Cerita – SuryaRianto https://suryarianto.id Seterang Matahari Sun, 12 Apr 2020 13:41:20 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=5.4 https://suryarianto.id/wp-content/uploads/2019/03/cropped-orbz_sun-32x32.png Cerita – SuryaRianto https://suryarianto.id 32 32 Perang Minyak Memanas, Kini Meksiko Siap Memberontak https://suryarianto.id/perang-minyak-memanas-kini-meksiko-siap-memberontak/ https://suryarianto.id/perang-minyak-memanas-kini-meksiko-siap-memberontak/#comments Sun, 12 Apr 2020 13:41:50 +0000 https://suryarianto.id/?p=970 Perang minyak kian memanas di tengah pandemi Covid-19 yang semakin menggila. Kini, bukan sekadar Arab Saudi dengan Rusia lagi, tetapi sudah mencakup Amerika Serikat hingga Meksiko. Harga minyak dunia masih dalam tekanan besar. Sampai penutupan perdagangan Kamis 9 April 2020, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) turun 9,29% menjadi US$22,76 per barel, sedangkan harga minyak […]

The post Perang Minyak Memanas, Kini Meksiko Siap Memberontak appeared first on SuryaRianto.

]]>
Perang minyak kian memanas di tengah pandemi Covid-19 yang semakin menggila. Kini, bukan sekadar Arab Saudi dengan Rusia lagi, tetapi sudah mencakup Amerika Serikat hingga Meksiko.

Harga minyak dunia masih dalam tekanan besar. Sampai penutupan perdagangan Kamis 9 April 2020, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) turun 9,29% menjadi US$22,76 per barel, sedangkan harga minyak Brent turun 4,14% menjadi US$31,48 per barel.

DENGERIN YUK: Ketika Zoom Bikin Kaya Pemilik Hutchinson

Pasar minyak sempat mendapatkan angin segar setelah muncul potensi kesepakatan global untuk pangkas produksi global. Aliansi OPEC+ sempat menyetujui rencana pemangkasan produksi sebesar 10 juta barel per hari.

Kesepakatan itu pun meredam hubungan panas antara Rusia-Arab Saudi yang sempat bersitegang dengan memangkas harga jual ekspor minyak.

BACA JUGA: Perang Minyak Kedua Dalam Satu Dekade, Siapa Pemenangnya?

Namun, kesepakatan itu justru memicu perang baru setelah keputusan bisa dijalankan jika Meksiko setuju. Pasalnya, Meksiko adalah salah satu anggota negara aliansi OPEC+ tersebut.

Meksiko pun belum menyetujui kesepakatan pemngkasan tersebut.

Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador cenderung menolak kesepakatan tersebut. Soalnya, pemangkasan produksi OPEC+ sebesar 10 juta barel per hari berarti Meksiko harus pangkas 400.000 barel per hari.

Jumlah itu lebih besar dari angka pemangkasan yang ditawarkan Meksiko kepada Arab Saudi, yakni sebesar 100.000 barel per hari.

Selain itu, pemangkasan 400.000 barel per hari berarti akan mempersulit Andres Manuel Lopez memenuhi janjinya untuk mendongkrak produksi minyak Petroleos Mexicanos, perusahaan BUMN minyak milik Meksiko.

Perang Minyak, Arab Saudi Berikan Waktu Negosiasi Lebih Lama

Arab Saudi pun tidak terburu-buru memaksa penetapan kesepakatan pemangkasan produksi tersebut. Arab Saudi sampai menunda penetapan harga bulanan sambil menunggu kesepakatan.

Penetapan harga jual dari Arab Saudi adalah senjata utama yang bisa diluncurkan kerajaan itu demi menjaga pangsa pasar.

Di sisi lain, Presiden AS Donald Trump sudah resah bukan kepalang. Posisi harga minyak dunia yang rendah saat ini sangat mengancam produksi minyak shale oil AS.

Untuk itu, Trump pun mengajak para pemimpin Arab saudi, termasuk Putra Mahkota Mohammed bin Salman.

Trump menawarkan solusi diplomatik seperti beberapa hitungan akutansi kreatif dengan Meksiko. Salah satunya, menghitung dampaknya kepada pasar minyak jika produksi minyak AS turun.

Beberapa delegasi disebut mendukung solusi Trump, meski sifat dukungan itu cuma sekadar di muka. Intinya, jika pemangkasan produksi dilakukan, Meksiko harus melakukan pengurangan produksi dengan porsi yang sama dengan setiap anggota aliansi.

Senjata Rahasia Meksiko untuk Hadapi AS hingga Aliansi OPEC+

Meksiko berani mengambil sikap untuk menolak kesepakatan karena negara itu memeiliki beberapa senjata. Pertama, Meksiko sudah mengadopsi skema kontrak lindung nilai penjualan minyak tahunan selama dua dekade terakhir.

Opsi itu membuat Meksiko punya hak menjual minyak dengan harga yang telah ditentukan. Jadi, ketika harga minyak dunia sedang anjlok, Meksiko masih bisa mencatatkan penjualan dengan harga tinggi.

Setidaknya, kebijakan lindung nilai harga minyak Meksiko sudah menyelamatkan pendapatan negara US$5,1 miliar dari migas ketika harga minyak dunia anjlok pada 2009.

Begitu juga ketika terjadi perang minyak pada 2015-2016, Meksiko tetap membukukan pendapatan fantastis senilai US$6,4 miliar pada 2015 dan US$2,7 miliar pada 2016.

Namun, keuntungan dengan penggunaan lindung nilai itu tidak gratis.

Menteri Keuangan Meksiko Arturo Herrera mengatakan polis asuransi harga minyak tidak murah.

“Operasi lindung nilai Meksiko ini telah memakan biaya hingga US$1 miliar dalam beberapa tahun terakhir.

Untuk saat ini, pemerintah Meksiko sudah mengasumsikan harga minyak ekspor berada di level US$49 per barel. Untuk menjaga pendapatan dari migas, Meksiko akan menggunakan lindung nilai dan dana stabilisasi minyak negara.

Dana stabilisasi minyak negara secara historis hanya menyediakan nafas tambahan harga minyak sekitar US$2 sampai US$5 per barel.

Angka itu masih realistis jika Meksiko melakukan lindung nilai di level US$45 per barel. Jika dihitung, secara rata-rata sejak Desember 2019, harga minyak Meksiko berada di level US$42 per barel.

Lalu, jika harga minyak turun hingga di bawah US$20 per barel, berarti operasi lindung nilai Meksiko bisa memakan biaya hingga US$6 miliar.

Dengan potensi biaya besar hingga uS$6 miliar, apakah senjata rahasia Meksiko cukup kuat menghadapi para aliansi OPEC+ dan AS?

The post Perang Minyak Memanas, Kini Meksiko Siap Memberontak appeared first on SuryaRianto.

]]>
https://suryarianto.id/perang-minyak-memanas-kini-meksiko-siap-memberontak/feed/ 1
Zoom Berikan Cuan Hingga US$3 Miliar kepada Pemilik Hutchinson https://suryarianto.id/zoom-berikan-cuan-hingga-3-miliar-dolar-as-kepada-pemilik-hutchinson/ https://suryarianto.id/zoom-berikan-cuan-hingga-3-miliar-dolar-as-kepada-pemilik-hutchinson/#respond Fri, 10 Apr 2020 09:25:00 +0000 https://suryarianto.id/?p=967 Zoom menjadi platform yang menonjol di tengah pandemi Covid-19. Seruan untuk kerja dan sekolah dari rumah membuat banyak pihak menggunakan platform itu sebagai media berkomunikasi. Nama Eric Yuan pun melejit, begitu juga dengan kekayaannya. Founder platform video konferensi itu mencatat pertumbuhan kekayaan hingga 66,41% dalam dua bulan terakhir. Per 6 April 2020, kekayaan Yuan senilai […]

The post Zoom Berikan Cuan Hingga US$3 Miliar kepada Pemilik Hutchinson appeared first on SuryaRianto.

]]>
Zoom menjadi platform yang menonjol di tengah pandemi Covid-19. Seruan untuk kerja dan sekolah dari rumah membuat banyak pihak menggunakan platform itu sebagai media berkomunikasi.

Nama Eric Yuan pun melejit, begitu juga dengan kekayaannya. Founder platform video konferensi itu mencatat pertumbuhan kekayaan hingga 66,41% dalam dua bulan terakhir. Per 6 April 2020, kekayaan Yuan senilai US$6,64 miliar.

BACA JUGA: Kisah Manis Indonesia Di Olimpiade 1992 Barcelona

Namun, berkah Zoom di tengah pandemi itu tak hanya dirasakan oleh Yuan, tetapi juga investor di belakangnya.

Beberapa investor awal perusahaan video konferensi itu seperti, Li Ka-shing sampai pendiri Yahoo Jerry Yang juga menikmati berkah setimpal.

Li Ka-shing dikenal sebagai salah satu taipan Hong Kong. Li memiliki bisnis konvensional dari telekomunikasi, properti, dan infrastruktur. Li adalah salah satu pemilik Hutchison Telecommunications yang memiliki bisnis di Indonesia, yakni operator Tri.

Keputusannya menjadi investor awal di Zoom adalah sebuah pertaruhan perdana baginya di dunia teknologi.

