Lee Chong Wei pensiun dari dunia bulu tangkis pada Kamis (13 Juni 2019). Mimpi sang legenda untuk mendapatkan emas di Olimpiade dan kejuaraan dunia pun pupus.
Chong Wei mengakui, dirinya sulit untuk memutuskan pensiun. Namun, setelah hasil pemeriksaan kesehatan terakhir, dia berbicara dengan istri dan dokternya untuk mengumumkan pensiun setelah Idulfitri.
“Bulu tangkis adalah hidupku, tetapi sekarang kesehatan saya adalah prioritas,” ujarnya seperti dikutip dari situs BWF.
Dia menceritakan, dokter memintanya untuk mengurangi intensitas latihan. Dokter memberi tahu setelah perawatan sejak 2018, ada banyak tekanan di bahunya.
BACA JUGA : Ulasan Film Lee Chong Wei Hingga Menjadi Legenda Dunia
“Saya diminta untuk istirahat oleh dokter. Saya tahu maksudnya, terutama setelah rencana come back ke lapangan, dokter memanggil pelatih dan meminta saya beristirahat,” ujarnya.
Chong Wei pun mengucapkan terima kasih kepada pelatihnya, Misbun Sidek, Hendrawan, Tey Seu Bock, staf fisik, dan pihak ang selalu mendukungnya ketika jumpa pers pengumuman pensiun tersebut.
Dia juga tidak menyebutkan secara gamblang penyesalannya karena gagal bermain di Tokyo pada 2020.
“Saya tidak bisa mengatakan keputusan ini membuat saya menyesal karena kesehatan itu lebih penting. Memang, butuh waktu satu bulan untuk memutuskan karena saya masih menargetkan bisa main di Tokyo,” ujarnya.
BACA JUGA : Ini Karir Taufik Hidayat, si Anak Ajaib dari Indonesia
Namun, Chong Wei memang mengakui dia menyesal 100% setelah gagal mendapatkan emas Olimpiade dan kejuaraan dunia.
“Sekarang saya tidak bisa mencapai 2020, tapi saya berharap ada orang Malaysia lain yang bisa dan saya akan membantu untuk itu,” ujarnya.
Sebelum Lee Chong Wei Pensiun, dia sempat berencana come back di dua turnamen pada awal tahun ini yakni, All England dan Malaysia open.
Awalnya, dia sempat yakin bakal kembali bermain di All England. Sayangnya, recana itu kandas karena kondisi fisiknya belum siap untuk balik ke lapangan.
Rencana come back Lee Chong Wei pun mundur menjadi Malaysia Open. Apalagi, dia adalah juara bertahan di turnamen Negeri Jiran tersebut.
Sayangnya, lagi-lagi rencana itu kandas karena kondisi kesehatan hingga akhirnya Lee Chong Wei pensiun.
Lee Chong Wei Pensiun, Ini Perjalanannya di Olimpiade
Emas Olimpiade mungkin menjadi penyesalan utama Lee Chong Wei. Dia tiga kali ke final, tetapi tiga-tiganya hanya menjadi perak setelah dikandaskan oleh para pemain China.
Bahkan, sepanjang karirnya, pemain China selalu menghambat lajunya untuk mendapatkan emas Olimpiade.
Debut Chong Wei di Olimpiade terjadi pada 2004. Namun, penampilan pertamanya di ajang multi event terbesar itu harus berakhir lebih dini.
Chong Wei dikalahkan oleh Chen Hong di babak 16 besar lewat rubber set 11-15, 15-3, 12-15.
Empat tahun kemudian, Chong Wei berhasil melaju hingga final, tetapi mimpi medali emas masih jauh.
Pemain andalan Malaysia itu harus mengakui keunggulan Lin Dan dua set langsung 12-21, 8-21.
Chong Wei seolah mengulang kenangan pahit di 2012. Kala itu, Chong Wei lagi-lagi harus kalah dari Lin Dan di babak final lewat rubber set 21-15, 10-21, 19-21.
Pada Olimpiade Rio 2016, Chong Wei tidak bertemu Lin Dan di babak final, tetapi lagi-lagi langkahnya untuk mendapatkan emas terhadang oleh pemain China lainnya.
Kali ini giliran Chen Long yang mengandaskan perjuangan Chong Wei di Olimpiade. Chong Wei kalah dua set langsung dari Chen Long 18-21, 18-21.
Indonesia dan China Penghadang Lee Chong Wei untuk Juara Dunia
Lee Chong Wei mulai mengikuti kejuaraan dunia sejak 2005. Total dia mengikuti sebanyak 10 kejuaraan dunia dan 4 diantaranya lolos hingga ke babak final.
Namun, Chong Wei kerap kurang beruntung di kejuaraan dunia. Lagi-lagi, tokoh utama yang mengagalkan Chong Wei yang sudah mampu ke babak final adalah pemain China.
