Ulasan – SuryaRianto https://suryarianto.id Seterang Matahari Fri, 03 Apr 2020 13:54:18 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=5.4 https://suryarianto.id/wp-content/uploads/2019/03/cropped-orbz_sun-32x32.png Ulasan – SuryaRianto https://suryarianto.id 32 32 Jadwal Dividen Tahun Ini, Kira-kira Saham Apa yang Paling Royal Ya? https://suryarianto.id/jadwal-dividen-tahun-ini-kira-kira-saham-apa-yang-paling-royal-ya/ https://suryarianto.id/jadwal-dividen-tahun-ini-kira-kira-saham-apa-yang-paling-royal-ya/#respond Tue, 03 Mar 2020 11:25:09 +0000 https://suryarianto.id/?p=903 Jadwal dividen menjadi yang dinantikan para trader yang mungkin kini sudah merangkap sebagai investor atau memang sejatinya sudah berniat menjadi investor. Lalu, emiten mana yang tebar dividen paling besar ya? Secara nilai total dividen, lima emiten yang terbesar membagikan dividen per 3 April 2020 adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., PT Bank Mandiri (Persero) […]

The post Jadwal Dividen Tahun Ini, Kira-kira Saham Apa yang Paling Royal Ya? appeared first on SuryaRianto.

]]>
Jadwal dividen menjadi yang dinantikan para trader yang mungkin kini sudah merangkap sebagai investor atau memang sejatinya sudah berniat menjadi investor. Lalu, emiten mana yang tebar dividen paling besar ya?

Secara nilai total dividen, lima emiten yang terbesar membagikan dividen per 3 April 2020 adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk., PT Bank Danamon Tbk., dan PT Adira Multi Finance Tbk.

Bisa dibilang, kelima saham yang paling royal bagikan dividen sampai saat ini berasal dari sektor finansial.

Secara total, BRI membagikan dividen senilai Rp20,6 triliun, Bank Mandiri bagikan Rp16,49 triliun, BNI bagikan Rp3,85 triliun, Bank Danamon bagikan Rp1,42 triliun, dan Adira bagikan Rp1,05 triliun.

BACA JUGA: Virus Corona Masuk Indonesia, Sentimen Positif untuk Saham Farmasi dan Rumah Sakit?

Jika dilihat dari segi dividen per saham ternyata tidak ada perubahan signifikan. Hanya posisinya yang berubah, Adira menjadi saham yang bagikan dividen per saham paling besar senilai Rp1.054 per saham.

Bank Mandiri berada di posisi kedua dengan nilai Rp353,34 per saham. Lalu, BNI di posisi ketiga dengan nilai Rp206,25 per saham.

Bank Danamon bertengger di posisi keempat dengan nilai Rp187,55 per saham, sedangkan BRI di posisi kelima dengan nilai Rp168,2 per saham

Sampai akhir Februari 2020, baru ada tiga emiten yang melakukan RUPS tahunan. Ketiga emiten itu antara lain, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

1. Valuasi Saham Adira (ADMF)

Adira menutup perdagangan Jumat 3 April 2020 dengan penguatan sebesar 3,31% menjadi Rp7.800 per saham. Lalu, bagaimana dengan valuasi harga saham emiten ini, sudah murah atau masih mahal?

Jika dilihat dengan acuan price earning to ratio (PER) dan price to book value ratio (PBV). Posisi PER Adira saat ini sebesar 3,7 kali, sedangkan PBV sebesar 0,97 kali.

Angka itu bisa dibilang sudah cukup murah. Apalagi, kalian masih bisa mendapatkan hak dividen senilai Rp1.054 per saham jika membeli sebelum 8 April 2020.

Dengan modal Rp780.000 untuk membeli 1 lot saham Adira, kamu akan mendapatkan Rp105.400 dari dividen yang akan dibayarkan pada 30 April 2020.

Nilai dividen itu sudah setara 13,51% dari nilai investasi 1 lot saham Adira. Sebuah persentase cuan yang mungkin cukup sulit untuk didapatkan di tengah pandemi Covid-19 saat ini.

2. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.



Harga saham BMRI pada penutupan Jumat 3 April 2020 menguat 5,79% menjadi Rp5.025 per saham. Lalu, apakah harga sahamnya sudah murah?

Jika di cek secara valuasi dengan acuan PER dan PBV, saat ini PER Bank Mandiri sebesar 8,53 kali, sedangkan PBV sebesar 1,15 kali. Apakah angka valuasi ini cukup murah?

Jika melihat status Bank Mandiri sebagai bank BUKU IV alias kasta tertinggi dan menjadi bank dengan aset terbesar kedua di Indonesia, valuasi itu harusnya sudah cukup murah.

Namun, ada beberapa kekhawatiran terkait saham bank saat ini, yakni terkait dampak pandemi Covid-19. Ada kekhawatiran rasio kredit bermasalah perbankan bisa meningkat.

Di sisi lain, pemerintah sudah menyiapkan stimulus untuk restrukturisasi kredit sejak dini sehingga dampaknya kepada NPL bank bisa lebih sedikit. Apalagi, bank bermodal besar seperti, Bank Mandiri harusnya tidak terdampak signifikan hingga harga sahamnya bakal anjlok parah.

3. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI)

Harga saham BBNI ditutup menguat 4,16% menjadi Rp4.010 per saham pada perdagangan Jumat 3 April 2020.

Jika dilihat dari PER dan PBVnya saat ini, BBNI memiliki PER sebesar 4,86 kali dan PBV 0,61 kali. Artinya, valuasi BBNI bisa dibilang lebih murah ketimbang BMRI yang memiliki PER maupun PBV lebih tinggi dari BBNI.

Kedua bank ini sangat bisa dibandingkan karena apple to apple dari segi bisnis. BBNI dan BMRI sama-sama memiliki porsi kredit di sektor korporasi, konsumer, dan sedikit di UMKM.

Namun, yang perlu dilihat adalah dari segi fundamental keuangan. Bank Mandiri bisa dibilang lebih baik setelah mengalami pemulihan selama tiga tahun terakhir.

Di sisi lain, BNI kini dipimpin oleh Dirut anyar, yang merupakan orang lama, yakni Herry Sidharta. BBNI akan menanti tuah Herry, akankah membawa bank yang pernah jadi bank sentral di Indonesia ke arah yang lebih bagus ke depannya?

4. PT Bank Danamon Tbk. (BDMN)

Selaras dengan saham sektor finansial lainnya, Bank Danamon juga menutup perdagangan Jumat 3 April 2020 dengan kenaikan sebesar 1% menjadi Rp2.030 per saham.

Secara valuasi PER dan PBV, Bank Danamon lebih murah lagi ketimbang BMRI. BDMN memiliki PER sebesar 4,87 kali, sedangkan PBV sebesar 0,44 kali.

Namun, secara PER, BDMN lebih mahal ketimbang BBNI, meski dari segi PBV tetap lebih rendah dari BBNI.

Secara keseluruhan, BDMN sedang masa transisi setelah diakuisisi oleh MUFG grup, bank asal Jepang. Lalu, BDMN pun tengah menuju menjadi bank BUKU IV. [secara modal inti harusnya sudah menjadi bank BUKU IV]

Permasalahan utama Bank Danamon ketika masih berada di tangan Temasek Grup adalah kredit UMKM. Bank Danamon memiliki keunggulan di sektor kredit mikro sejak 2004, tetapi ternyata kredit sektor itu memberikan kredit bermasalah yang cukup tinggi pada beberapa tahun terakhir.

Secara perlahan, Bank Danamon pun sudah membereskan kredit mikro bermasalah tersebut.

5. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI)

Saham BBRI mencatatkan kenaikan tipis 0,7% menjadi Rp2.890 per saham pada penutupan perdagangan 3 April 2020. Bagaimana dengan valuasinya?

Harga saham BBRI itu bisa dibilang sudah anjlok parah dari sebelumnya berada di level Rp4.000-an.

Namun, ternyata dari segi valuasi, saham BBRI tetap yang paling mahal dibandingkan dengan bank besar lainnya seperti, BMRI, BBNI, dan BDMN. BBRI memiliki PER sebesar 10,36 kali dengan PBV 1,73 kali.

Apalagi, BBRI bakal menghadapi tantangan yang lebih besar dalam pandemi Covid-19. Pasalnya, mayoritas portofolio kreditnya di sektor UMKM yang paling terdampak dari pandemi tersebut.

Hal itu diungkapkan oleh Sri Mulyani yang membandingkan kondisi sekarang dengan krisis 1998. Jika, krisis 1998, UMKM menjadi bisnis yang paling bisa bertahan, tetapi di kala pandemi ini justru bisnis kecil menengah itu yang terengah-engah mencari cuan.

Artinya, BBRI bisa mencatatkan kenaikan rasio kredit bermasalah dan perlambatan pertumbuhan kredit. Mungkin, masih ada peluang mencari posisi harga saham BBRI lebih murah lagi ke depannya, jika kalian tertarik masuk ke bank dengan aset terbesar di Indonesia tersebut.

*update terakhir pada 3 April 2020

The post Jadwal Dividen Tahun Ini, Kira-kira Saham Apa yang Paling Royal Ya? appeared first on SuryaRianto.