Li, yang kerap disebut Superman, memiliki 8,6% saham dari Zoom Video Communication Inc. Konon, nilai saham Li di perusahaan teknologi sudah melonjak hingga 80% menjadi US$3 miliar.

Meskipun begitu, berkah dari Zoom belum mampu mengerek kekayaan Li. Taipan Hong Kong itu masih mencatatkan penurunan kekayaan senilai Rp4,6 miliar menjadi US$25,7 miliar.

Penyebabnya, demonstrasi Hong Kong yang terjadi sejak pertengahan 2019 ditambah pandemi Covid-19 pada 2020.

Jejak Investor Awal Zoom

Pertama, Horizons Ventures yang ikut pendanaan putaran seri B senilai US$6,5 juta pada 2013. Kedua, Li ikut putaran pendanaan seri C senilai US$30 juta pada 2015. Ketiga, Li bertaruh sekitar US$850 juta ketika Zoom melantai di bursa AS pada April 2019.

Li tak sendiri, beberapa investor platform video konferensi lainnya, yakni salah satu pendiri Yahoo Jerry Yang dan keluarga David Bonderman yang masuk sampai akhir 2019.

Pergerakan harga saham perusahaan yang melantai di AS itu melejit 48,46% sekitar sepekan dar 13 Maret 2020 ke 23 Maret 2020 menjadi US$159,56 per saham. Namun, setelah itu harga sahamnya malah melorot 28,71% menjadi US$113,75 per saham.

Harga saham Zoom kembali melejit 5,69% menjadi US$124,51 per saham pada perdagangan 9 April 2020.

Penurunan harga saham Zoom ditenggarai ada pengaruh dari isu privasi dan keamanan platform video konferensi tersebut. Awalnya, isu masalah privasi mencuat di Amerika Serikat, tetapi negara lain pun mulai ikut membatasi penggunaan platform tersebut.

Taiwan dan Singapura Pilih Hindari Zoom

Salah satunya Taiwan, pemerintah negara itu melarang penggunaan Zoom dengan alasan keamanan yang semakin meningkat.

Aksi Taiwan itu menyusul kebijakan SpaceX dan Departemen Pendidikan New York yang melarang gunakan video konferensi dengan platform tersebut.

Tak hanya Taiwan, Singapura juga menghentikan penggunaan Zoom untuk pendidikan sekolah.

Hal itu terjadi setelah ada peretas yang melakukan pelanggaran di beberapa sesi pendidikan sekolah dari rumah via Zoom. Bahkan, peretas itu menampilkan gambar cabul.

Direktur Divisi Teknologi Pendidikan di Kementerian Pendidikan Singapura Aaron Loh mengatakan pihaknya tengah menyelidiki kedua pelanggaran dan akan mengajukan laporan polisi jika diperlukan.

“Ini adalah insiden yang serius,” ujarnya seperti dikutip dari Bloomberg.

Zoom pun tidak tinggal diam, sang CEO Eric Yuan sudah beberapa kali minta maaf soal permasalahan privasi dan keamanan.

Yuan mengatakan pihaknya akan memenuhi standar keamanan tinggi untuk jutaan pengguna baru.

“Kami akan bertekad untuk menjadi lebih baik dan mempertahankan standar keamanan dan privasi tertinggi,” ujarnya.

Zoom pun mengungkapkan tidak pernah sama sekali melakukan jual beli data penggunanya.

Jika Taiwan dan Singapura sudah memutuskan pembatasan penggunaan platform video konferensi itu, bagaimana dengan Indonesia ya?

The post Zoom Berikan Cuan Hingga US$3 Miliar kepada Pemilik Hutchinson appeared first on SuryaRianto.

]]>
https://suryarianto.id/zoom-berikan-cuan-hingga-3-miliar-dolar-as-kepada-pemilik-hutchinson/feed/ 0
Olimpiade 1992, Kisah Indah Bulu Tangkis Indonesia di Barcelona https://suryarianto.id/olimpiade-1992-kisah-indah-bulu-tangkis-indonesia-di-barcelona/ https://suryarianto.id/olimpiade-1992-kisah-indah-bulu-tangkis-indonesia-di-barcelona/#respond Thu, 09 Apr 2020 05:46:21 +0000 https://suryarianto.id/?p=962 Olimpiade 1992, musim panas di Barcelona, Spanyol, menjadi kenangan indah bagi Indonesia yang tak terlupakan sampai kapanpun. Nama Indonesia mengemuka ke seluruh dunia dalam ajang perdana bulu tangkis di Olimpiade tersebut. Bahkan, media Inggris The Independent menulis berita berjudul “Olympics/Barcelona 1992 – Round Up: Badminton: Indonesia off the mark” pada 5 Agustus 1992 pukul 00:02 […]

The post Olimpiade 1992, Kisah Indah Bulu Tangkis Indonesia di Barcelona appeared first on SuryaRianto.

]]>
Olimpiade 1992, musim panas di Barcelona, Spanyol, menjadi kenangan indah bagi Indonesia yang tak terlupakan sampai kapanpun. Nama Indonesia mengemuka ke seluruh dunia dalam ajang perdana bulu tangkis di Olimpiade tersebut.

Bahkan, media Inggris The Independent menulis berita berjudul “Olympics/Barcelona 1992 – Round Up: Badminton: Indonesia off the mark” pada 5 Agustus 1992 pukul 00:02 waktu setempat.

Hasil yang diraih Indonesia di Barcelona mencatatkan rekor baru. Negara dari Asia Tenggara itu memecahkan rekor emas pertamanya di Olimpiade melalui cabang bulu tangkis.

Susi Susanti, pemain tunggal putri Indonesia berhasil mengalahkan pemain muda Korea Selatan Bang Soo-Hyun lewat rubber set 5-11, 11-5, 11-3.

BACA JUGA: Mau Tau Kelompok 10 Besar di Bulu Tangkis Dunia, Cek Di Sini Aja

Indonesia diwakilkan oleh dua pemain di sektor tunggal putri, yakni Susi Susanti dan Sarwendah Kusumawardhani.

Memulai pertandingan perdana di Olimpiade, Susi Susanti langsung mendapatkan bye di babak pertama. Di babak kedua, Susi bertemu dengan wakil Jepang Harumi Kohara yang juga mendapatkan bye di babak pertama.

Susi melewati babak kedua dengan indah setelah mengalahkan Kohara 11-2, 11-2.

Lanjut ke babak ketiga, Susi harus berhadapan dengan wakil Hong Kong Wong Chun Fan. Sebelumnya, Wong Chun Fan sudah menyingkirkan dua wakil dari Eropa, Eline Coene dari Belanda dan Silvia Albrecht dari Swiss.

Olimpiade 1992, Mimpi All Indonesian Final di Tunggal Putra dan Putri

Senasib dengan Susi, Sarwendah juga mendapatkan bye di babak pertama. Melenggang tanpa perjuangan ke babak kedua, Sarwendah berhadapan dengan wakil Belanda Erica van den Heuvel.

Hasilnya, Sarwendah menang 11-8, 11-2 atas wakil Belanda tersebut. Di babak ketiga, Sarwendah menghadapi wakil Thailand Pornsawan Plungwech, Sarwendah lagi-lagi bisa menang 11-4, 11-2 dari pemain Negeri Gajah Putih tersebut.

Melaju ke babak perempat final, hanya tersisa 8 pemain terbaik di olimpiade perdana bagi bulu tangkis ini.

Ke-8 pemain itu antara lain, Susi Susanti dari Indonesia yang harus berhadapan dengan wakil Thailand Somharuthai Jaroensiri.

Lalu, ada wakil China Huang Hua yang harus berhadapan dengan wakil Korea Selatan Lee Heung Soon.

Kemudian, Sarwendah yang berhadapan dengan wakil Korea Selatan Bang Soo-hyun. Terakhir, wakil Australia Anna Lao yang berhadapan dengan wakil China Tang Jiuhong.

Susi dan Sarwendah yang berada di sisi berbeda memunculkan mimpi All Indonesian Final di sektor tunggal putri.

Sayangnya, hanya Susi yang melaju ke semifinal setelah mengalahkan Jaroensiri 11-6, 11-1. Di sisi lain, Sarwendah harus akui keunggulan Soo-hyun lewat rubber set 2-11, 11-3, 11-12. Sebuah pertandingan ketat nan tipis untuk bisa merebut partai ke semifinal.

Di babak semifinal ada dua wakil asal China dan satu Indonesia, serta satu Korea Selatan. China seolah membuka pintu lebar melahirkan All China Final.

Sayangnya, Huang Hua dikalahkan Susi Susanti 4-11, 1-11, sedangkan Tan Jiuhong dikalahkan Soo-Hyun 3-11, 2-11. Indahnya lagi, Susi berhasil membalaskan dendam Sarwendah di babak final dari pemain muda Korea Selatan tersebut.

Kenangan Manis Pasangan Susi Susanti dan Alan Budi Kusuma

Tak lama setelah emas pertama dari Susi Susanti, Indonesia sudah memastikan emas kedua dari cabang olahraga yang sama yang berasal dari tunggal putra. Kepastian itu muncul setelah dua pemain tunggal putra Indonesia beradu raket di final.

Alan Budi Kusuma yang masih berstatus pacar Susi Susanti akan berhadapan dengan juara All England 1991 Ardy Wiranata.

Setelah meraih emas dan membuat lagu Indonesia Raya berkumandang di Barcelona, Susi menyaksikan pertandingan Alan.