Final pertama Chong Wei di kejuaraan dunia baru terjadi pada 2011. Namun, Chong Wei harus mengaku keunggulan Lin Dan hingga kalah 22-20, 13-21, 21-23.
Pada 2013, Chong Wei kembali bertemu dengan Lin Dan di babak final. Sayangnya lagi-lagi dia harus kandas rubber set dan retire 21-16, 13-21, 17-20.
Kala itu, kaki Chong Wei mengalami keram di detik-detik terakhir pertandingan. Akhirnya, dia tidak bisa melanjutkan permainan hingga tuntas dan Lin Dan menjadi juara dunia tungal putra saat itu.
Penghadang Chong Wei di final kejuaraan dunia 2014 dan 2015 memang bukan Lin Dan, tetapi datang dari pemain China lainnya yakni, Chen Long.
Pada 2013 dan 2014, Chong Wei mencatatkan kekalahan masing-masing dengan skor 19-21, 19-21 dan 14-21, 17-21.
Selain itu, pemain Indonesia juga kerap menjegal langkah Lee Chong Wei untuk melaju ke final kejuaraan dunia.
Pada debutnya [2005], Chong Wei sempat mengejutkan setelah mampu tembus final. Namun, dia harus mengakui keunggulan tunggal putra dunia saat itu Taufik Hidayat dua set langsung 3-15, 12-15.
Taufik juga mempecundangi Chong Wei pada kejuaraan dunia 2010 di babak perempat final. Kala itu, Chong Wei kalah lewat rubber set 15-21, 21-11, 12-21.
Selain Taufik Hidayat, Sony Dwi Kuncoro juga dua kali mempecundangi Chong Wei di kejuaraan dunia.
Pertama, babak ketiga kejuaraan dunia 2007 dan kedua, babak perempat final kejuaraan dunia 2009. Pada dua pertandingan itu, Chong Wei harus mengakui keunggulan Sony masing-masing 11-21, 9-21 dan 16-21, 21-14, 12-21
.
Jejak Karir Lee Chong Wei, Sempat Main Rangkap Ganda Putra
Data resmi BWF, karir senior Lee Chong Wei dimulai pada 2000, tetapi legenda Malaysia itu sudah mulai bersaing di kejuaraan senior sejak 1998.
Pada 1998, Chong Wei mengikuti kualifikasi Malaysia Open. Sayangnya, Chong Wei dikalahkan wakil Wales Irwansyah dua set langsung 7-15, 6-15.
Lalu, pada 1999, Chong Wei sempat bermain rangkap tunggal putra dan ganda putra.
Pada Malaysia Satellite 1999, langkah Lee Chong Wei di nomor tunggal hanya bisa sampai babak kedua. Dia dikandaskan tunggal Malaysia Ming Yao Alvin Chew rubber set 15-7, 5-15, 1-15.
Nasibnya di nomor ganda putra juga kandas di babak kedua. Dia bersama Tong Hai Tan dikalahkan Soon Thoe CHeah/Khoo Kok Kheng 5-15. 12-15.
Kandas di Malaysia Satellite, Chong Wei mencoba peruntungan bermain dirangkap di Malaysia Open 2000.
Sayangnya, pada sektor tunggal, dia dikalahkan langsung di babak pertama oleh Wong Choong Han 15-12, 6-15, 8-15.
Lalu, pada sektor ganda putra, Chong Wei berganti pasangan dengan Beng Hong Kang. Sayang, nasibnya hanya bisa sampai babak pertama setelah dikalahkan Budi Arianto/Candra Wijaya 1-15, 3-15.
Memasuki 2001, Chong Wei sempat kembali bermain rangkap di Singapura Internasional. Sayangnya, di sektor tunggal dia dikalahkan pemain Singapura keturunan Indonesia Ronald Susilo 14-17, 3-15 di babak kedua.
Lalu, pada sektor ganda putra bersama Beng Hong Kang, Lee Chong Wei dikandaskan Takanori Aoki/Tori Matsumoto 7-15, 2-15.
Setelah itu, Chong Wei lebih condong bermain menjadi tunggal putra hingga merasakan menjadi peringkat pertama dunia selama 200 pekan.
Gelar Pertama dan Langkah Menjadi Nomor 1 Dunia
Dalam film biografinya, Lee Chong Wei diceritakan sempat prustasi karena selalu kalah, terutama oleh pemain China. Dia sempat berteriak ke pelatihnya, Misbun Sidek, terkait kekurangannya.
Namun, Misbun Sidek memastikan kalau tidak ada yang kurang dengan Chong Wei, hanya tinggal daya juang saja untuk memenangi pertandingan.