]]>
https://suryarianto.id/jadwal-dividen-tahun-ini-kira-kira-saham-apa-yang-paling-royal-ya/feed/ 0
IHSG Anjlok ke 5.500, Ini Saham Berdarah Layak Koleksi https://suryarianto.id/ihsg-anjlok-ke-5-500-ini-saham-berdarah-layak-koleksi/ https://suryarianto.id/ihsg-anjlok-ke-5-500-ini-saham-berdarah-layak-koleksi/#respond Thu, 27 Feb 2020 12:45:55 +0000 https://suryarianto.id/?p=895 IHSG anjlok berdarah-darah hingga tembus 5.535 pada perdagangan Kamis (27/02/2020). Level itu mendekati level terendah pada Februari 2017. Entah, ada apa dengan IHSG anjlok, mungkin ada kombinasi wabah Virus Corona yang kian meluas, serta perubahan status negara maju versi Amerika Serikat (AS). Domestik sendiri ada isu cukai yang dikenakan ke sektor plastik, otomotif, dan makanan […]

The post IHSG Anjlok ke 5.500, Ini Saham Berdarah Layak Koleksi appeared first on SuryaRianto.

]]>
IHSG anjlok berdarah-darah hingga tembus 5.535 pada perdagangan Kamis (27/02/2020). Level itu mendekati level terendah pada Februari 2017.

Entah, ada apa dengan IHSG anjlok, mungkin ada kombinasi wabah Virus Corona yang kian meluas, serta perubahan status negara maju versi Amerika Serikat (AS). Domestik sendiri ada isu cukai yang dikenakan ke sektor plastik, otomotif, dan makanan minuman.

BACA JUGA: Kopi Kenangan IPO, Dejavu untuk Rencana yang Molor

Di luar itu, ada pula sentimen positif yang berasal dari penurunan suku bunga Bank Indonesia (BI) sebesar 25 bps pada pekan lalu. Kemudian, pemerintah yang siap menggelontorkan Rp10 triliun untuk paket ekonomi menahan tekanan Virus Corona.

Sayangnya, sentimen positif itu belum mampu mengangkat IHSG lebih kuat lagi.

Di tengah IHSG anjlok ini, kira-kira saham apa ya yang menarik?

Menurut data statistik perdagangan Kamis (27/02/2020), secara year to date, IHSG sudah anjlok 12,13%. Lalu, sepanjang Februari 2020 sudah anjlok 6,81%.

Dari situ, harga saham yang sudah melorot cukup dalam dengan indikator pengaruhnya ke IHSG sepanjang 2020 antara lain, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk., PT Bank Central Asia Tbk., PT Unilever Indonesia Tbk. PT Barito Putra Tbk., dan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk.

Di bawah 5 besar saham paling anjlok sepanjang tahun ini, ada PT HM Sampoerna Tbk., PT Astra International Tbk., PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., PT Perusahaan Gas Negara Tbk., dan PT Bank Mayapada International Tbk.

Nah, dari kesepuluh saham itu mana yang valuasinya sudah murah banget ya?

Kalau dari 10 saham itu, ada lima emiten yang paling murah di antara yang mahal, yakni Astra International (ASII), PGN (PGAS), BRI (BBRI), HM Sampoerna (HMSP). dan Telkom (TLKM).

Menatap Pesona PGAS di Tengah Sentimen Penurunan Harga Gas Industri

Dari segi Price Book Value (PBV) Ratio, PGAS menjadi yang paling murah dengan PBV 0,91 kali. Sepanjang tahun ini, harga saham PGAS pun sudah turun hingga 36,2%.

Namun, sentimen negatif PGAS belum berakhir karena pemerintah memutuskan untuk turunkan harga gas industri menjadi US$6 per MMBTU. Penurunan harga gas industri bisa menekan kinerja PGAS, apalagi jika trader gas bertingkat masih berlaku.

Polemik trader gas bertingkat ini sulit dibasmi pemerintah karena sudah mendarah daging. Hal itu pula yang mendongkrak harga gas industri domestik cukup mahal.

Dengan begitu, ada potensi harga saham PGAS terus turun selanjutnya. Namun, jika ingin koleksi jangka panjang mungkin bisa masuk secara bertahap sesuai dengan tren penurunan harga saham selanjutnya.

IHSG Anjlok, Daya Tarik Astra International

Saham yang menarik kedua adalah ASII. Alasannya, emiten multinasional itu adalah emiten dengan Price to Earning Ratio (PER) terendah dari 10 emiten yang harga sahamnya paling anjlok sepanjang tahun ini.

PER ASII tercatat sebesar 11,38 kali. Sama halnya dengan PGAS, ASII belum menemukan sentimen positifnya.

Pasalnya, di tengah penjualan otomotif yang bergairah, ASII juga diserang sentimen negatif lainnya, yakni usulan cukai emisi kendaraan bermotor.

Jika jadi terlaksana, artinya harga jual kendaraan bermotor bisa makin tinggi. Hal itu menambah buruk nasib penjualan otomotif di Indonesia.

Di sisi lain, ASII juga mendapatkan sentimen negatif lainnya dari kinerja anak usaha yang kurang bergairah.

Harga saham ASII sudah anjlok 14,1% sepanjang tahun ini. Dengan sentimen negatif cukai emisi kendaraan bermotor, bukan tidak mungkin harga saham ASII makin amblas.

Seperti juga saran pada saham PGAS, kalian bisa mulai masuk saham ASII secara bertahap setiap ada penurunan harga sahamnya. Pasalnya, secara jangka panjang saham ASII masih punya prospek cerah dan balik ke level Rp8.000-an.

Pesona BBRI dan TLKM dari Para Laggard Sepanjang 2020

Di luar kedua saham itu, BBRI dan TLKM cukup menarik dikoleksi jika dibandingkan dari 10 saham yang paling ambyar sepanjang 2020.

Saat ini, PER BBRI sebesar 14,8 kali dan PBVnya 2,47 kali. Harga saham BBRI sudah amblas 6,1% sepanjang tahun ini.

Namun, tantangan dari BBRI adalah tingkat suku bunga yang rendah bisa memangkas net interest margin (NIM) perseroan. Belum lagi perlambatan ekonomi juga bisa memengaruhi permintaan kredit.

Lalu, TLKM yang harga sahamnya sudah amblas 12,6% sepanjang tahun ini menjadi menarik karena sindiran Menteri BUMN Erick Thohir pada Februari 2020.

Sindiran Erick soal Telkom yang cuma ngandelin Telkomsel membuat perseroan berecana ekspansi ke bisnis big data pada tahun ini. Artinya, ada prospek cerah ke depannya.

PER Telkom saat ini sebesar 15,36 kali, sedangkan PBVnya 3,45 kali.

Tantangannya adalah persaingan industri telekomunikasi makin sengit, meski Telkomsel tetap menguasai pangsa pasar. Di sisi lain, jika ekspansi Telkom tidak langsung berhasil justru bisa menjadi pedang bermata dua.

Kinerja TLKM yang bisa dibilang cukup oke dari segi bottom line pada 2019 bisa amblas. Pasalnya, mereka menyiapkan anggaran ekspansi sebesar 25% dari total pendapatan pada 2019.

Kedua saham itu layaknya PGAS dan ASII, bisa dikoleksi secara bertahap. Soalnya, masih ada potensi penurunan harga lagi ke depannya.

Sambil koleksi bertahap, kalian juga bisa menikmati dividennya. Dengan catatan, kalian koleksi untuk jangka panjang sehingga tidak terjebak pada dividen trap.

Tertarik mulai koleksi saham-saham itu?

The post IHSG Anjlok ke 5.500, Ini Saham Berdarah Layak Koleksi appeared first on SuryaRianto.

]]>
https://suryarianto.id/ihsg-anjlok-ke-5-500-ini-saham-berdarah-layak-koleksi/feed/ 0
Saham AKRA, Ketika Founder Tambah Kepemilikan, Saatnya Ikut Koleksi? https://suryarianto.id/saham-akra-ketika-founder-tambah-kepemilikan-saatnya-ikut-koleksi/ https://suryarianto.id/saham-akra-ketika-founder-tambah-kepemilikan-saatnya-ikut-koleksi/#respond Thu, 20 Feb 2020 12:32:07 +0000 https://suryarianto.id/?p=877 Saham AKRA sudah turun hingga 22,53% sepanjang tahun berjalan ini. Namun, ada secercah harapan untuk saham eks produsen sorbitol ini ke depannya, meski dari sisi kinerja masih sangat menantang. Harga saham AKRA bisa kembali menghijau tipis 0,66% menjadi Rp3.060 per saham pada penutupan perdagangan Kamis (20/02/2020). Sebenarnya, saham AKRA mulai menarik saat perdagangan pada 18 […]

The post Saham AKRA, Ketika Founder Tambah Kepemilikan, Saatnya Ikut Koleksi? appeared first on SuryaRianto.

]]>
Saham AKRA sudah turun hingga 22,53% sepanjang tahun berjalan ini. Namun, ada secercah harapan untuk saham eks produsen sorbitol ini ke depannya, meski dari sisi kinerja masih sangat menantang.