“Saya tidak segugup ketika Alan bermain di semifinal,” ujar Susi yang menonton lebih santai karena pertemuan antar sesama pemain Indonesia.

Di Olimpiade 1992, Indonesia mengirimkan tiga wakil tunggal putra, yakni Hermawan Susanto, Ardy Wiranata, dan Alan Budikusuma.

Hermawan Susanto yang berada di sesi satu mendapatkan bye di babak pertama. Setelah itu, dia harus berhadapan dengan wakil Finlandia Robert Lijequist dan menang 15-11, 15-3.

Melaju ke babak ketiga, Hermawan mengandaskan perjuangan wakil Thailand Teeranun Chiangta 15-7, 15-8.

Di sesi kedua, Ardy Wiranata juga mendapatkan bye di babak pertama. Melenggang tanpa keringat di babak kedua, dia berhadapan dengan wakil Swedia Jens Olsson.

Hasilnya, sang Juara All England 1991 itu menang 15-11, 15-6. Di babak ketiga, Ardy mengalahkan wakil Malaysia Foo Kok Keong 15-4, 15-6.

Di sesi ketiga, Alan Budikusuma harus bermain sejak babak pertama. Pada awal turnamen, dia harus bertemu dengan wakil Singapura Koh Leng Kang 15-2, 15-2.

Melenggang ke babak kedua, Alan Budikusuma berhadapan dengan wakil Thailand Sompol Kukasemkij dan menang 15-11, 15-2.

Di babak ketiga, Alan harus berhadapan dengan wakil Rusia Andrey Antropov dan menang 15-4, 15-7.

Digdaya Tunggal Putra Indonesia di Barcelona dan Apesnya China

Di babak perempat final, Indonesia menjadi penguasa dengan tiga wakil. Sisanya, China diwakilkan Zhao Jianhua, Denmark diwakilkan Poul-Erik Hoyer Larsen dan Thomas Stuer-Lauridsen, dan Malaysia diwakilkan Rashid Sidek.

Hermawan Susanto membuka asa pesta geral Indonesia di Barcelona setelah mengalahkan wakil China Zhao Jianhua 15-2, 14-17, 17-14.

Apalagi, setelah Ardy juga mengalahkan wakil Denmark yang kini jadi petinggi BWF Poul Erik dengan skor 15-10, 15-12.

Artinya, Indonesia sudah mengunci satu wakil di babak final karena Hermawan akan bertemu dengan Ardy di semifinal.

Lalu, Alan juga membuka asa Indonesia untuk All Indonesian Final setelah menang dari wakil Korea Selatan Kim Hak-kyun 15-9, 15-4.

Di babak semifinal, Alan harus berhadapan dengan wakil Denmark Thomas Stuer. Susi Susanti selaku pacar Alan saat itu mengaku gugup menyaksikan pertandingan kekasihnya di semifinal.

Untungnya, Alan menang 18-14, 15-8 atas Thomas Stuer. Dengan begitu, Indonesia memastikan emas di babak final setelah Ardy mengalahkan Hermawan lewat rubber set 15-10, 9-15, 9-15.

Pertemuan sesama pemain Indonesia bukan berarti Alan dan Ardy langsung main mata. Keduanya bermain sengit, Ardy selaku pemegang tahta All England 1991 enggak mau kalah begitu saja dari Alan.

Meskipun begitu, Alan menutup pertandingan dengan kemenangan 15-12, 18-13 dalam pertandingan selama 1 jam 13 menit. Pertandingan antara Alan dengan Ardy disebut penuh dengan reli-reli panjang yang mengandalkan kesabaran.

Indonesia yang pesta emas di bulu tangkis olimpiade 1992 berbanding terbalik dengan China. Pemain papan atas dunia asal China semuanya kandas seperti Zhai Jianhua.

China hanya mencatatkan perunggu dari tunggal putrinya, Huang Hua dan Tang Jiuhong.

The post Olimpiade 1992, Kisah Indah Bulu Tangkis Indonesia di Barcelona appeared first on SuryaRianto.

]]>
https://suryarianto.id/olimpiade-1992-kisah-indah-bulu-tangkis-indonesia-di-barcelona/feed/ 0
Tiga Pilar Sejahtera, Detik-detik Keruntuhan Raja Beras Premium https://suryarianto.id/tiga-pilar-sejahtera-detik-detik-keruntuhan-raja-beras-premium/ https://suryarianto.id/tiga-pilar-sejahtera-detik-detik-keruntuhan-raja-beras-premium/#respond Wed, 11 Mar 2020 08:48:27 +0000 https://suryarianto.id/?p=938 Tiga Pilar Sejahtera mendapatkan dana segar setelah pemegang saham baru, yakni PT Pangan Sejahtera Investama yang dimiliki oleh FKS Food and Agri Pte. Ltd masuk sebagai pemegang saham. Pemilik merek snack Taro itu mendapatkan dana segar Rp329,46 miliar dengan harga pelaksanaan premium di level Rp210 per saham. Sebelum masuk ke siapa sosok pemegang saham 32,7% […]

The post Tiga Pilar Sejahtera, Detik-detik Keruntuhan Raja Beras Premium appeared first on SuryaRianto.

]]>
Tiga Pilar Sejahtera mendapatkan dana segar setelah pemegang saham baru, yakni PT Pangan Sejahtera Investama yang dimiliki oleh FKS Food and Agri Pte. Ltd masuk sebagai pemegang saham. Pemilik merek snack Taro itu mendapatkan dana segar Rp329,46 miliar dengan harga pelaksanaan premium di level Rp210 per saham.

Sebelum masuk ke siapa sosok pemegang saham 32,7% emiten berkode AISA yang baru itu, kita akan masuk ke sesi 3 kisah perjalanan AISA.

BACA JUGA: [SERI 1] Dua Dekade Berdiri, Tiga Pilar Sejahtera Ekspansi Gila-gilaan

Dua seri sebelumnya bisa dibilang menceritakan bagaimana Tiga Pilar Sejahtera sangat agresif dalam ekspansi. Sampai mereka yang awalnya bisnis bihun dan mie kering merambah ke makanan manis, CPO, Beras, dan makanan ringan seperti, Taro.

BACA JUGA: [SERI 2] Pesona Tiga Pilar Sejahtera Buat Perusahaan AS Tergoda

Namun, seri kali ini akan menceritakan detik-detik awal keruntuhan kerajaan bisnis AISA tersebut.

Isu terbesar pertama terjadi pada pertengahan 2016. Kala itu, perseroan memutuskan lepas PT Golden Plantation Tbk. senilai Rp521,43 miliar kepada PT JOM Prawarsa Indonesia. Alasan penjualan bisnis sawit itu antara lain karena merasa sektor perkebunan itu bukanlah bisnis utamanya.

PODCAST: Apa Sih Dampak dari Aksi Buyback Saham Tanpa RUPS?

Porsi pendapatan perseroan dari bisnis sawit memang masih lebih kecil ketimbang beras.

Untuk itu, perseroan akan fokus mengembangkan bisnis beras dan makanan ringan, serta mie dan bihun kering yang sudah dirintis lebih dulu.

Ngomong-ngomong bisnis sawit, AISA memang belum lama berkecimpung di sektor tersebut. Mereka mulai menjajal sawit pada 2012.

Kala itu mereka mengakuisisi PT Bumiraya Investindo. Geliat ekspansi AISA di bisnis sawit sangat besar dengan langsung akuisisi 5 perusahaan sawit lainnya, yakni PT Mitra Jaya Agro Palm, PT Airlangga Sawit Jaya, PT Chandra Palma Oetama, PT Muara Bungo Plantation, dan PT Tugu Palma Sumatera.

Selain itu, AISA juga membentuk perusahaan patungan bersama Bunge Agribusiness Singapore Pte. LTd lewat Bumiraya Investindo pada 2011.

Tak hanya sampai disitu, pada 2012 Bumiraya juga mengakuisisi PT Tandan Abadi mandiri yang memiliki lahan konsesi seluas 14.000 hektar pada Desember 2012.

Secara total, sampai 2012, Tiga Pilar melalui BRI memiliki lahan seluas 92.899 hektar. Dari jumlah itu, seluas 15.805 hektar sudah ditanami kelapa sawit saat itu.

Namun, entah berapa dana yang digelontorkan AISA untuk bisnis sektor sawit tersebut.

Pastinya, perseroan sempat berencana ekspansi investasi di sektor sawit senilai Rp600 miliar pada 2013. Nilai itu konon digunakan untuk akuisisi PT Golden Plantation. Artinya, nilai jual emiten berkode GOLL itu lebih kecil ketimbang periode investasi AISA di sektor sawit sejak 2012.

Tiga Pilar Sejahtera Kebut Bisnis Makanan dan Tambah Surat utang

Setelah menjual Golden Plantation, AISA mengebut bisnis makanannya. Pada tahun itu, mereka meresmikan 5 unit pabrik bihun instan PT Tiga Pilar Sejahtera [entitas awal perseroan].

Tak hanya itu, perseroan juga mulai ‘ngeh’ dengan dunia digital dengan meluncurkan Sales Force Automation, sebuah aplikasi penjualan yang bisa digunakan dari ponsel pintar.

Mereka juga meluncurkan konsep Mitra Usaha Maknyus, yakni layanan pesan antar. Kalau melihat namanya, mungkin ini layanan pesan antar beras Maknyus langsung ke konsumen.

