohir secara mengejutkan ungkap rencana merger tersebut. Konon, jika ke-3 bank umum syariah dan 1 unit syariah dimerger, bisa menjadi bank dengan aset terbesar ke-8 di Indonesia.
Rencana itu pun membuat harga saham BRI Syariah yang akan terlibat dalam aksi merger itu melejit gila-gilaan. Sepanjang Senin 6 Juli 2020, harga saham BRIS melejit 29,41% menjadi Rp396 per saham. Sampai pada penutupan perdagangan Selasa 7 Juli 2020, harga saham BRIS lanjut melejit 14,14% menjadi Rp452 per saham.
Apa yang Terjadi dengan Saham BRIS Jika Merger itu Terealisasi?
Banyak pemegang saham ritel yang penasaran bagaimana nasib mereka jika BRI Syariah merger. Ada dua opsi yang kemungkinan terjadi, pertama BRI Syariah jadi entitas hasil merger atau BRI Syariah harus delisting dari BEI terlebih dulu untuk melakukan merger.
Dari kedua opsi itu, pilihan kedua paling mungkin terjadi saat ini. Alasannya, BRI Syariah bukan bank syariah milik BUMN terbesar saat ini. Posisi BRI Syariah berada di peringkat ketiga terbesar dari segi aset maupun modal inti.
Bank Syariah Mandiri menjadi anak usaha syariah bank BUMN terbesar dari segi aset maupun modal inti. Dengan begitu, entitas terakhir setelah merger bisa jadi Bank Syariah Mandiri, meski mungkin bisa saja berganti nama.
Di sisi lain, Bank Syariah Mandiri juga berencana melantai di bursa saham pada tahun ini. Namun, belum ada kabar terkini terkait realisasi rencana melantai di bursa tersebut.
Lalu, apa yang terjadi jika BRI Syariah dilebur dengan Bank Syariah Mandiri? pemegang saham ritel alias saham free float di BRI Syariah akan ditender offer oleh pemerintah sebagai langkah menuju delisting.
Nah, banyak yang menilai hal ini sebagai langkah positif bagi para pemegang saham ritel BRI Syariah. Pasalnya, delisting dilakukan karena aksi korporasi yang besar, kemungkinan besar tender offer harga saham BRI Syariah bisa di atas nilai buku beberapa kali lipat.
Pasalnya, hal itu mengingatkan kisah delistingnya Aqua dari BEI pada 2010. Kala itu, Aqua memutuskan delisting dengan harga tender offer saham publik senilai Rp500.000 per saham. Nilai itu dianggap sangat tinggi karena perusahaan independen hanya memberikan nilai wajar senilai Rp222.460 per saham pada perusahaan air mineral kemasan tersebut.
Rencana delisting Aqua menjadi salah satu kisah panjang. Soalnya, Aqua sudah mengumandangkan rencana delisting sejak 2001, tetapi baru terealisasi pada 2010.
Aqua sempat merencanakan delisting pada 2001 dengan harga tender offer Rp35.000 per saham, tetapi rencana ini ditolak oleh pemegang saham. Padahal, nilai itu berada di atas harga saham yang beredar saat ini.
Alhasil, setelah pengumuman rencana delisting yang batal itu, harga saham Aqua tembus Rp35.000 per saham.
Nah, kira-kira berapa ya nilai tender offer dari BRI Syariah jika nanti harus delisting untuk merger dengan anak usaha bank syariah BUMN lainnya?
Melihat Potensi Hasil Merger Bank Syariah BUMN
Erick Thohir sesumbar jika tiga bank umum syariah dan satu unit usaha syariah milik BUMN itu dimerger bisa menjadi bank dengan aset terbesar ke-8 di Indonesia.
Jika merujuk ke kinerja keuangan kuartal I/2020, gabungan entitas syariah BUMN itu akan memiliki aset Rp236,89 triliun.
Nah, ujaran Erick itu bukan sekadar omong kosong belaka karena nilai aset itu di atas dua bank BUKU IV, yakni PT Bank Danamon Tbk. dan PT Bank Panin Tbk.
Namun, dari segi modal inti, ketiga bank umum dan unit usaha syariah, bank hasil merger itu masih menjadi bank BUKU III, belum bisa tembus menjadi bank BUKU IV.
Adapun, ada satu fokus dalam melakukan merger ketiga bank umum dan unit usaha syariah itu, yakni terkait rasio pembiayaan bermasalah. Unit Usaha Syariah BTN memiliki rasio pembiayaan bermasalah kotor terbesar 7,54%, sedangkan BRI Syariah menjadi yang terbesar kedua 5%.
Bank Syariah Mandiri menjadi bank syariah milik BUMN dengan rasio pembiayaan bermasalah kotor terkecil sebesar 2,9%.
Jadi Kemana Arah Harga Saham BRIS ya?
Harga saham saat ini [7/7/2020] Rp452 per saham masih berada di bawah harga penawaran IPO senilai Rp510 per saham dan level tertingginya Rp650 per saham.
Dalam setahun terakhir, harga saham tertinggi BRIS berada di level Rp525 per saham. Lalu, harga saham terendah setahun terakhir berada di level Rp135 per saham.
Saat ini, harga saham Rp452 per saham adalah harga dengan level tertinggi dalam 6 bulan terakhir.
Dengan begitu, sedikit berisiko jika membeli BRI Syariah saat ini. Alasannya, potensi kenaikan ke depannya akan makin kecil. Jika, hari pertama isu merger dimunculkan bisa naik 20%, pada hari kedua cuma naik 14%. Bisa jadi, besok cuma mampu naik 7% dan bisa juga turun.
Yang pasti, pada akhir pekan alias Jumat nanti, bakal ada aksi taking profit alias ambil untung saham BRIS. Jadi, siap-siap saja kemungkinan harga sahamnya turun tajam ke level Rp300 per saham.
Bicara sentimen merger, realisasi aksi korporasi itu akan cukup lama karena melibatkan empat bank BUMN, yakni Bank Mandiri, BRI, BNI, dan BTN. Keempat bank itu harus melakukan rapat umum terlebih dulu yang bisa memakan waktu berbulan-bulan.
Mungkin, realisasi merger bank syariah BUMN baru bisa terjadi sekitar 1-2 tahun ke depan. Selama proses itu, dua bank syariah milik bank pelat merah mungkin sudah IPO.
Bank Syariah Mandiri dan BNI Syariah sudah mengumbar rencana melantai di bursa sejak beberapa tahun terakhir. Jika salah satu dari bank itu melantai di bursa, mungkin bisa lebih menarik ketimbang BRI Syariah.
Di luar dari saham BRIS melejit. Semoga dengan adanya merger ini market share bank syariah di Indonesia meningkat. Aamiin