Harga saham AKRA bisa kembali menghijau tipis 0,66% menjadi Rp3.060 per saham pada penutupan perdagangan Kamis (20/02/2020).

Sebenarnya, saham AKRA mulai menarik saat perdagangan pada 18 Februari 2020. Saat itu, harga saham naik 0,97% menjadi Rp3.100 per saham.

Sebuah angin segar untuk para pemegang saham AKRA yang masuk pada kisaran Rp3.700-an, meski penguatannya masih tergolong labil.

BACA JUGA: AKRA, Membongkar Pesona Eks Produsen Sorbitol Raksasa Dunia

Namun, kenaikan harga saham AKRA pada periode itu bukan tanpa sebab. Ada transaksi yang dilakukan oleh pemegang saham di atas 5%.

PT Artha Kencana Rayatama belanja 1,7 juta saham AKRA pada periode itu. Dengan transaksi itu, jumlah kepemilikan Artha Kencana Rayatama menjadi 10,95% dibandingkan dengan 10,91% pada periode sebelumnya.

Usut punya usut, Artha Kencana Rayatama memiliki presiden komisaris yang sama dengan AKRA, yakni Soegiarto Adikoesoemo.

Soegiarto adalah founder AKR Corporindo yang didirikan pada 1992. Jadi, bisa dibilang, transaksi ini dilakukan oleh pihak AKR sendiri.

Ketika sang founder memutuskan untuk melakukan aksi beli, akankah ada suatu aksi dari AKRA yang bisa mengerek harga sahamnya?

Prospek Saham AKRA

Salah satu prospek saham AKRA adalah lini bisnis kawasan industri. Perseroan optimistis kalau lini bisnis itu bisa mendongkrak kinerja dengan potensi tambahan tenant.

Dikutip dari Bisnis.com, Direktur AKR Corporindo Suresh Vembu mengatakan perseroan tengah bernegosiasi dengan beberapa calon tenant yang berminat untuk kawasan Industry Java Integrated Industrial Port Estate (JIIPE) di Gresik, Jawa Timur.

Tahun lalu, AKRA sudah memiliki dua penghuni baru di JIIPE, yakni PT Waskita Beton Precast Tbk. dan PT Pangan Sari Utama Food Distribution.

Selain dua perusahaan itu, PT Freeport Indonesia juga menyewa lahan seluas 103 hektare di JIIPE untuk pembangunan smelter.

Nantinya, pendapatan sewa itu bakal dimasukkan ke dalam laporan keuangan kuartal IV/2019. Artinya, bisa saja kinerja AKRA sepanjang 2019 akan lebih baik.

Pasalnya, kinerja laba bersih AKRA sampai kuartal III/2019 susut 58,75% menjadi Rp521,97 miliar dibandingkan dengan Rp1,26 triliun pada periode sama tahun sebelumnya.

Penurunan laba bersih itu selaras dengan penurunan pendapatan sebesar 10,15% menjadi Rp15,11 triliun.

Lebih miris lagi, arus kas AKRA juga minus Rp526,46 miliar. Ditambah, rasio debt to equity ratio (DER) perseroan sudah lebih dari 100%, yakni 115,17%.

Apakah AKRA Layak Koleksi?

Kalau dilihat rasio profitabilitynya, Dividend Payout Ratio (DPR) AKRA bisa dibilang cukup tinggi, yakni 127,66%. Bagi, yang mengincar laba jangka pendek, AKRA bisa menjadi opsinya nih. Apalagi, sekarang mulai masuk masa RUPS tahunan dan pembagian dividen, meski sampai kuartal ketiga kemarin laba AKRA lagi tergerus.

Dari sisi Return on Equity (ROE) AKRA berada di sekitar 9,19%, sedangkan Return on Asset (ROA) sebesar 3,9%. Artinya, AKRA hanya mampu menghasilkan keuntungan 9,19% dari total modalnya. Lalu, perseroan juga cuma bisa menghasilkan keuntungan 3,9% dari aset yang dimilikinya.

Dengan fundamentalnya itu, Price Earning Ratio (PER) AKRA sebesar 16,28 kali dengan Price Book Value (PBV) Ratio 1,5 kali. Saya tidak bisa mengatakan posisi ini sudah murah, tetapi sudah masuk ke dalam posisi layak koleksi.

Itu pun jika bisnis sektor lahan industri bisa berjalan dengan baik. Target tenant baru bisa tercapai sehingga kinerja bisa optimal dan harga saham AKRA bisa bangun lagi.

Kamu mau koleksi AKRA jadi salah satu portofolio sahammu?

The post Saham AKRA, Ketika Founder Tambah Kepemilikan, Saatnya Ikut Koleksi? appeared first on SuryaRianto.

]]>
https://suryarianto.id/saham-akra-ketika-founder-tambah-kepemilikan-saatnya-ikut-koleksi/feed/ 0
Saham Astra, Koleksi Blue Chip yang Tengah Dirudung Badai https://suryarianto.id/saham-astra-koleksi-blue-chip-yang-tengah-dirudung-badai/ https://suryarianto.id/saham-astra-koleksi-blue-chip-yang-tengah-dirudung-badai/#respond Wed, 19 Feb 2020 12:30:26 +0000 https://suryarianto.id/?p=870 Saham Astra International terus anjlok sepanjang tahun ini. Puncaknya, pada 13 Februari 2020 ketika harga saham perusahaan multinasional itu turun tembus Rp5.950 per saham. Kira-kira, salah satu saham Bluechip ini bisa tetap jadi koleksi yang menarik enggak ya? Kini, harga saham Astra dengan kdoe ASII itu sudah bangkit lagi. Pada penutupan perdagangan Rabu (19/02/2020), harga […]

The post Saham Astra, Koleksi Blue Chip yang Tengah Dirudung Badai appeared first on SuryaRianto.

]]>
Saham Astra International terus anjlok sepanjang tahun ini. Puncaknya, pada 13 Februari 2020 ketika harga saham perusahaan multinasional itu turun tembus Rp5.950 per saham. Kira-kira, salah satu saham Bluechip ini bisa tetap jadi koleksi yang menarik enggak ya?

Kini, harga saham Astra dengan kdoe ASII itu sudah bangkit lagi. Pada penutupan perdagangan Rabu (19/02/2020), harga saham Astra International naik 2,46% secara harian menjadi Rp6.250 per saham. Namun, badai Astra tampaknya belum berhenti.

Jika melihat kinerja Astra sampai kuartal III/2019, tekanan kinerja keuangan bisa membuat harga saham ASII kembali tertekan.

BACA JUGA: Beli 4% Saham Blue Bird, Jadi Langkah Awal Gojek untuk Delisting?

Sampai 9 bulan pada 2019 saja, Astra hanya mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 1,24%. Persentase itu jauh lebih kecil dibandingkan dengan periode sama pada tahun sebelumnya yang sebesar 16,41%.

Begitu juga dengan laba bersih, Astra mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 7,06% dibandingkan dengan kenaikan 20,37% pada kuartal ketiga 2018.

Dengan begitu, harga saham Astra pun terancam mendapatkan sentimen musiman akibat kinerja yang kurang bagus.

Saham Astra Tertekan Industri Otomotif dan Kinerja Anak Usaha yang Kurang Bergairah

Secara keseluruhan, bisnis Astra menjamah tujuh sektor usaha. Ketujuh sektor itu antara lain, otomotif, jasa keuangan, alat berat, pertambangan, konstruksi, dan energi, agri bisnis, infrastruktur dan logistik, teknologi informasi, dan properti.

Di sektor otomotif, Astra memiliki anak usaha yang sudah melantai di BEI, yakni PT Astra Otoparts Tbk. Saat ini, emiten berkode AUTO itu memiliki aset senilai Rp16,43 triliun.

Kinerja AUTO bisa dibilang sedikit lebih baik dari sisi laba bersih. Sampai kuartal III/2019, AUTO mencatatkan kenaikan laba bersih 23,69%, meski pendapatannya tumbuh melambat 1,12%.

Dari sektor jasa keuangan, Astra tengah memproses penjualan PT Bank Permata Tbk. Dengan penjualan itu, Astra harusnya memiliki dana segar yang lumayan besar.

Bangkok Bank mengakuisisi Bank permata dengan harga Rp1.498 per saham atau senilai Rp37,43 triliun. Jika dibagi dua dengan Standard Chartered, Astra mendapatkan dana segar sekitar Rp18 triliun.

Selain Bank Permata yang sudah dilepas, Astra tidak memiliki entitas di sektor jasa keuangan yang melantai di bursa.

Lalu, untuk alat berat, pertambangan, konstruksi, dan energi, Astra memiliki dua entitas yang melantai di BEI, yakni PT Acset Indonusa Tbk. dan PT United Tractors Tbk.

Namun, nasib Acset Indonusa bisa dibilang lagi kurang baik. Perseroan mencatatkan pertumbuhan laba bersih minus 924,56% pada kuartal III/2019, meski pendapatannya tumbuh 12,28%.

Pertumbuhan pendapatannya itu pun cenderung melambat dibandingkan dengan kuartal III/2018.

Hampir senasib, tapi enggak separah ACST, United Tractors atau UNTR juga mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 4,77%. Di sisi lain, pendapatannya tumbuh melambat 7,33% dibandingkan 32,14% pada kuartal III/2018.