Selain melanjutkan ekspansi gila-gilaan di sektor makanan, Tiga Pilar Sejahtera juga menerbitkan sukuk kedua pada 2016 senilai Rp1,2 triliun. Kupon sukuk itu mencapai 10%-10,75%.

Sebenarnya, nilai sukuk itu lebih rendah ketimbang rencana awal yang mencapai Rp1,5 triliun.

Mayoritas dana dari sukuk itu digunakan untuk pinjaman kepada anak usaha. Total pinjaman yang diberkan AISA kepada empat anak usahanya, PT Dunia Pangan, PT Indo Beras Unggul, PT Jatisari Srirejeki dan PT Suskes Abadi Karya Inti senilai Rp994,33 miliar.

Dana itu akan digunakan anak usahanya untuk membayar utang bank dan modal usaha.

Secara rinci, Dunia Pangan menerima pinjaman Rp612,52 miliar, Indo Beras Unggul Rp154,58 miliar, Jatisari Srirejeki mendapatkan Rp60 miliar dan Sukses Abadi Karya Rp212,95 miliar.

Khusus Dunia Pangan, anak usaha AISA itu akan menggunakan pinjaman untuk membayar utang kepada Rabobank International, Bank Maybank Indonesia, Bank of Tokyo Mitusbishi UFJ Ltd., dan Bank Permata.

Bisnis Beras Tiga Pilar yang Runtuh Seketika

Entah mimpi atau ada dosa apa, Tiga Pilar mengalami awal sialnya di 2017. Bisnis beras perseroan goyah seketika setelah ada dugaan mengoplos beras subsidi menjadi beras premium.

Satgas Pangan pun menggerebek gudang beras milik anak usaha Tiga Pilar tersebut. Alhasil, sebanyak 1.161 ton beras milik anak usaha AISA disita.

Kejadian itu menjadi titik awal anjloknya harga saham AISA, si calon pesaing Indofood. Pada 21 Juni 2017, harga saham AISA terjun bebas secara harian 24,92% menjadi Rp1.205 per saham.

Tiga Pilar pun sudah membantah kalau anak usahanya PT Indo Beras Unggul mengemas ulang beras medium bersubsidi dan dijual sebagai beras premium dengan merek Ayam Jago dan Maknyuss.

Brand beras Tiga Pilar yang menjadi penopang kinerja perseroan sepanjang hampir satu dekade terakhir pun rusak.

Permasalahan ini berbuntut panjang, AISA akhirnya menutup dua pabrik beras dan PHK sekitar 1.700 karyawan pada akhir 2017. Alasannya, bisnis beras dianggap tidak memberikan keuntungan lagi bagi perseroan.

Di sisi lain, perseroan sudah mengucurkan pinjaman dalam jumlah besar ke anak usaha berasnya itu pada 2016. Pinjaman itu berasal dari Sukuk yang diterbitkan pada 2016 senilai Rp1,2 triliun.

Dari sinilah drama keruntuhan digdaya sang wonderkid sektor konsumer dimulai. Entah ada hubungannya atau tidak, sejak kehilangan Priyo, AISA pun seperti kehilangan arah dan tujuan.

Kisah selanjutnya akan diceritakan di seri keempat.

The post Tiga Pilar Sejahtera, Detik-detik Keruntuhan Raja Beras Premium appeared first on SuryaRianto.

]]>
https://suryarianto.id/tiga-pilar-sejahtera-detik-detik-keruntuhan-raja-beras-premium/feed/ 0
Perang Minyak Kedua Dalam Satu Dekade, Siapa Pemenangnya? https://suryarianto.id/perang-minyak-kedua-dalam-satu-dekade-siapa-pemenangnya/ https://suryarianto.id/perang-minyak-kedua-dalam-satu-dekade-siapa-pemenangnya/#respond Tue, 10 Mar 2020 06:30:54 +0000 https://suryarianto.id/?p=930 Perang minyak mendadak muncul di tengah serbuan Virus Corona. Apa penyebab perang minyak ini terjadi? Jika membahas itu, kita harus kembali ke periode 2012-an ketika menjadi titik awal booming shale oil di Amerika Serikat (AS). Berbicara shale oil, produk itu bukanlah sesuatu yang baru di dunia. Merunut sejarahnya, Shale Oil justru lebih dulu ditemukan ketimbang […]

The post Perang Minyak Kedua Dalam Satu Dekade, Siapa Pemenangnya? appeared first on SuryaRianto.

]]>
Perang minyak mendadak muncul di tengah serbuan Virus Corona. Apa penyebab perang minyak ini terjadi?

Jika membahas itu, kita harus kembali ke periode 2012-an ketika menjadi titik awal booming shale oil di Amerika Serikat (AS). Berbicara shale oil, produk itu bukanlah sesuatu yang baru di dunia.

Merunut sejarahnya, Shale Oil justru lebih dulu ditemukan ketimbang minyak mentah yang digali langsung. Namun, shale oil meredup karena biaya produksi minyak mentah langsung lebih murah sehingga harga jualnya pun lebih murah.

BACA JUGA: Harga Masker Melejit, Masih Mau Berjudi di KAEF dan INAF?

Nah, pada periode 2012-2014, harga minyak dunia melonjak tinggi hingga sempat tembus US$100 per barel. Di sini pula bersamaan dengan boomingnya Shale Oil di AS.

Hingga salah satu edisi National Geographic menceritakan dampak negatif dari booming shale oil di AS tersebut.

Sampai titik harga minyak yang sangat tinggi pada pertengahan 2014, secara berangsur harga minyak mulai turun. Itu terjadi seiring dengan penurunan permintaan dari China dan AS yang mulai menikmati konsumsi shale oilnya.

perang minyak produksi minyak AS

Awal polemik terjadi ketika pertemuan Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC) pada Desember 2014. Kala itu muncul perdebatan apakah OPEC akan memangkas produksi atau tidak demi menjaga harga minyak dunia agar tidak anjlok.

Seingat saya, kala itu OPEC batal pangkas produksi sehingga harga minyak makin anjlok. Alasannya, OPEC tidak mau kehilangan pangsa pasarnya di tengah AS yang semangat menggenjot produksi Shale Oilnya.

Di sisi lain, AS yang merupakan salah satu importir minyak terbesar, kini mulai bisa swasembada minyak.
Bahkan, pasokan minyak AS berlebihan hingga ada peluang untuk ekspor minyak. Pada periode 2015-2016 inilah harga minya dunia jatuh ke titik terendahnya.

perang minyak pasokan AS

Kala itu, harga minyak WTI dan Brent sempat jatuh ke level US$25-US$27 per barel. Harga yang sangat rendah itu membuat produksi shale oil mulai melambat.

Hasilnya, pasokan minyak yang berlebih mulai terserap karena perlambatan produksi. Harga minyak mulai bangkit lagi pada 2018.

Dalam perang minyak edisi pertama itu, AS bisa dibilang pemenangnya karena strategi pemangkasan produksi OPEC yang gagal total menghadang laju penurunan harga. Kegagalan itu akibat produksi shale oil terus dikebut, meski harga minyak sudah anjlok.

Perang Minyak Kedua di periode 2010-2020

Kabar mengejutkan terjadi dalam pertemuan OPEC pada 6 Maret 2020. Rusia menolak rencana OPEC untuk pangkas produksi.

Setelah kegagalan itu, Arab Saudi memperburuk situasi dengan memberikan diskon harga jual ekspor minyaknya pada Sabtu 7 Maret 2020.

Mengutip Bloomberg, Rusia dengan 9 negara yang bukan anggota OPEC tergabung dalam OPEC+. Aliansi OPEC+ inilah yang mengkartel komoditas minyak di dunia.

Perseteruan masalah pemangkasan produksi ini bukan yang pertama kalinya. Setiap negara minyak memiliki misi untuk menjaga keuntungan dengan memproduksi sebanyak-banyaknya.

Namun, di tengah wabah Virus Corona ini, Arab Saudi menilai perlu adanya pemangkasan produksi agar harga minyak tidak turun terlalu dalam. Alasannya, permintaan minyak berpotensi melambat, jika produksi berjalan seperti biasanya supply akan melebihi demand.

Di sisi lain, Rusia menilai rencana kebijakan Arab Saudi itu punya hubungan kuat untuk membantu industri shale oil Amerika Serikat (AS). Apalagi, Presiden AS Donald Trump menggunakan energi sebagai alat politik dan ekonomi.

Rusia juga kesal dengan sanksi AS terkait penyelesaian pipa yang menghubungkan ladang gas Siberia dengan Jerman yang dikenal Nord Stream 2.

Penolakan Rusia itu pun sangat logis, Vladimir Putin enggan memberikan pangsa pasar minyaknya kepada AS. Pasalnya, yang melakukan pemangkasan produksi cuma OPEC+, tetapi AS yang kelebihan pasokan minyak tidak memangkas produksinya.

Artinya, jika permintaan tetap, AS bisa menggarap pasar tersebut, sedangkan Rusia yang tergabung oleh OPEC+ harus rela kehilangan beberapa % pangsa pasarnya jika ikut memangkas produksi.

Dejavu Perang Minyak Periode Pertama

Perang minyak periode kedua ini mengingatkan perang minyak periode pertama silam. Namun, akankah Rusia dan Arab Saudi bisa bertahan jika harga minyak terus ambruk?