Karir Chong Wei pun bisa dibilang agak terlambat bersinar ketimbang Taufik Hidayat [yang memang berkarir senior lebih dulu] dan Lin Dan. Namun, seolah pelan tapi pasti, karir Chong Wei cenderung konsisten ketika mencapai masa emasnya.
Chong Wei baru mencatatkan final pertamanya pada Malaysia Open 2003. Kala itu, dia maju ke final, tetapi harus kandas dari tunggal China Cheng Hong.Dia dikalahkan Chen Hong dua set langsung 9-15, 5-15.
Gelar juara pertama Chong Wei pun didapatkan pada tahun yang sama. Namun, memang di kelas turnamen yang lebih rendah dari Malaysia Open yakni, Malaysia Satellite.
Kala itu, dia mengalahkan eks partnernya di ganda putra yakni, Beng Hong Kang dua set langsung 15-7, 15-9.
Memang, Chong Wei juara di turnamen yang tidak terlalu bergengsi, tetapi kemenangan itu seolah membuka jalannya untuk menjadi tunggal putra nomor satu dunia.
Pada 2004, Lee Chong Wei mendapatkan gelar Malaysia Open pertamanya. Di Final, dia berhadapan dengan Park Sung Hwan asal Korea Selatan dan menang 15-3, 15-12.
Pada tahun itu, dia juga meraih satu gelar lagi yakni, Taiwan Open. Di sana, dia lagi-lagi mengalahkan eks partnernya di ganda putra Beng Hong Kang dua set langsung 15-4, 15-10.
Kasus Doping Hampir Bikin Lee Chong Wei Pensiun
Kegemilangan Lee Chong Wei sebagai pebulutangkis hampir berakhir pahit setelah dia terkena kasus doping pada Oktober 2014.
Saat itu, Chong Wei positif menggunakan doping. Kabar itu pun langsung dikonfirmasi oleh Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia yang menyebut ada zat dexamethasone dalam hasil tes urinenya.
Awalnya, Chong Wei sempat terancam hukuman 2 tahun larangan bermain. Hal itu hampir membuat Lee Chong Wei pensiun. Namun, itu urung terjadi, dia hanya dihukum selama 8 bulan larangan bermain.
Namun, Chong Wei juga harus mengembalikan medali perak yang diraihnya ketika kejuaraan dunia 2014.
Pasca 8 bulan terkena sanksi, turnamen perdana Chong Wei adalah US Open 2015 dengan kelas Grand Prix Gold. Di sana, Chong Wei langsung sangar dan menjadi juara setelah mengalahkan wakil Denmark Hans Kristian Vittinghus 22-20, 21-12.
Chong Wei bak menguasai Amerika Utara, dia juga menjuarai Canada Open 2015 dengan kelas Grand Prix. Di final, Chong Wei mengandaskan wakil Hong kong Ng Ka Lon Angus dua set langsung 21-17, 21-13.
Pada 2015, Chong Wei juga mencatatkan gelar di turnamen level Super series yakni, Prancis Open, China Open, dan Hong kong Open. Prestasi itu pun langsung mendongkrak peringkatnya hingga kembali menjadi nomor 1 dunia.
Pada periode 2016 – 2018, Chong Wei mencatat meraih 9 gelar. Namun, langkahnya mempertahankan peringkat 1 dunia kandas setelah didiagnosis terkena kanker hidung.
Sang bintang pun harus beristirahat hingga akhirnya Lee Chong Wei pensiun.
Lee Chong Wei Pensiun, tapi Tetap Menuju Olimpiade Tokyo 2020
Lee Chong Wei pensiun yang berarti peluangnya bermain di Olimpiade Tokyo 2020 sudah pupus. Namun, sang legenda Negeri Jiran nyatanya tetap menuju Negeri Sakura tersebut.
Chong Wei tetap ke Olimpiade 2020 setelah Kementerian Pemuda dan Olahraga Malaysia menunjuknya sebagai Chef de Mission tim Bulu tangkis Malaysia.
Seperti dikutip dari Thestar.com, Chong Wei cukup senang mendapatkan kesempatan tersebut.
“Saya sangat kecewa tidak bisa meraih emas Olimpiade, tetapi peran baru ini bisa membuat saya untuk bantu teman-teman meraih mimpi saya,” ujarnya.
Nantinya, Chong Wei akan ikut terjun ke lapangan untuk latih tanding dengan pemain bulu tangkis Malaysia agar bisa lolos Olimpiade.
“Tentu saya akan kembali ke lapangan dan membantu agar banyak pemain Malaysia yang lolos kualifikasi,” ujarnya.
Lee Chong Wei pensiun memang sudah takdirnya, tetapi mimpinya emas Olimpiade bisa diturunkan kepada adik-adiknya. Selamat menikmati masa pensiun Chong Wei.