Dari sektor Agribisnis, Astra memiliki PT Astra Agro Lestari Tbk. Sayangnya, nasib AALI [kode Astra Agro Lestari] juga kurang bagus. Laba bersihnya minus 90,11%, sedangkan pendapatannya turun 9,99%.

Kemudian, di sektor teknologi informasi, Astra memiliki Astra Graphia. Nasibnya pun sama dengan saudara-saudara lainnya, laba bersih minus 27,69%, sedangkan pendapatan hanya tumbuh 2,82%.

Lalu, Semenarik Apa Saham Astra untuk Dikoleksi?

Melihat badai yang menerpa anak usaha, termasuk Astra Internationalnya sendiri. Apakah artinya saham Astra tidak menarik?

Untuk jangka panjang, saya masih menyarankan ASII sebagai salah satu koleksi. Pasalnya, diversifikasi sektor usaha yang sudah banyak itu punya prospek cerah ke depannya.

Apalagi, dari segi valuasi saham, ukuran emiten dengan kapitalisasi pasar Rp253,02 triliun tergolong sudah lumayan murah.

Price to earning ratio (PER) ASII sebesar 11,95 kali, meski masih di atas 10 namun level itu masih cenderung murah. Lalu, price book value ratio (PBV) ASII juga masih di level 1,77 kali.

Meskipun murah, ternyata tingkat Debt to Equity Ratio (DER) Astra lumayan besar, yakni sebesar 124,08%. Level itu sudah di atas 100%.

Apalagi, arus kas yang tersedia di ASII saat ini sekitar Rp17,61 triliun.

Melihat fundamental itu, mungkin saja harga ASII tertahan di level Rp6.000 dengan sesekali sentuh Rp5.000-an. Namun, kita perlu juga melihat prospeknya di 2020.

Jika oke, bisa saja saham ASII kembali ke level Rp8.000-an seperti akhir 2018. Artinya, saat ini bisa menjadi momentum untuk meng-average down share price atau menurunkan rata-rata harga saham ASII yang dimiliki, khusus bagi kalian yang sudah pegang Astra.

Buat yang belum, tidak ada salahnya mulai menyicil di setiap posisi harganya rendah. Kalau rata-rata harga di level Rp6.000 dan tahun ini bisa ke Rp8.000 kan lumayan bisa cuan 30%-an.

Jadi, apa kamu tertarik koleksi ASII?

The post Saham Astra, Koleksi Blue Chip yang Tengah Dirudung Badai appeared first on SuryaRianto.

]]>
https://suryarianto.id/saham-astra-koleksi-blue-chip-yang-tengah-dirudung-badai/feed/ 0
Saham Bank BUMN, Pilih BBRI, BMRI, atau BBNI Nih? https://suryarianto.id/saham-bank-bumn-pilih-bbri-bmri-atau-bbni-nih/ https://suryarianto.id/saham-bank-bumn-pilih-bbri-bmri-atau-bbni-nih/#respond Tue, 18 Feb 2020 11:58:30 +0000 https://suryarianto.id/?p=861 Saham Bank BUMN layak dipantau sepanjang pekan ini. Bukan apa-apa, tiga saham Bank BUMN, yakni BRI, Bank Mandiri, dan BNI bakal menggelar rapat umum pemegang saham tahunan. Isu perombakan direksi dan komisaris mengemuka ketika RUPS tahunan kali ini. Terutama, BNI yang kini dipimpin oleh Achmad Baiquni. Tak hanya itu, posisi direksi dan komisaris Bank Mandiri […]

The post Saham Bank BUMN, Pilih BBRI, BMRI, atau BBNI Nih? appeared first on SuryaRianto.

]]>
Saham Bank BUMN layak dipantau sepanjang pekan ini. Bukan apa-apa, tiga saham Bank BUMN, yakni BRI, Bank Mandiri, dan BNI bakal menggelar rapat umum pemegang saham tahunan.

Isu perombakan direksi dan komisaris mengemuka ketika RUPS tahunan kali ini. Terutama, BNI yang kini dipimpin oleh Achmad Baiquni.

Tak hanya itu, posisi direksi dan komisaris Bank Mandiri juga rentan dibongkar pasang lagi, meski Royke Tumilaar sudah resmi menjabat dirut bank dengan kode BMRI tersebut.

Jika melihat dari kinerja 2019, pertumbuhan laba bersih ketiga Bank BUMN itu mencatatkan perlambatan.

PODCAST: Melihat Lika-liku Saham BOLA Sejak IPO hingga Saat Ini

BRI menjadi bank BUMN dengan perlambatan yang paling rendah. Laba bersih BRI sepanjang 2019 tumbuh 7,04% menjadi Rp34,41 triliun dibandingkan dengan Rp32,14 triliun pada 2018. Persentase itu lebih rendah dibandingkan dengan periode 2018 yang tumbuh sebesar 10,68%.

BNI berada di posisi kedua setelah mencatatkan pertumbuhan laba bersih 2,76% menjadi Rp15,5 triliun dibandingkan dengan Rp15,09 triliun pada 2018. Persentase pertumbuhan itu lebih rendah ketimbang 2018 yang tumbuh 9,59%.

Terakhir, Bank Mandiri yang melambat lumayan drastis. Laba bersih Bank Mandiri 2019 tumbuh 10,07% menjadi Rp28,45 triliun dibandingkan dengan Rp25,85 triliun pada 2018. Persentase itu lebih kecil ketimbang 2018 yang tumbuh 20,55%.

Secara harian per 18 Februari 2020, harga saham BNI menjadi satu-satunya yang menguat. Saham emiten berkode BBNI itu naik 0,98% menjadi Rp7.700 per saham.

Di sisi lain, saham BBRI dan BMRI turun masing-masing 1,57% dan 0,32% menjadi Rp4.400 per saham dan Rp7.825 per saham.

Secara year to date, saham Bank Mandiri yang berkode BMRI menjadi yang paling kuat dengan kenaikan 1,85%. Saham BBNI hanya menguat 0,65% dan BBRI malah stagnan.

Hasil RUPS BBRI

BBRI menjadi bank pelat merah yang melakukan RUPS Tahunan pertama pada tahun ini.

Hasilnya, Kartika Wirjoatmodjo, eks Dirut Bank Mandiri yang kini menjabat sebagai Wamen Kementerian BUMN menjadi komisaris utama BRI.

BACA JUGA: Saham Pakan Ternak, Pilih JPFA atau MAIN? CPIN Sudah Mahal Banget Euy

Komposisi direksi yang berubah hanya kepatuhan. Untuk Direktur Utama tetap dipegang oleh Sunarso.

Lalu, BBRI juga memutuskan untuk membagikan dividen senilai Rp20,62 triliun. Nilai itu lebih besar 27,52% dibandingkan dengan total dividen pada tahun lalu.

Jadi Saham Bank BUMN Mana yang Menarik?

Jika dilihat secara kinerja keuangan, tidak ada perbedaan signifikan antara ketiga bank pelat merah tersebut.

Dari segmen bisnis, hanya BBRI yang memiliki perbedaan, yakni fokus di segmen UMKM, sedangkan segmen bisnis BBNI dan BMRI bisa dibilang hampir mirip, yakni korporasi dan ritel.

Namun, dari segi rasio kredit bermasalah kotor atau NPL gross, Bank Mandiri bisa dibilang yang terbaik. Pasalnya, Bank Mandiri mencatatkan penurunan rasio kredit bermasalah pada 2019 menjadi 2,39% dibandingkan dengan 2,79% pada periode sebelumnya.

Adapun, BBRI dan BBNI justru mencatatkan kenaikan NPL gross. NPL BBRI naik menjadi 2,62% dibandingkan dengan 2,16%, sedangkan BBNI naik menjadi 2,3% dibandingkan dengan 1,9%.

Kondisi bisa mengkhawatirkan di tengah kondisi ekonomi domestik dan global yang tidak pasti. Rasio NPL itu berpotensi meningkat dengan kondisi pertumbuhan ekonomi global yang belum menunjukkan tanda-tanda pemulihan.

Jika itu melihat kinerja, bagaimana dengan valuasi saham ketiga bank BUMN ini?

BBNI bisa dibilang yang paling murah dengan Price to earning ratio (PER) 9,33 kali dan Price to Book Value (PBV) ratio 1,17 kali.

BMRI menyusul di posisi kedua dengan rasio PER 13,29 kali dan PBV 1,78 kali. Lalu, BBRI menjadi yang termahal dengan PER 15,77 kali dan PBV 2,63 kali.

Melihat valuasi itu, bagi kalian yang mengincar capital gain bisa memburu BBNI atau BMRI.

Di sisi lain, jika mengincar dividen, rasio Dividen Yield BMRI menjadi yang terbesar, yakni 3,08%.

Posisi kedua ditempati oleh BBRI sebesar 3%, dan terakhir BBNI sebesar 2,61%.

Nah, bagi yang mau berbagi peruntungan capital gain dan dividen, saham BMRI bisa dibilang cukup menarik untuk dikoleksi.

Namun, berhubung ketiganya perusahaan pelat merah, faktor politik bisa memengaruhi pergerakan harga sahamnya juga. Jadi, tetap hati-hati ya.