Rusia dan Arab Saudi, serta anggota OPEC lainnya, diestimasikan sudah menikmati keuntungan yang lebih banyak ketika harga minyak sempat kembali ke US$80-an per barel hingga tertahan cukup lama di level US$60 per barel.

Titik impas harga minyak Rusia sekitar US$42 per barel. Dari berbagai keuntungan sebelumnya, Rusia diprediksi memiliki posisi yang baik di tengah kemerosotan harga saat ini.

Begitu juga dengan Arab Saudi yang diprediksi memiliki biaya produksi minyak mentah hanya sepertiga dari biaya shale oil AS.

Sayangnya, beberapa negara minyak bakal terancam dari penurunan harga saat ini. Paling pertama adalah Venezuela yang bakal makin suram di tengah gejolak politik.

Begitu juga dengan Iran yang bisa membuat komplikasi tambahan di tengah usaha melindungi perekonomian dari wabah Virus Corona.

Pemenang Perang Minyak

Pihak yang paling diuntungkan adalah para importir seperti China, termasuk Indonesia.

Kejatuhan harga minyak ini bisa jadi antivirus ekonomi dari dampak wabah Covid-19 yang terjadi satu kuartal terakhir.

Untuk Indonesia, penurunan harga minyak ini bisa memangkas defisit transaksi berjalan yang melebar gara-gara impor minyak. Inflasi pun akan terjaga karena mau enggak mau harga BBM nonsubsidi akan menyesuaikan harga pasar.

Beban anggaran pemerintah untuk BBM yang masih disubsidi seperti, Premium dan Solar pun akan berkurang. Pertamina pasti girang bukan main dengan penurunan harga ini, artinya beban menanggung biaya premium bisa sedikit terpangkas.

Apalagi, kalau dilihat dari data per Januari 2020, impor minyak nilainya jauh lebih besar ketimbang ekspor minyak.

Impor minyak mentah US$514 juta, sedangkan ekspor minyak mentah hanya US$32,9 juta. Lalu, impor produk pengolahan hasil minyak US$1,1 miliar, sedangkan ekspornya cuma US$168,9 juta.

Namun, penurunan harga minyak bakal berdampak pula kepada nasib perusahaan sektor batu bara. Pasalnya, batu bara adalah salah satu produk pesaing minyak sehingga penurunan ini bakal berimbas kepada harga batu bara.

Jadi, kalian yang pegang emiten batu bara siap-siap saja ke depannya tantangan sektor itu bakal makin menjadi.

Siap menikmati harga bensin nonsubsidi murah lagi enggak? syaratnya harga minyak di level US$30 per barel ini bertahan terus sampai akhir semester I/2020.

The post Perang Minyak Kedua Dalam Satu Dekade, Siapa Pemenangnya? appeared first on SuryaRianto.

]]>
https://suryarianto.id/perang-minyak-kedua-dalam-satu-dekade-siapa-pemenangnya/feed/ 0
Harga Masker Melejit, Yakin masih Mau Berjudi di KAEF dan INAF? https://suryarianto.id/harga-masker-melejit-yakin-masih-mau-berjudi-di-kaef-dan-inaf/ https://suryarianto.id/harga-masker-melejit-yakin-masih-mau-berjudi-di-kaef-dan-inaf/#respond Mon, 09 Mar 2020 11:07:08 +0000 https://suryarianto.id/?p=922 Harga masker benar-benar melejit pascavirus corona. Bahkan, kenaikan harga masker melebihi lonjakan harga saham dua emiten farmasi pelat merah, PT Kimia Farma Tbk. dan PT Indofarma tbk. yang kini berangsur amblas. Mengutip Bisnis.com, pada 4 Maret 2020, Kementerian BUMN memastikan ketersedian masker, antiseptik, dan suplemen tetap mencukupi permintaan. Menteri BUMN Erick Thohir menyebutkan Kimia Farma […]

The post Harga Masker Melejit, Yakin masih Mau Berjudi di KAEF dan INAF? appeared first on SuryaRianto.

]]>
Harga masker benar-benar melejit pascavirus corona. Bahkan, kenaikan harga masker melebihi lonjakan harga saham dua emiten farmasi pelat merah, PT Kimia Farma Tbk. dan PT Indofarma tbk. yang kini berangsur amblas.

Mengutip Bisnis.com, pada 4 Maret 2020, Kementerian BUMN memastikan ketersedian masker, antiseptik, dan suplemen tetap mencukupi permintaan.

Menteri BUMN Erick Thohir menyebutkan Kimia Farma memiliki 1.300 jaringan apotek dan 600 klinik di Indonesia.

BACA JUGA: Mau Tau Berapa Banyak Gaji Direksi Bank BUMN? Cek di Sini Aja

“Mereka [Kimia Farma] sudah melakukan antisipasi sejak 10 Januari 2020 dengan menghadirkan Corona Virus Centre untuk deteksi dini,” ujarnya.

Faktanya, ketika mengunjungi apotek Kimia Farma di Poris, Tangerang, pasokan masker sudah ludes terjual.

“Kami cuma dapat 1 box doang, itu pun kemarin satu orang maksimal beli satu pcs saja,” ujarnya kasir di apotek tersebut.

Masker benar-benar langka, ada sekitar 15 apotek yang saya datangi dengan tujuan membeli masker. Hasilnya, hanya 2 yang mengaku punya stok masker.

Pertama, K24 yang menjual masker N95 dengan harga Rp54.000 per buahnya. Padahal, yang saya cari masker biasa saja yang satu dus isi 50 pcs senilai rata-rata Rp25.000 – Rp30.000.

Kedua, ada tempat jualan alat dan perlengkapan kesehatan yang menjual masker dalam jumlah 1 dus isi 50 pcs. Namun, harga yang ditawarkan Rp450.000 untuk 1 dus yang berisi 50 pcs.

“Kalau beli satuan harganya menjadi Rp10.000,” ujarnya.

Tanpa basa-basi dengan senyuman sinis, saya pun tidak jadi membeli masker di tempat tersebut.

Alhasil, saya pulang dengan tangan hampa untuk mencari pasokan masker.

Harga Masker Naik, Nasib INAF dan KAEF Kini

Dalam berita Bisnis.com itu, Erick menuturkan Kimia Farma sudah melakukan pemesanan bahan baku dari China untuk menambah pasokan masker di dalam negeri.

Erick memastikan jika pasokan bahan baku dari China menipis, pihaknya akan memesan bahan baku dari Eropa sebagai alternatifnya.

“Namun, harga bahan baku dari Benua Biru itu lebih tinggi sehingga harga masker juga bisa lebih mahal nantinya,” ujarnya.

Sebelum harga naik, Erick pun memastikan kalau Kimia Farma tidak akan sengaja menaikkan harga untuk mendapatkan keuntungan lebih besar.

“Harganya kalau di Eropa kan mahal. Jadi jangan digosipkan Kimia Farma ambil kesempatan dalam kesempitan,” ujarnya.

Meskipun begitu, dalam berita itu disebutkan Kimia Farma memberlakukan pembatasan pembelian sebanyak dua masker per transaksi dengan harga Rp2.000 per pcs.

Melihat itu, harga masker yang dijual Kimia Farma sudah melonjak sekitar 300% dari harga normal.

Kita pun tidak bisa prediksi berapa harga masker jika mengambil bahan baku dari Eropa.

Di sisi lain, lonjakan harga masker itu nyatanya tidak membuat saham KAEF, ticker Kimia Farma dan INAF, ticker Indofarma makin renyah melonjak.

Sampai perdagangan Senin (09/03/2020), harga saham KAEF malah amblas 16,38% menjadi Rp740 per saham. Begitu juga dengan saham INAF yang hancur sebesar 14,19% menjadi Rp665 per saham.

Harga KAEF dan INAF sempat menunjukkan kebangkitan setelah hancur lebur pada 2019 sejak 28 Februari 2020.

Keduanya kompak menguat selama 5 hari perdagangan dari 28 Februari 2020 sampai 5 Maret 2020.

INAF naik paling tinggi sebesar 81,91% hanya dalam 5 hari hingga tembus Rp815 per saham. Di sisi lain, harga saham KAEF juga melonjak 57,75% dalam 5 hari hingga tembus Rp915 per saham.

Sayangnya, renyahnya gorengan INAF dan KAEF berakhir di 5 Maret 2020. Setelah itu, kedua saham terus amblas hingga perdangan hari ini.

Secara total, harga saham INAF sudah turun sekitar 18,4%, sedangkan harga saham KAEF sudah turun 19,12%.

Kinerja Keuangan KAEF dan INAF

Kalau dilihat dari segi kinerja keuangan, kedua saham itu lagi dalam kondisi yang kurang baik.

Sampai kuartal III/2019, INAF mencatatkan penurunan pendapatan sebesar 21,05% menjadi Rp583,53 miliar dibandingkan dengan Rp739,17 miliar pada periode sama tahun lalu.

Nasib bottom linenya lebih miris, masih rugi Rp34,84 miliar. Jika sampai akhir 2019 masih rugi, berarti INAF sudah 4 tahun berturut-turut mencatatkan kerugian.

Jika melihat struktur pendapatan INAF, mayoritas pendapatan perseroan ditopang oleh obat resep penjualan domestik sebesar 79,62% dengan nilai Rp464,65 miliar.

Pos pendapatan terbesar kedua datang dari alat kesehatan, diagnostik, dan lainnya yang sebesar 17,42% atau senilai Rp101,66 miliar.

