Airbnb siap kembali pulih, meski pandemi Covid-19 masih menerpa dunia. Startup yang sempat memiliki valuasi US$31 miliar itu mengaku siap melanjutkan rencana melantai di bursa. Masih adakah yang tertarik dengan saham operator hotel virtual di tengah era kenormalan baru?
Kepala Eksekutif Airbnb Brian Chesky mengklaim pihaknya melanjutkan upaya melakukan penawaran perdana di lantai bursa setelah pandemi Covid-19 menekan bisnisnya.
Sebelumnya, Airbnb berencana melantai di bursa pada Maret 2020. Namun, rencana itu ditunda karena pandemi Covid-19 membuat pergerakan traveling di seluruh dunia terhenti.
BACA JUGA: Investasi di Reksa Dana Halal atau Haram ya?
Bahkan, perseroan terpaksa memberhentikan 25% karyawannya sebanyak 1.900 orang akibat operasi yang terhenti sementara.
Namun, memasuki Juli 2020, Chesky menunjukkan mulai ada pemesanan layanan baru yang masuk ke Airbnb dalam beberapa pekan terakhir.
“Ini adalah sesuatu yang tidak pernah saya bayangkan dan bertentangan dengan logika di tengah aksi penguncian di beberapa negara Amerika Serikat (AS),” ujarnya seperti dikutip dari Economic Times.
Saat ini, perseroan tengah berupaya memperbaiki hubungan dengan para mitranya. Pasalnya, para mitranya banyak yang marah karena Airbnb mengizinkan tamu untuk membatalkan pemesanan dan uang kembali 100%.
Di sisi lain, Airbnb juga melakukan inovasi dengan menjajakan akses aktivitas virtual melalui streaing video. Lalu, perseroan juga mempromosikan penyewaan di daerah pedesaan dengan jarak tertentu.
Airbnb Didesak Karyawan untuk IPO
Sebenarnya, Airbnb dalam tekanan untuk melantai di bursa efek dari karyawannya. Pasalnya, saham yang dimiliki karyawannya sejak perseroan pertama kali berdiri akan kadaluwarsa pada tahun ini.
Namun, startup operator hotel virtual itu dinilai tidak perlu khawatir untuk melanjutkan IPO. Soalnya, investor diprediksi tetap merespons positif perusahaan teknologi yang melantai di bursa, meski banyak kegagalan dari UBER dan WeWork, serta skandal Luckin Coffee.
Asumsi itu muncul setelah melihat dua saham teknologi, yakni Lemonade, startup asuransi online dan NCino, startup teknologi finansial, harga sahamnya naik dua kali lipat setelah melantai di bursa dalam beberapa pekan terakhir.
Di sisi lain, Chesky menekankan perseroan tidak berkomitmen mengejar target melantai di bursa pada tahun ini. Namun, perseroan tetap menjadikan rencana ke bursa sebagai prioritas.
“Ketika pasar siap, kami akan siap. Kami (AirBnB) memang sedang turun, tapi tidak keluar dari jalur,” ujarnya.
Chesky juga mengumumkan Catherine Powel, Eksekutif berpengalama di perusahaannya, akan mendapatkan peran tambahan sebagai kepala eksekutif mitra global. Pasalnya, Greg Greeley, yang menjabat di posisi itu memilih resign dari perseroan.
Lalu, Hiroki Asai, veteran dari Apple selama 18 tahun pun ikut bergabung dengan Airbnb untuk mendukung pemasaran startup operator hotel virtual tersebut.
Saat ini, valuasi Airbnb terpangkas hampir US$13 miliar menjadi US$18 miliar. AirBnB mencatatkan diri sebagai startup unikorn pertama kali pada 26 Juli 2011.