The post Saham Bank BUMN, Pilih BBRI, BMRI, atau BBNI Nih? appeared first on SuryaRianto.

]]>
https://suryarianto.id/saham-bank-bumn-pilih-bbri-bmri-atau-bbni-nih/feed/ 0
Saham Pakan Ternak, Pilih MAIN atau JPFA? CPIN Kemahalan https://suryarianto.id/saham-pakan-ternak-pilih-main-atau-jpfa-cpin-sudah-kemahalan/ https://suryarianto.id/saham-pakan-ternak-pilih-main-atau-jpfa-cpin-sudah-kemahalan/#respond Mon, 17 Feb 2020 12:37:00 +0000 https://suryarianto.id/?p=858 Harga saham pakan ternak lagi menanjak seiring dengan kebijakan pemerintah dalam mengendalikan harga bibit ayam. Apakah ini saat yang tepat untuk meraup capital gain atau cuan dari kenaikan harga saham emiten sektor tersebut? Emiten sektor itu memang terkenal paling labil dari segi harga saham. Soalnya, faktor permintaan dan pasokan sangat fluktuatif. Ingat kejadian peternak melepas […]

The post Saham Pakan Ternak, Pilih MAIN atau JPFA? CPIN Kemahalan appeared first on SuryaRianto.

]]>
Harga saham pakan ternak lagi menanjak seiring dengan kebijakan pemerintah dalam mengendalikan harga bibit ayam. Apakah ini saat yang tepat untuk meraup capital gain atau cuan dari kenaikan harga saham emiten sektor tersebut?

Emiten sektor itu memang terkenal paling labil dari segi harga saham. Soalnya, faktor permintaan dan pasokan sangat fluktuatif.

Ingat kejadian peternak melepas ayamnya secara cuma-cuma karena harga jual yang jatuh terlalu dalam, tetapi harga ayam dan telur bisa saja menanjak tiba-tiba ketika permintaan naik drastis.

Hal itu pula yang terjadi dengan harga saham emiten sektor tersebut.

Sebenarnya, ada empat emiten pakan ternak di BEI, yakni PT Charoen Phokphand Indonesia Tbk., PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk., PT Malindo Feedmill Tbk., dan PT Sierad Produce Tbk. Namun, dari keempat saham pakan ternak itu, hanya tiga yang cukup likuid.

Ketiga saham pakan ternak yang cukup likuid adalah Charoen Pokphand (CPIN), Japfa (JPFA), dan Malindo (MAIN).

Secara harian, harga saham CPIN naik 1,54% menjadi Rp6.575 per saham. Harga saham JPFA naik sebesar 1,34% menjadi Rp1.515 per saham. Harga saham MAIN naik 3,68% menjadi Rp845 per saham, sedangkan harga saham SIPD turun 8,99% menjadi Rp810 per saham.

Kenaikan harga saham emiten pakan ternak ini sudah mulai terjadi sejak akhir pekan lalu. Lonjakan harga saham emiten pakan ternak berkaitan erat dengan upaya pemerintah mengatur harga acuan bahan pangan pokok, termasuk bibit anak ayam usia sehari atau day old chick (DOC).

Harga bibit ayam itu dipatok dikisaran Rp5.000 sampai Rp6.000 per ekor. Harga itu dinilai ideal.

Saat ini, harga bibit ayam tengah anjlok di kisaran Rp4.000 per ekor atau di bawah harga normal.

Meskipun begitu, harga bibit ayam masih bisa bergerak sesuai dengan permintaan dan pasokan.Namun, pemerintah akan melakukan langkah pemangkasan populasi bibit ayam jika harga pasar lebih rendah atau malah terlalu tinggi di pasar.

Selain terkait harga bibit ayam, pemerintah juga mengatur harga jagung pipil kering menjadi RP4.500

Selain itu, harga acuan pembelian di tingkat petani untuk daging ayam ras dan telur ayam juga diubah dari Rp18.000 – Rp20.000 per kg menjadi Rp19.000 – Rp21.000.

Harga Saham Pakan Ternak Naik, Saatnya Jual?

Untuk masalah jual, saya menyarankan kalian pemegang saham pakan ternak tidak menanti cuan yang lebih tinggi. Alasannya, harga saham pakan ternak bakal tetap labil, apalagi sebentar lagi jelang bulan puasa dan lebaran.

Biasanya, bukannya harga saham naik, pada periode padat permintaanitu harga saham pakan ternak malah anjlok.

Namun, kalian harus lihat dulu juga apakah sudah cuan atau belum. Jika masih merugi, lebih baik tahan hingga bisa mendapatkan sedikit cuan.

Sebagai gambaran, meski harga saham emiten pakan ternak tengah naik, tetapi secara year to date belum menunjukkan kenaikan yang signifikan, malah masih minus.

PODCAST: Mengulas Jejak Saham Bali United dari Tembus Rp442 per saham Hingga Terseok-seok Menuju Rp100-an per Saham

CPIN menjadi satu-satunya saham pakan ternak yang masih memberikan capital gain sepanjang tahun ini sebesar 1,15%.

Lalu, JPFA, MAIN, dan SIPD malah cenderung masih minus. JPFA minus sebesar 1,3%, MAIN sebesar 15,92%, dan SIPD 4,7%.

Artinya, justru bisa jadi saat ini momentumnya beli jika ingin mengambil opsi jangka pendek.

Bagaimana Valuasi Harga Saham Pakan Ternak?

Jika dilihat dari segi price earning to ratio (PER) dan Price to Book Value (PBV) ratio, MAIN bisa dibilang paling murah ketimbang CPIN dan JPFA.

MAIN memiliki PER 7,28 kali dengan PBV 0,93 kali. Harga saham MAIN yang sudah anjlok 15,92% sepanjang tahun ini membuat saham daya tarik untuk membeli saham ini makin kuat.

Apalagi, MAIN juga memiliki dividen yield 4,5%. Jadi, jika pun nyangkuters selama setahunan, masih bisa menikmati dividennya.

Jika ingin menjajal yang lebih oke, JPFA bisa menjadi pilihan. Harga saham JPFA memang agak lebih mahal valuasinya ketimbang MAIN, tetapi secara fundamental lebih bagus Japfa.

BACA JUGA: Goyangan Kresna dan Salim Belom Bikin Saham Bali United Meroket

PER JPFA sebesar 12,73 kali dengan PBV 1,77 kali membuat emiten pakan ternak itu masih terjangkau untuk dibeli. Apalagi, secara sektoral, dividen yield JPFA paling besar, yakni 6,6%.

Emiten pakan ternak yang paling besar adalah CPIN, tetapi perusahaan asal Thailand itu sudah kepalang mahal.

PER CPIN sudah mencapai 31,46 kali dengan PBV 5,39 kali. Dividen yieldnya pun lebih kecil ketimbang MAIN dan JPFA, yakni sebesar 1,79%.

Jika kamu ingin membeli JPFA yang harga sahamnya kini di level Rp1.515. Artinya, minimal kalian harus menggelontorkan Rp160.000 per lotnya.

Namun, jika memilih MAIN, kamu bisa menggelontorkan sekitar Rp90.000-an per lotnya.

Tertarik bertaruh di sektor pakan ternak?

The post Saham Pakan Ternak, Pilih MAIN atau JPFA? CPIN Kemahalan appeared first on SuryaRianto.

]]>
https://suryarianto.id/saham-pakan-ternak-pilih-main-atau-jpfa-cpin-sudah-kemahalan/feed/ 0
Saham Telkom yang Cuma Andalkan Telkomsel, Ini Prospek Ke Depannya https://suryarianto.id/saham-telkom-yang-cuma-andalkan-telkomsel-ini-prospek-ke-depannya/ https://suryarianto.id/saham-telkom-yang-cuma-andalkan-telkomsel-ini-prospek-ke-depannya/#respond Thu, 13 Feb 2020 11:28:58 +0000 https://suryarianto.id/?p=848 saham Telkom ditutup anjlok 2,36% menjadi Rp3.730 per saham. Sindiran Erick Thohir kepada perusahaan pelat merah itu ditenggarai menjadi salah satu faktornya. Lalu, apakah saham berkode TLKM itu tetap layak dikoleksi? Kalau mengutip Bisnis.com, Menteri BUMN Erick Thohir menyindir Telkom yang dinilai kurang melakukan inovasi di dunia teknologi. Padahal, perusahaan itu berada di sektor yang […]

The post Saham Telkom yang Cuma Andalkan Telkomsel, Ini Prospek Ke Depannya appeared first on SuryaRianto.

]]>
saham Telkom ditutup anjlok 2,36% menjadi Rp3.730 per saham. Sindiran Erick Thohir kepada perusahaan pelat merah itu ditenggarai menjadi salah satu faktornya. Lalu, apakah saham berkode TLKM itu tetap layak dikoleksi?

Kalau mengutip Bisnis.com, Menteri BUMN Erick Thohir menyindir Telkom yang dinilai kurang melakukan inovasi di dunia teknologi. Padahal, perusahaan itu berada di sektor yang sangat berdekatan dengan teknologi.

BACA JUGA: Pasca Anjlok, Mending Beli INDF atau ICBP?