Sisanya, porsi pendapatan yang berkisar antara 0,15% – 1,67%. Pendapatan lainnya itu berasal dari penjualan obat tanpa resep domestik senilai Rp7,42 miliar, obat resep ekspor Rp910,68 juta, dan obat tanpa resep ekspor Rp8,88 miliar.

Tak seburuk INAF, nasib KAEF bisa dibilang lebih baik. Kimia Farma mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 14,63% menjadi Rp6,87 triliun dibandingkan dengan Rp6 triliun pada periode sama tahun lalu.

Namun, laba bersih KAEF turun drastis sebesar 81,44% menjadi Rp41,83 miliar dibandingkan dengan Rp225,45 miliar. Jika tidak ada perubahan signifikan pada akhir tahun, ini menjadi penurunan laba bersih pertama KAEF sejak periode 2014.

Penyebab anjloknya laba KAEF adalah kenaikan pada semua pos bebannya dari beban pokok penjualan, beban usaha, dan beban keuangan.

beban pokok penjualan naik sekitar Rp700 miliar menjadi Rp4,36 triliun. Beban usahanya naik sekitar Rp400 miliar menjadi Rp2,21 triliun.

Lalu, beban keuangan naik sekitar Rp200 miliar menjadi Rp357,1 miliar. Kenaikan beban keuangan akibat kenaikannya beban bunga bank senilai Rp200 miliar menjadi Rp281,87 miliar dibandingkan dengan Rp83,11 miliar.

Hampir sama dengan INAF, mayoritas pendapatan KAEF ditopang oleh obat resep. Porsi pendapatan obat resep KAEF mencapai 35,07% atau Rp2,48 triliun.

Selain itu, obat generik dan tanpa resep masing-masing berkontribusi sebesar 21%. Sisanya, pendapatan KAEF ditopang oleh pil KB dan alat kesehatan lainnya sebesar 18,95% dan bahan baku sebesar 2,95%.

Jadi, kalian masih yakin mau berjudi di KAEF atau INAF?

The post Harga Masker Melejit, Yakin masih Mau Berjudi di KAEF dan INAF? appeared first on SuryaRianto.

]]>
https://suryarianto.id/harga-masker-melejit-yakin-masih-mau-berjudi-di-kaef-dan-inaf/feed/ 0
Gaji Direksi Bank BUMN, Siapa yang Paling Gede Ya? https://suryarianto.id/gaji-direksi-bank-bumn-siapa-yang-paling-gede-ya/ https://suryarianto.id/gaji-direksi-bank-bumn-siapa-yang-paling-gede-ya/#respond Thu, 05 Mar 2020 08:30:42 +0000 https://suryarianto.id/?p=916 Gaji direksi bank BUMN terimajinasikan sangat besar. Ibaratnya, gaji pegawainya aja kayaknya sudah lumayan, bagaimana dengan gaji bosnya ya? Nah, kali ini saya iseng mengulik laporan tahun 2019 ketiga Bank BUMN pelat merah, yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Gaji direksi bank […]

The post Gaji Direksi Bank BUMN, Siapa yang Paling Gede Ya? appeared first on SuryaRianto.

]]>
Gaji direksi bank BUMN terimajinasikan sangat besar. Ibaratnya, gaji pegawainya aja kayaknya sudah lumayan, bagaimana dengan gaji bosnya ya?

Nah, kali ini saya iseng mengulik laporan tahun 2019 ketiga Bank BUMN pelat merah, yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

Gaji direksi bank BUMN terbesar ternyata datang dari Bank Mandiri. Emiten berkode BMRI itu memberikan gaji kepada Direktur Utamanya sepanjang 2019 sekitar Rp472 juta per bulan.

Lalu, Wakil Direktur Utama Bank Mandiri mendapatkan gaji sekitar Rp448,4 juta per bulan. Lalu, Direktur SDM senilai Rp424,8 juta per bulan, direktur lainnya sebanyak 9 orang masing-masing mendapatkan Rp401,2 juta per bulan.

BACA JUGA: Mending Investasi Ke SR012 atau Emas Batangan ya? Ini Pengalaman Saya

Gaji direksi bank BUMN terbesar kedua dipegang oleh Bank Negara Indonesia (BNI). BBNI memberikan upah kepada Direktur Utamanya sekitar Rp260,3 juta per bulan.

Lalu, Wakil Direktur Utama BNI mendapatkan Rp247,28 juta per bulan. Direktur SDM senilai Rp234,27 juta per bulan, dan 8 direktur lainnya menerima upah masing-masing Rp221,25 juta per bulan.

Siapa sangka, Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang menjadi bank dengan aset terbesar di Indonesia menggaji direksinya lebih rendah ketimbang BMRI dan BBNI.

Direktur Utama BRI digaji sekitar Rp233 juta per bulan. Wakil Direktur Utama digaji Rp221,35 juta per bulan, dan 16 direktur lainnya digaji masing-masing diupah sekitar Rp209,7 juta per bulan.

Gaji Direksi Bank BUMN Boleh Bank Mandiri Tertinggi, Kalau Soal Tantiem Bagaimana?

Bank Mandiri boleh menjadi bank pelat merah yang menggaji direksinya paling tinggi ketimbang dua bank pelat merah lainnya. Namun, bagaimana kalau dari segi tantiem?

Tantiem adalah bagian keuntungan perusahaan yang diberikan kepada karyawan jika perusahaan mencatatkan laba bersih.

Dari segi nilai total, BRI mencatatkan tantiem paling tinggi, yakni senilai Rp305,71 miliar. Bank Mandiri di posisi kedua senilai Rp277,17 miliar, dan BNI di posisi ketiga senilai Rp171,11 miliar.

Namun, itu belum mencerminakn pembagian ke direksi karena jumlah direksi yang menerima tantiem antar bank berbeda-beda.

BRI memang secara total menganggarkan tantiem 2018 tertinggi, tetapi nilai itu harus dibagikan kepada 14 orang direksinya. Bank Mandiri yang di posisi kedua juga harus membagikan tantiem ke 14 orang, sedangkan BNI membagikan kepada 11 orang.

Dengan begitu, jika pembagian tantiem dibagi rata, maka BRI membagikan Rp21,83 miliar per orang, Bank Mandiri membagikan Rp19,79 miliar per orang, dan BNI membagikan Rp15,55 miliar per orang.

Namun, kalau menghitung dengan rasio pengupahan gaji. Artinya BRI memberikan tantiem kepada dirutnya senilai Rp23,95 miliar.

Wadirut BRI menerima Rp22,75 miliar dan sisanya dibagikan kepada 12 direksi yang masing-masing senilai Rp21,55 miliar.

Bank Mandiri yang bertengger di popsisi kedua membagikan tantiem ke dirutnya senilai Rp22,71 miliar, Wadirut senilai Rp21,57 miliar, Direktur SDM senilai Rp20,43 miliar, dan 11 direksi lainnya masing-masing senilai Rp19,3 miliar.

BNI yang berada di posisi ketiga membagikan tantiem kepada dirutnya senilai Rp17,73 miliar. Lalu, wadirutnya mendapatkan Rp16,84 miliar, direktur SDM Rp15,95 miliar, dan 8 direksi sisanya masing-masing menerima Rp15,07 miliar.

Adu Fasilitas Direksi Antar Bank BUMN

Selain menerima gaji dan tantiem, direksi bank BUMN juga menerima fasilitas dari perumahan, asuransi, sampai transportasi.

Untuk tunjangan perumahan, Bank Mandiri menjadi paling tinggi dengan anggaran Rp2,55 miliar untuk 10 direksi.

BRI menyusul di posisi kedua dengan total anggaran Rp3,73 miliar untuk 17 direksi. Terakhir, BNI yang menganggarkan Rp1,01 miliar untuk 11 direksi.

Selain tunjangan perumahan, ada pula transportasi yang berbentuk kendaraan. Menarik di sini, direksi bank BUMN yang mendapatkan fasilitas transportasi tertinggi adalah BNI dengan anggaran Rp9,76 miliar untuk 11 direksi.

Posisi kedua dipegang oleh Bank Mandiri senilai Rp561 juta untuk 4 direksi. BRI menjadi yang ketiga dengan anggaran Rp1,07 miliar untuk 17 anggota direksi.

Dari segi asuransi kesehatan, Bank Mandiri menjadi yang terbesar dengan anggaran Rp1,52 miliar per tahun untuk 12 direksi. BNI menyusul di peringkat kedua dengan biaya Rp495 juta untuk 11 direksi.

Di sisi lain, tidak ada jejak asuransi kesehatan dalam laporan tahun BRI 2019. Mungkin ada, tetapi tidak tercatat.

Terakhirnya, tunjangan asuransi purna jabatan.

BRI menjadi bank BUMN yang menganggarkan premi asuransi purna jabatan terbesar loh. BBRI anggarkan Rp19,31 miliar untuk 17 direksi.

Bank Mandiri di posisi kedua dengan anggaran Rp10,14 miliar untuk 12 direksi. Terakhir, BNI menganggarkan Rp7,28 miliar untuk 11 direksi.

Nah, setelah melihat itu semua, enakan jadi direksi di bank BUMN yang mana ya?

The post Gaji Direksi Bank BUMN, Siapa yang Paling Gede Ya? appeared first on SuryaRianto.