Erick menuturkan Telkom itu sangat enak sekali karena 70% pendapatan diraih dari Telkomsel. Belum lagi, Telkom mendapatkan dividen dari Telkomsel.

“Kalau begini, mending Telkomsel saja yang langsung dimiliki oleh Kementerian BUMN biar dividennya lebih jelas,” ujarnya.

Erick pun menceritakan pengalamannya ketika mengurus Asian Games 2018. Kala itu, dia terpaksa menggunakan Ali Cloud untuk menyelenggarakan gelaran acara multi event tersebut.

“Bisnis seperti big data, cloud, dan sebagainya jangan sampai diambil oleh asing. Telkom harusnya bisa,” ujarnya.

Lalu, bagaimana fakta kontribusi Telkomsel kepada Telkom?

Telkom memiliki banyak anak usaha, salah satunya PT Telekomunikasi Selular atau Telkomsel. Operator selular itu pun menjadi anak usaha Telkom dengan aset paling besar.

Sampai September 2019, aset Telkomsel senilai Rp83,68 triliun, tetapi Telkom tidak memiliki 100% Telkomsel.

Perusahaan pelat merah itu hanya memiliki 65% saham Telkomsel. Sisanya, dimiliki oleh Singapore Telecom Mobile Pte Ltd.

Jika melihat laporan keuangan Telkom, pos pendapatan yang berasal dari bisnis Telkomsel memang mendominasi.

Dari 15 pos pendapatan saham Telkom, ada tiga yang merupakan bagian dari bisnis Telkomsel. Ketiga pos pendapatan itu antara lain, jaringan Telepon bergerak [seluler], internet dan data seluler, serta SMS.

Namun, pada kuartal III/2019, ketiga pos pendapatan itu berkontribusi sebesar 65,87% pendapatan Telkom. Artinya, peran Telkomsel ditubuh Telkom memang sangat signifikan.

Saham Telkom yang Bertumpu Pada Telkomsel

Tak hanya kontribusi kinerja saja yang diterima oleh Telkom dari Telkomsel. Perusahaan itu juga menikmati legitnya dividen dari Telkomsel.

Mengutip laporan tahunan Telkomsel pada 2018, perusahaan operator seluler itu mencatatkan arus kas keluar untuk dividen tunai senilai Rp27,86 triliun.

Dengan mengenggam 65% saham Telkomsel, artinya Telkom berhak atas dividen tunai itu senilai Rp18,11 triliun.

Nilai dividen tunai Telkomsel itu pun lebih besar ketimbang nilai dividen Telkom pada 2018 yang diambil dari kinerja keuangan 2017. Pada periode itu, Telkom membagikan dividen senilai Rp16,6 triliun.

Nilai dividen itu pun tidak semuanya dinikmati oleh pemerintah karena 43,02% pemegang saham dari pihak masyarakat.

Wajar saja jika Erick menilai lebih baik Telkomsel langsung di bawah Kementerian BUMN agar pendapatan ke negara lebih besar ketimbang Telkom.

Prospek Saham TLKM Selanjutnya

Meskipun begitu, masih sulit bagi Erick jika menghilangkan Telkom begitu saja. Prosesnya akan memakan waktu panjang, apalagi Telkom adalah perusahaan publik.

Namun, sindiran Erick memang menjadi masukan yang bagus buat Telkom. Soalnya, perusahaan pelat merah dengan kapitalisasi pasar saat ini senilai Rp369,5 triliun cenderung lambat berinovasi.

Bahkan, e-Commerce besutan Telkom yang merupakan hasil kerja sama dengan e-Bay, yakni Blanja.com nasibnya seperti mati segan, hidup pun tidak mau.

Di luar itu, masih banyak yang menilai saham TLKM masih layak koleksi. Apalagi, dengan adanya Telkomsel di dalamnya.

Jika dilihat dari historis fundamental keuangan, pertumbuhan pendapatan Telkom memang terus melambat sejak 2015 sampai 2018. Adapun, kinerja pendapatan kuartal III/2019 tumbuh tipis sebesar 3,46%, persentase itu masih lebih tinggi ketimbang periode sama pada 2018 yang sebesar 2,27%.

Persentase pertumbuhan itu juga jauh lebih besar daripada peforma sepanjang 2018 yang hanya tumbuh 1,97%. Artinya, pada 2019 bisa saja Telkom mencatatkan pertumbuhan pendapatan yang sedikit jauh lebih tinggi ketimbang 2018.

Sayangnya, dari sisi laba bersih perseroan mencatatkan penurunan drastis pada 2018. Pada periode itu, laba bersih Telkom susut 18,57%.

Sebelum 2018, pertumbuhan laba bersih Telkom memang mulai melambat sejak 2016. Pada periode itu, laba bersih Telkom memang melejit tinggi 24,94%, tetapi tren selanjutnya terus melambat.

Meskipun begitu, nasib kinerja laba bersih TLKM di kuartal III/2019 bisa dibilang membaik setelah tumbuh 15,65%. Jika mampu dipertahankan hingga akhir tahun, artinya pertumbuhan laba bersih TLKM akan lebih pesat dibandingkan dengan 2018.

Jadi, Beli, Jual, atau Dipantau Saja Saham Telkom Ini?

Setelah penurunan yang terjadi dalam perdagangan harian pada 13 Februari 2020, apakah harga saham Telkom sudah murah?

Saat ini, Telkom memiliki arus kas senilai Rp38,26 triliun dengan tingkat Debt to Equity Ratio (DER) 98,95%. Nilai DER TLKM itu adalah yang terendah di sektor telekomunikasi.

PT Indosat Tbk., PT XL Axiata Tbk., dan PT Smartfren Tbk. memiliki tingkat DER jauh lebih tinggi di atas TLKM.

Dengan melihat kondisi arus kas dan DERnya, saham Telkom memiliki valuasi Price to Earning Ratio 16,8 kali dan Price Book Value (PBV) ratio 3,71 kali.

Secara sektoral, TLKM menjadi saham yang paling murah dengan fundamental baik. Sisanya, Indosat dan Smartfren memiliki PER minus, sedangkan XL Axiata memiliki PER 40,45 kali, meski PBVnya 1,51 kali.

Dengan rasio valuasi itu, saham Telkom rasa-rasanya masih sangat direkomendasikan untuk dibeli. Apalagi, kalau manajemen perseroan segera berbenah setelah disindir oleh sang menteri.

The post Saham Telkom yang Cuma Andalkan Telkomsel, Ini Prospek Ke Depannya appeared first on SuryaRianto.

]]>
https://suryarianto.id/saham-telkom-yang-cuma-andalkan-telkomsel-ini-prospek-ke-depannya/feed/ 0
Saham Indofood Anjlok, Mending Beli ICBP atau INDF Ya? https://suryarianto.id/saham-indofood-anjlok-mending-beli-icbp-atau-indf-ya/ https://suryarianto.id/saham-indofood-anjlok-mending-beli-icbp-atau-indf-ya/#respond Wed, 12 Feb 2020 12:42:32 +0000 https://suryarianto.id/?p=845 Saham Indofood CBP Sukses Makmur sontak menjadi obrolan pasar sepanjang perdagangan Rabu (12/2/2020). Penyebabnya, harga saham yang anjlok karena isu akuisisi perusahaan terafiliasi produsen mie instan di Timur Tengah. Harga saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. alias ICBP anjlok 6,32% menjadi Rp10.750 per saham. Posisi itu mendekati level terendah sejak awal Agustus 2019. Di […]

The post Saham Indofood Anjlok, Mending Beli ICBP atau INDF Ya? appeared first on SuryaRianto.

]]>
Saham Indofood CBP Sukses Makmur sontak menjadi obrolan pasar sepanjang perdagangan Rabu (12/2/2020). Penyebabnya, harga saham yang anjlok karena isu akuisisi perusahaan terafiliasi produsen mie instan di Timur Tengah.

Harga saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. alias ICBP anjlok 6,32% menjadi Rp10.750 per saham. Posisi itu mendekati level terendah sejak awal Agustus 2019.

Di sisi lain, emiten Grup Salim lainnya, PT Indofood Sukses Makmur Tbk. alias INDF juga anjlok 8,79% menjadi Rp7.000 per saham. Harga itu mendekati level terendah pada pertengahan Juli 2019.

BACA JUGA: Pesona AISA Bikin Perusahaan AS Tergoda

Semua itu bermula dari keterbukaan informasi yang dirilis ICBP pada Rabu (12/2/2020) pagi. Dalam keterbukaan itu, ICBP mengumumkan rencana penjajakan akuisisi seluruh saham Pinehill Company Limited.

Transaksi ini bisa dibilang transaksi terafiliasi karena pemegang saham Pinehill Company Limited, Pinehill Corpora Limited dan Steele Lake Limited adalah perusahaan afiliasi perseroan.

ICBP menjelaskan mereka masih dalam tahap penjajakan untuk penawaran akuisisi seluruh saham Pinehill tersebut.

“Kami akan melakukan uji kelayakan atas Grup Pinehill sebelum memutuskan terima tawaran itu,” tulisnya dalam keterangan resmi.

Pinehill Grup adalah perusahaan holding yang memiliki 4 anak usaha. Kegiatan usaha utamanya adalah di sektor produksi mie instan di Arab Saudi, Nigeria, Turki, Mesir, Kenya, maroko, dan Serbia.

Produk Pinehill juga menggunakan merek Indomie lewat perjanjian lisensi dengan INDF, induk usaha ICBP.

Salah satu perusahaan yang berada di bawah Pinehill Grup adalah Pinehill Arabia Food Limited (PAFL).

PAFL memiliki tiga pabrik di Arab Saudi, dua pabrik memproduksi mie instan, sedangkan satu pabrik lagi memproduksi saus untuk bumbu mie instan. Posisi pabrik itu berada di dua tempat, Jeddah dan Dammam.

Pabrik di Jeddah di bangun pada Oktober 1992 dan terus melakukan ekspansikapasitas produksi sebanyak 4 kali dalam periode 1996 sampai 2005. Pada 1 Agustus 2005, PAFL ekspansi membangun pabrik produksi minyak dan rasa.

Lalu, PAFL mulai membangun pabrik di Dammam pada Juli 2005. Pabrik itu pun terus melakukan ekspansi mulai April 2007 sampai Februari 2012.

Jadi Beli Saham Indofood CBP atau Sukses Makmur?

Penurunan harga saham kedua emiten Grup Salim itu sangat menggoda untuk dibeli, meski ada juga yang galau akankah penurunan harga saham lanjut atau tidak.

Jika tertarik, investor ritel bisa menyiapkan dana minimal Rp1,07 juta untuk membeli 1 lot saham ICBP atau Rp700.000 untuk membeli 1 lot saham INDF.

Nah, untuk melihat prospeknya, kita akan membedah sedikit fundamental kedua emiten tersebut.

Untuk ICBP, secara pertumbuhan pendapatan sampai kuartal III/2019 mencatatkan hasil lebih tinggi ketimbang periode sama pada 2018. Pada kuartal ketiga tahun lalu, ICBP mencatatkan pertumbuhana pendapatan sebesar 11,24%, sedangkan pada kuartal III/2018 pertumbuhan pendapatan cuma 7,47%.

Sayangnya, dari segi laba bersih, ICBP mencatatkan sedikit perlambatan. Pada kuartal III/2019, pertumbuhan laba bersih perseroan sebesar 11,5%, lebih rendah dari periode sebelumnya yang sebesar 14,57%.

Meskipun begitu, secara keseluruhan fundamental keuangan ICBP masih sangat kokoh dengan arus kas Rp5,21 triliun. Debt to Equity Ratio (DER) pun terkelola dengan baik di level 52,37%.

Alhasil, kekhawatiran ICBP mengakuisisi Pinehill Grup dengan harga di atas wajar pun seharusnya tidak berdampak signifikan terhadap kinerja keuangannya. Apalagi, pasar Indomie bisa dibilang sudah mendunia dan akuisisi itu bisa mendongkrak kinerja perseroan.

Jika fundamental sudah kuat, apakah harga saham ICBP saat ini sudah benar-benar murah?

Kalau melihat dari segi Price Earning Ratio (PER) dan Price Book Value (PBV) ratio sih kayaknya masih cukup mahal. PER ICBP sebesar 23,21 kali, sedangkan PBV ICBP sebesar 5,23 kali.

Namun, secara industri, valuasi Indofood itu bisa dibilang lebih murah dengan kekuatan fundamentalnya tersebut. Bayangkan, emiten sektor konsumer dalam bentuk makanan dan minuman lainnya, yakni PT Siantar Top Tbk. (STTP) memiliki PER 12,21 kali dengan PBV 3,06 kali.

Kini harga STTP berada di level Rp4.690 per saham, meski terkesan lebih murah, tetapi saham STTP tidak selikuid ICBP.

Apalagi, jika ICBP dibandingkan dengan PT Unilever Indonesia Tbk. atau UNVR yang baru saja stock split.

Kini, PER dan PBV UNVR berada di level 39,18 kali dan 55,07 kali. Jelas, ICBP lebih murah ketimbang UNVR yang saat ini harga sahamnya di level Rp7.600 per saham.

Bagaimana Prospek Induk ICBP alias INDF?

Secara kinerja sampai kuartal III/2019, pertumbuhan pendapatan dan laba bersih INDF berkembang cukup apik.

Dari segi pendapatan, INDF mencatatkan kenaikan sebsar 5,67%. persentase itu lebih besar ketimbang pertumbuhan pada kuartal III/2018 sebesar 3,05%.

Lalu, pertumbuhan laba bersih INDF juga membaik setelah turun 13,96% pada kuartal III/2018 menjadi tumbuh 25,21% pada kuartal III/2019.

Sayangnya, pertumbuhan laba bersih INDF terkesan labil. Jika dilihat 5 tahun kebelakang, pertumbuhan laba bersih INDF sempat mengalami dua kali penurunan pada 2015 sebesar 23,61% dan 2018 0,06%.

Meskipun begitu, saham INDF bisa dibilang masih kokoh dengan arus kas saat ini Rp7,65 triliun. Namun, DER INDF harus diperhatikan karena nilainya sudah melebihi 100%, yakni 124,24%.

Dengan kondisi fundamental INDF itu, valuasi perusahaan Grup Salim ini jauh lebih murah ketimbang anak usahanya ICBP.

Valuasi INDF dari segi PER hanya 13,06 kali, sedangkan PBVnya 1,69 kali.

Namun, jika kalian mengincar keuntungan capital gain, tampaknya lebih baik membeli ICBP ketimbang INDF. Pasalnya, dengan tren kinerja bottom linenya yang labil, harga saham perseroan juga ikut labil.

Kecuali, jika kalian mengincar dividen, dari segi dividend yield, INDF jauh lebih besar ketimbang ICBP. Dividend yield INDF berada di level 3,37%, sedangkan ICBP di level 1,81%.

Sepanjang 5 tahun terakhir saja, harga saham INDF terjebak di kisaran Rp7.000 sampai Rp8.000 per saham.

The post Saham Indofood Anjlok, Mending Beli ICBP atau INDF Ya? appeared first on SuryaRianto.

]]>
https://suryarianto.id/saham-indofood-anjlok-mending-beli-icbp-atau-indf-ya/feed/ 0
Booking Dokter Lewat Jari Jemari dengan SehatQ https://suryarianto.id/booking-dokter-lewat-jari-jemari-dengan-sehatq/ https://suryarianto.id/booking-dokter-lewat-jari-jemari-dengan-sehatq/#comments Wed, 25 Dec 2019 11:56:25 +0000 https://suryarianto.id/?p=724 Booking dokter menjadi salah satu cara agar tidak perlu antre untuk berkonsultasi. Namun, booking jadwal dengan dokter terkadang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Ada beberapa tantangan untuk booking jadwal konsultasi dengan dokter seperti, kontak customer service. Namun, mengontak customer service terkadang seperti menunggu godot karena tidak mendapatkan respons dengan alasan jaringan sedang padat. “Anda dalam […]

The post Booking Dokter Lewat Jari Jemari dengan SehatQ appeared first on SuryaRianto.

]]>
Booking dokter menjadi salah satu cara agar tidak perlu antre untuk berkonsultasi. Namun, booking jadwal dengan dokter terkadang tidak semudah membalikkan telapak tangan.

Ada beberapa tantangan untuk booking jadwal konsultasi dengan dokter seperti, kontak customer service. Namun, mengontak customer service terkadang seperti menunggu godot karena tidak mendapatkan respons dengan alasan jaringan sedang padat.

“Anda dalam antrean, silahkan menunggu,” ujar robot customer service jika jumlah penelpon tengah menumpuk.

“Jaringan sedang sibuk, silahkan menelpon lagi,” jawaban lain robot customer service jika sedang padat penelpon.

Booking dokter

Di tengah kesulitan mengakses telepon rumah sakit itu, sebagai konsumen, kita pun kerap kesulitan mengatur waktu untuk menelpon booking dokter. Pasalnya, customer service itu terkadang sulit dihubungi jika jam istirahat atau sudah lewat jam kerja.

Alhasil, terpaksa mendaftar langsung ke rumah sakit yang artinya mendapat nomor antrean paling belakang.

Bukan sekadar masalah telepon customer service, booking dokter lewat telepon juga memiliki tantangan lainnya. Kita sudah harus tahu siapa dokter yang akan dikunjungi.

Di sisi lain, ketika baru pertama kali berkonsultasi, kita pasti tidak akan tahu siapa dokter yang akan dikunjungi. Artinya, kita harus mencari tahu terlebih dulu dokter mana yang harus dikunjungi.

booking dokter kedua

Booking Dokter Mudah dengan SehatQ

Nah, berbagai kesulitan itu kini bisa dipermudah dengan keberadaan aplikasi SehatQ.

Dalam situs resminya, SehatQ ingin menjadi asisten kesehatan masyarakat. Untuk itu, tim SehatQ menyiapkan informasi kesehatan dengan referensi yang jelas dan kredibel.

Platform SehatQ pun ingin menjadi komunitas bagi pengguna untuk bertukar informasi dan saling mendukung dalam perjalanan kesehatannya. Termasuk, menghubungkan pasien dengan tenaga medis penyedia layanan kesehatan.

booking dokter ketiga

Nah, di sini lah solusi untuk mempermudah booking dokter itu ditemukan. Dengan aplikasi atau situs sehatq.com, kita bisa booking dokter dengan mudah tanpa perlu mengatur waktu telpon.