]]>
https://suryarianto.id/gaji-direksi-bank-bumn-siapa-yang-paling-gede-ya/feed/ 0
Investasi Sukuk Ritel dkk atau Emas? Ini Pengalaman Saya https://suryarianto.id/investasi-sukuk-ritel-atau-emas-ini-pengalaman-saya/ https://suryarianto.id/investasi-sukuk-ritel-atau-emas-ini-pengalaman-saya/#respond Wed, 04 Mar 2020 10:29:12 +0000 https://suryarianto.id/?p=912 Investasi sukuk ritel bisa menjadi pilihan di tengah kondisi ekonomi yang terancam oleh wabah Virus Corona. Apalagi, salah satu jenis surat berharga negara ritel itu lagi ditawarkan sampai 18 Maret 2020. Kamu tertarik? simak ulasan berikut ini dulu. Saya menilai dengan kondisi ekonomi saat ini, diversifikasi portofolio investasi sangat penting. Jangan terpaku hanya di saham […]

The post Investasi Sukuk Ritel dkk atau Emas? Ini Pengalaman Saya appeared first on SuryaRianto.

]]>
Investasi sukuk ritel bisa menjadi pilihan di tengah kondisi ekonomi yang terancam oleh wabah Virus Corona. Apalagi, salah satu jenis surat berharga negara ritel itu lagi ditawarkan sampai 18 Maret 2020. Kamu tertarik? simak ulasan berikut ini dulu.

Saya menilai dengan kondisi ekonomi saat ini, diversifikasi portofolio investasi sangat penting. Jangan terpaku hanya di saham dan ambisi ‘nyerok’ agar rata-rata harga saham bisa turun.

BACA JUGA: Pantau Jadwal dan Saham yang Paling Royal Bagi-bagi Dividen di Sini

Alasannya, ketidakpastian ekonomi global meningkat setelah wabah Virus Corona menyerang dunia hampir sepanjang satu kuartal pada tahun ini. Artinya, potensi gejolak ekonomi global sangat besar.

Belum lagi, persoalan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China yang belum beres dan tenggelam akibat Virus Corona.

Lalu, di tengah situasi seperti ini, pilihan investasi apa yang bisa menjadi alternatif. Secara ringkas, ada tiga, yakni reksa dana pendapatan tetap, surat berharga negara ritel, dan emas. Alasannya, risiko yang rendah dan tren penurunan suku bunga acuan bank sentral.

Untuk kali ini, saya akan membahas dua instrumen alternatif, yakni surat berharga negara ritel dan emas.

Pengalaman Investasi Sukuk Ritel dkk

Saya memiliki pengalaman investasi di Saving Bond Ritel (SBR) 004 pada 2018 silam. Pada tahun ini, saya akan menerima pokok dari hasil investasi di mana.

Lalu, berapa cuan yang saya peroleh selama invesasi di SBR004? jawabannya enggak ada.

Kok bisa? alasannya, kupon yang dibagikan per bulan sudah lenyap tak bersisa untuk keperluan sehari-hari. Penyebabnya, kupon itu dikirimkan ke rekening dan jumlahnya memang tidak terlalu besar sehingga terpakai tanpa sadar.

Dari SBR004 ini, saya mendapatkan keuntungan sekitar Rp50.000 per bulan. Namun, hingga menuju jatuh tempo, uang hasil kupon SBR004 itu tidak terkumpul dengan baik.

Memang enggak bisa menyalahkan sistem juga, tetapi lebih menarik jika keuntungan itu bisa dikumpulkan terlebih dulu, setelah jatuh tempo baru diberikan semuanya. Hal itu mungkin bisa membuat keuntungan dari surat berharga negara ritel ini lebih menarik.

Setelah saya telusuri, ada yang menggunakan mekanisme itu, yakni di Tri Megah Sekuritas. Mereka memiliki fasilitas kupon surat berharga negara ritel ini dikumpulkan hingga jatuh tempo.

Jadi, saat pengembalian pokok, cuan yang diterima terasa nikmat.

Sayangnya, saya mengambil jalan instan dengan investasi SBR lewat fintech. Soalnya, saya sempat coba lewat bank, tetapi malah sulit dan tidak jelas ujungnya.

Apa Perbedaan ORI, Sukuk Ritel dengan SBR dan Suku Tabungan?

Perbedaan paling mencolok adalah ORI dan Sukuk Ritel bisa diperdagangkan di pasar sekunder, sedangkan SBR dan Sukuk Tabungan tidak bisa.

Namun, SBR dan Sukuk Tabungan punya fasilitas pencairan lebih awal dengan maksimal 50% dari dana yang diinvestasikan. Fasilitas itu baru bisa dilakukan setelah masa tenor berjalan setahun.

Apa maksudnya di pasar sekunder? artinya kalian bisa memindahtangankan kepemilikan surat berharga negara itu kepada orang lain.

Lalu, dari mana untungnya? nah, surat berharga negara ini memiliki harga loh.

Dikutip dari Infovesta, saat ini harga ORI015 bisa dibilang yang paling tinggi ketimbang ORI atau Sukuk Ritel lainnya yang masih aktif.

Harga ORI015 tercatat sebesar 103,8%. ORI015 Oktober ini dirilis pada 2019 dan akan jatuh tempo 15 Oktober 2021.

Tingkat kupon ORI 015 adalah 8,25% per tahun.

Lalu, apa maksud harga 103,8% itu. Jadi, jika kalian memiliki ORI015 senilai Rp1 juta. Jika kalian jual hari ini, maka nilai yang didapatkan senilai Rp1,03 juta, meski kamu sudah menikmati kuponnya selama beberapa bulan terakhir.

Selain masalah bisa dijual di pasar sekunder, perbedaan antara ORI, Sukuk Ritel dengan SBR, Sukuk Tabungan adalah tingkat kupon. Kalau, ORI dan Sukuk Ritel memiliki kupon yang tetap, sedangkan SBR dan Sukuk Tabungan memiliki kupon yang mengambang dengan batas minimal.

Jadi, ketika Bank Indonesia menaikkan suku bunga, tingkat kupon SBR dan Sukuk Tabungan juga naik. Begitu juga, jika Bank Indonesia turunkan suku bunga, tingkat kupon akan turun hingga batas minimal.

Di sisi lain, perubahan suku bunga Bank Indonesia juga tetap memengaruhi ORI dan Sukuk Ritel loh. Namun, pengaruhnya bukan dari segi kupon, tetapi harga jual di pasar sekunder.

Lebih Untung Beli SBN Ritel atau Emas?

Jika ditanya begitu, untuk kondisi saat ini harga emas sudah naik cukup tinggi. Lalu, apakah menjadi momentum yang kurang tepat untuk menyimpan emas?

Menurut saya sih kalau ada dana untuk beli emas, langsung direalisasikan saja. Emas adalah instrumen lindung nilai sehingga layak untuk disimpan jangka panjang.

Harga emas biasanya akan melonjak tinggi ketika ekonomi global terancam melambat atau ada faktor geo politik.

Sejak 2019, harga emas terus menanjak karena banyak faktor, dari geo politik hingga virus Corona yang mengancam ekonomi dunia pada tahun ini.

Apalagi, setelah Federal Reserve memangkas suku bunga sebanyak 50 bps. Hal itu membuat banyak investor melirik emas sebagai instrumen lindung nilai yang tengah berkilau.

Harga beli emas per 4 Maret 2020 sudah senilai Rp827.000 per gram dengan catatan pembelian di Jakarta.

Harga buyback emas udah mencapai Rp749.000 per gram.

Saya membeli emas pada 2014, kala itu harganya masih berkisar di level Rp500.000-an per gram. Setelah hampir 6 tahun disimpan, artinya saya sudah menikmati keuntungan sebesar 49,8%.

Dengan begitu, investasi sukuk ritel dkk dan emas memiliki karakter yang berbeda. SBN memiliki keuntungan single digit per tahun, tetapi memiliki tenor jangka pendek.

Di sisi lain, instrumen emas sangat cocok untuk disimpan jangka panjang. Bisa dibilang untuk dana darurat ketika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

Lalu, lebih baik pilih yang mana? diversifikasi alias masuk kedua-duanya lebih baik sih. Asal, khusus SBN ritel, bisa mengelola keuntungan yang diperoleh dari kupon setiap bulan atau per tiga bulan itu.

Untuk emas, disarankan menyimpan hingga minimal 5 tahun untuk menikmati keuntungan yang maksimal. Selain itu, yang memiliki emas disarankan menjualnya ketika memang benar-benar butuh, kalau sedang tidak butuh ya enggak perlu dijual.

Kecuali, mau ada peralihan portofolio dari emas ke saham atau instrumen lainnya.

The post Investasi Sukuk Ritel dkk atau Emas? Ini Pengalaman Saya appeared first on SuryaRianto.

]]>
https://suryarianto.id/investasi-sukuk-ritel-atau-emas-ini-pengalaman-saya/feed/ 0
Virus Corona Masuk Indonesia, Sentimen Positif untuk Saham RS dan Farmasi? https://suryarianto.id/virus-corona-masuk-indonesia-positif-untuk-saham-rs-dan-farmasi/ https://suryarianto.id/virus-corona-masuk-indonesia-positif-untuk-saham-rs-dan-farmasi/#respond Mon, 02 Mar 2020 11:25:32 +0000 https://suryarianto.id/?p=900 Virus Corona menjadi topik panas pada Senin (2 Maret 2020) setelah dua warga Depok, Jawa Barat, positif mengidap wabah COVID-19 tersebut. IHSG yang sempat menghijau pun langsung amblas, tetapi ada beberapa emiten rumah sakit dan farmasi yang menguat nih. Sepanjang perdagangan awal pekan ini, IHSG ditutup kembali melemah 1,68% menjadi 5.361. Namun, 5 dari 9 […]

The post Virus Corona Masuk Indonesia, Sentimen Positif untuk Saham RS dan Farmasi? appeared first on SuryaRianto.