Selain itu, informasi mengenai dokter yang lengkap juga bisa jadi panduan untuk booking dokter dengan mudah. Akhirnya, booking dokter yang tadinya harus bertele-tele bisa dilakukan hanya dengan jari jemari.

Dalam situs SehatQ mencatat, mereka memiliki 2.196 artikel edukasi kesehatan, 1.165 ensikopledia penyakit dan obat, 6.979 direktori dokter, dan 2.127 direktori fasilitas kesehatan.

Galau Harus ke Dokter atau Tidak?

Ada satu permasalahan lainnya soal ke dokter, yakni keputusan apakah penyakit itu perlu ditangani oleh dokter atau cukup pakai obat warung.

Beberapa gejala biasa seperti, flu terkadang membuat kita memberanikan diri untuk minum obat warung, meskipun tidak tahu apakah itu penyakit flu biasa atau ada penyakit lainnya.

chat dengan dokter

Selain memakai jasa obat warung, konsultasi dengan kerabat yang tidak punya rekam jejak sebagai petugas medis juga kerap dilakukan. Padahal, informasi dari kerabat belum tentu menjadi solusi atas penyakit yang diderita.

Namun, mau bagaimana lagi, kalau pun ke dokter ada rasa takut mengeluarkan biaya, apalagi dokter spesialis. Selain itu, terkadang ada rasa takut menerima kenyataan terkait penyakit yang diderita juga.

Lagi-lagi SehatQ Menjadi Solusinya

Nah, lagi-lagi jawaban semua kesulitan persoalan kesehatan ini ada di platform SehatQ. Jadi, selain memiliki fasilitas booking dokter, platform SehatQ juga menyediakan layanan chat dengan dokter loh.

Kadang-kadang memang ada dokter yang terbuka memberikan nomornya kepada pasien langganannya, tetapi kadang juga ada dokter yang enggan kehidupan pribadinya diganggu.

Untuk itu, fasilitas chat dokter dari SehatQ ini sangat bermanfaat bagi kita yang masih galau apakah masih perlu ke dokter atau tidak.

Aplikasi sehatQ

Jadi, tinggal chat lewat aplikasi SehatQ sudah bisa tanya dokter yang terdaftar, kita bisa curhat habis-habisan tentang rasa tidak enak atau penyakit yang diderita secara cuma-cuma.

Dengan begitu, aplikasi SehatQ ini wajib diinstall untuk bisa menjadi solusi ketika butuh konsultasi dengan dokter secara langsung atau lewat chat dengan online.

Aplikasi sehatQ

The post Booking Dokter Lewat Jari Jemari dengan SehatQ appeared first on SuryaRianto.

]]>
https://suryarianto.id/booking-dokter-lewat-jari-jemari-dengan-sehatq/feed/ 4
Digimon Adventure: Last Evolution Kizuna, Sebuah Kisah Perpisahan? https://suryarianto.id/digimon-adventure-last-evolution-kizuna-sebuah-kisah-perpisahan/ https://suryarianto.id/digimon-adventure-last-evolution-kizuna-sebuah-kisah-perpisahan/#respond Mon, 23 Dec 2019 11:36:09 +0000 https://suryarianto.id/?p=700 Digimon Adventure Last Evolution Kizuna bisa jadi adalah akhir dari perjalanan anak terpilih bersama Digimonnya. Setidaknya, itu yang bisa diterka dari beberapa teaser dan trailer yang sudah muncul. Inget enggak sih, kalau hanya anak-anak yang bisa menjadi anak terpilih dan bermitra dengan Digimon. Hal ini akan diungkapkan lagi dalam seri Movie digimon yang rilis pada […]

The post Digimon Adventure: Last Evolution Kizuna, Sebuah Kisah Perpisahan? appeared first on SuryaRianto.

]]>
Digimon Adventure Last Evolution Kizuna bisa jadi adalah akhir dari perjalanan anak terpilih bersama Digimonnya. Setidaknya, itu yang bisa diterka dari beberapa teaser dan trailer yang sudah muncul.

Inget enggak sih, kalau hanya anak-anak yang bisa menjadi anak terpilih dan bermitra dengan Digimon. Hal ini akan diungkapkan lagi dalam seri Movie digimon yang rilis pada Februari 2020 nanti.

BACA JUGA: Boku no Hero Academia Season 4, Misi Menyelamatkan Eri

Ini yang akan menjadi salah satu permasalahan dalam film Digimon teranyar.

Dalam trailernya ada seorang perempuan yang tidak diketahui namanya mengatakan ada sebuah alasan kenapa yang terpilih itu anak-anak. Jika sudah dewasa, hubungan dengan Digimon akan selesai.

PODCAST: Kekuatan Pasukan PBSI 2020, Bisa Menguasai Dunia atau Cuma Jadi Penghibur Belaka?

Hal itu diperkuat dengan sub judul Last Evolution Kizuna yang dalam Bahasa Jepang artinya ikatan emosional atau hubungan.

Kini, Taichi dkk sudah berumur 22 tahun dan menuju dewasa. Hubungan kebersamaan dengan Digimon pun akan berakhir.

Hal itu dikhawatirkan oleh Agumon yang muncul dalam trailernya tersebut.

Lalu, digivice anak-anak terpilih ini pun ada beberapa sinar yang menghilang secara perlahan.

Di sisi lain, dunia kembali menghadapi masalah, tetapi pertarungan kali ini sepertinya ada di jaringan komputer seperti ketika Digimon Adventure the MOvie 2.

Musuh yang dihadapi adalah Eosmon yang juga tidak diketahui identitasnya.

Yang pasti, edisi kali ini akan menampilkan para anak terpilih dari Digimon Adventure 02. Setelah, kemunculan tokoh Digimon Adventure 02 sangat misterius pada seri Digimon Adventure Tri.

Kemungkinan besar, Omegamon akan berkolaborasi lagi dengan Imperialdramon seperti, Digimon Adventure Movie 03. Namun,itu baru sekadar prediksi.

Digimon Adventure Tri Menjawab Tanda Tanya

Sebenarnya, seri Digimon Adventure sudah berakhir ketika Digimon 02 berakhir. Di sana sudah ada scene masa depan anak-anak terpilih bersama digimonnya.

Ketika muncul Digimon Adventure Tri, semua terasa menjadi janggal, meskipun masih bisa dihubungkan kalau ini kisah menuju mereka masa depan.

Apalagi, Digimon Tri juga mengungkapkan beberapa fakta seperti, anak terpilih sebelum Taichi dkk, dan keberadaan kubu Homeostasis dan Yggdrasil yang menguasai dunia digital.

Di sini, kubu Yggdrasil seolah menjadi yang jahat, sedangkan Homeostasis si penjaga keseimbangan. Sosok Gennai yang menjadi jahat pun sesungguhnya masih menjadi pertanyaan hingga saat ini.

Biasanya, Gennai adalah pemberi petunjuk untuk anak terpilih, tetapi kini dia menjadi jahat.

Hingga akhir Digimon Tri, kisah penutupnya adalah hilangnya anak terpilih periode pertama di dunia digital.

Kira-kira, jawaban apa yang akan terungkap di Digimon Last Evolution Kizuna ya?

Nostalgia Digimon Adventure

Jika sedikit bernostalgia, perjalanan Digimon Adventure dimulai ketika Taichi dkk minus Hikari yang sedan flu tengah liburan musim panas. Tiba-tiba, salju turun dan Taichi bersama enam temannya dikirim ke dunia digital.

Tujuh anak terpilih pun bertemu dengan mitra digimonnya yang masih bayi di sana.

Namun, sesungguhnya, pertemuan itu bukanlah yang pertama kali. Sebuah digitama mendatangi kediaman Taichi dan Hikari.

Ketika digitama itu pecah, keluarlah Botamon yang berubah menjadi Koromon. Tak lama kemudian, Koromon sakit perut dan berubah menjadi Agumon yang ukurannya lebih besar dari yang ada di serialnya.

Ternyata, keberadaan Agumon di sana bukan tanpa sebab. Ada digimon jahat, Parrotmon yang datang ke dunia nyata.

Agumon pun mengejar posisi Parrotmon bersama Hikari. Taichi ikut mengejar pergerakan Agumon yang secara liar menembakkan baby flame merusak beberapa kawasan kota.

Namun, Parrotmon yang berlevel dewasa membuat Agumon kewalahan. Tiupan peluit Hikari memperkuat Agumon yang mampu berubah menjadi Greymon tanpa digivice.

Hasilnya, Greymon dan Parrotmon kembali ke dunia digital.

Menariknya, anak-anak terpilih pada Digimon Adventure 01 menyaksikan pertarungan antara Greymon dengan Parrotmon tersebut. Seolah takdir yang membuat mereka terkirim ke dunia digital.

The post Digimon Adventure: Last Evolution Kizuna, Sebuah Kisah Perpisahan? appeared first on SuryaRianto.

]]>
https://suryarianto.id/digimon-adventure-last-evolution-kizuna-sebuah-kisah-perpisahan/feed/ 0