]]>
Virus Corona menjadi topik panas pada Senin (2 Maret 2020) setelah dua warga Depok, Jawa Barat, positif mengidap wabah COVID-19 tersebut. IHSG yang sempat menghijau pun langsung amblas, tetapi ada beberapa emiten rumah sakit dan farmasi yang menguat nih.

Sepanjang perdagangan awal pekan ini, IHSG ditutup kembali melemah 1,68% menjadi 5.361. Namun, 5 dari 9 emiten sektor rumah sakit dan farmasi malah menguat. Bahkan, beberapa diantaranya menguat hingga double digit.

BACA JUGA: IHSG Anjlok di Bawah 5.500? Ini Saham Berdarah yang Layak Koleksi

Eits, jangan berasumsi kasus Virus Corona menjadi sentimen positif untuk emiten-emiten tersebut dulu. Pasalnya, beberapa emiten yang harga sahamnya menguat tidak wajar ini fundamentalnya tidak bagus.

Secara persentase, Indofarma atau INAF menguat paling drastis sebesar 19,42% menjadi Rp535 per saham. Padahal, perusahaan farmasi itu tengah merugi Rp34,84 miliar.

Selain itu, saham INAF juga menjadi salah satu yang merusak portofolio Asabri sejak 2017.

Harga saham Inaf mulai berfluktuatif sejak 2016 hingga saat ini. Bayangkan, pada awal 2016, harga saham INAF cuma berada di kisaran Rp150-an per saham.

Namun, jelang akhir tahun, harga saham INAF melejit hingga Rp4.250 per saham. Selepas itu, harga saham INAF selalu berada di level ribuan.

Bahkan, emiten farmasi pelat merah itu mencapai level tertingginya di akhir 2018 ke level Rp6.500 per saham.

Sayangnya, masa emas harga saham INAF mulai berakhir pada 2019. Sampai jelang akhir 2019, harga saham INAF terjun bebas hingga ke level Rp350 per saham.

Kini, harga saham INAF menyentuh level Rp500-an. Namun, dari segi valuasi bisa dibilang cukup mahal.

Bayangkan, price to earning ratio (PER) INAF minus 35,67 kali, tetapi price book value (PBV) rationya sudah 3,59 kali. Padahal, debt equity ratio (DER) sudah di atas 100%, yakni 187,1%.

Top Net Buyer INAF sepanjang hari ini adalah Phintraco Sekuritas dengan transaksi sebanyak 504.400.

Lalu, Net sell INAF adalah Semesta Indovest sebanyak 187.100 saham.

Sangat tidak disarankan kalian ikut-ikutan masuk ke INAF dengan harapan harga sahamnya kembali ke Rp5.000-an. Soalnya, tingkat ketidakpastiannya sangat tinggi mengingat fundamental keuangannya tidak begitu bagus.

Virus Corona Masuk ke Indonesia, KAEF Temani Lonjakan Saham INAF

Lonjakan dua digit tidak hanya dialami oleh INAF. PT Kimia Farma Tbk. yang juga berstatus perusahaan pelat merah di sektor farmasi sahamnya melonjak 14,66% menjadi Rp665 per saham.

Lonjakan di sektor yang sama ini seolah-olah memperkuat kalau Virus Corona akan menjadi sentimen positif sektor tersebut.

Jika dilihat lebih dalam lagi, lonjakan harga saham Kimia Farma atau emiten berkode KAEF itu didongkrak oleh net buy Mirae Asset Sekuritas Indonesia dengan transaksi 891.200.

Di sisi lain, net sell transaksi KAEF hari ini dipegang oleh RHB Sekuritas Indonesia dengan total transaksi sebanyak 1,6 juta saham.

Adapun, valuasi harga saham KAEF dari segi PER sudah terlalu tinggi. Dengan laba bersih Rp41,83 miliar, PER KAEF sudah mencapai 66,5 kali.

Namun, dari segi rasio PBV, harga saham KAEF masih cukup menarik karena hanya 0,5 kali.

Di sisi lain, saat ini harga saham KAEF memang tengah goyah. Sejak akhir Oktober 2019, harga saham KAEF telah melorot drastis dari Rp2.800-an per saham hingga jatuh ke bawah Rp1.000 per saham.

Akankah kenaikan ini menjadi titik balik harga saham KAEF untuk berada di atas Rp1.000-an? tidak ada kepastian juga untuk itu. Pasalnya, kita tidak tahu bagaimana prospek sesungguhnya BUMN holding farmasi yang sudah rampung ini.

Saran, jangan sampai tergoda masuk ke dalam mimpi harga saham KAEF bisa masuk ke level Rp2.000-an lagi. Apalagi, ada iming-iming sentimen positif dari adanya wabah Virus Corona tersebut.

Emiten Rumah Sakit, Mayapada Paling Kuat, Siloam dan Hermina Menyusul

Tiga emiten rumah sakit mencatatkan penguatan di tengah IHSG yang ambruk setelah ada temuan dua WNI positif Virus Corona. Lalu, apakah saham emiten rumah sakit memiliki daya tarik tinggi?

Mayapada Hospital menjadi emiten rumah sakit yang menguat paling tinggi sebesar 5,26% menjadi Rp200 per saham. Padahal, saham Mayapada Hospital yang berkode SRAJ tidak begitu likuid.

Top Net Buyer SRAJ adalah RHB Sekuritas Indonesia yang menjadi Top Net Seller untuk KAEF. RHB Sekuritas tercatat membeli sebanyak 15.000 saham SRAJ.

Lalu, Kiwoom Sekuritas menjadi net seller saham SRAJ dengan total transaksi 14.900 saham.

Secara valuasi, PER Mayapada 0 kali dan PBV 1,3 kali. Namun, kondisi keuangannya saat ini tengah merugi Rp2,4 miliar.

Dengan status saham yang tidak terlalu likuid, jangan coba iseng-iseng masuk ke sini ya.

Siloam dan Hermina Hanya Menguat Tipis

Berbeda dengan lonjakan harga saham INAF, KAEF, dan SRAJ, harga saham Siloam dan Hermina hanya menguat tipis. Selain itu, kedua saham ini bisa dibilang memiliki harga saham yang sudah terlampau tinggi.

Saham Siloam Hospital dengan kode saham SILO menguat 0,39% menjadi Rp6.425 per saham.

Top Net Buyernya adalah CLSA Sekuritas Indonesia dengan total transaksi 433.400 saham. Lalu, Top Net Sellernya adalah DBS Vickers Sekuritas Indonesia dengan total transaksi 314.800 saham.

Dari segi valuasi, PER Siloam yang mencatatkan laba bersih Rp42,88 miliar ini sudah sebesar 183,57 kali, meski PBVnya masih di level 1,65 kali.

Berita terakhir terkait SILO adalah ketika perusahaan Jepang Marubeni Corporation mengumumkan kemitraan strategis dengan PT Lippo Karawaci Tbk. Kemitraan itu termasuk akuisisi sekitar 5% saham SILO.

Sementara itu, harga saham Hermina dengan kode HEAL bisa dibilang menjadi emiten rumah sakit yang cukup menarik dikoleksi. Harga sahamnya cenderung stabil sejak melantai di BEI pada 2018 silam.

Sampai perdagangan Senin ini, harga saham HEAL menguat tipis 0,33% menjadi Rp3010 per saham.

Top Net Buyer HEAL adalah Indo Premier Securities sebanyak 500.000, sedangkan Top Net Sellernya adalah Mandiri Sekuritas sebanyak 249.500 saham.

Dari sisi kinerja, HEAL menjadi emiten rumah sakit yang paling oke dengan perolehan laba bersih hingga Rp210,05 miliar.

Dengan laba bersih itu, PER HEAL sebesar 32,02 kali. Terhitung cukup besar, tetapi paling rendah dibandingkan dengan emiten rumah sakit lainnya.

Namun, PBV HEAL sudah terlampau tinggi, yakni sebesar 4,4 kali.

Lalu, adakah hubungannya kenaikan harga saham emiten rumah sakit itu dengan suspect positif virus corona di Indonesia? jawabannya pasti sudah tidak.

Jadi, jangan pernah berjudi di tengah pasar yang tengah dilanda badai. Wait and see menjadi pilihan menarik sampai muncul tanda-tanda perbaikan kondisi pasar.

Masuk secara bertahap di saham-saham dengan fundamental oke juga bisa menjadi pilihan. Dengan harapan, setelah pasar pulih harga sahamnya juga mulai menanjak.

The post Virus Corona Masuk Indonesia, Sentimen Positif untuk Saham RS dan Farmasi? appeared first on SuryaRianto.

]]>
https://suryarianto.id/virus-corona-masuk-indonesia-positif-untuk-saham-rs-dan-farmasi/feed/ 0
Kopi Kenangan IPO, Sebuah Dejavu yang Molor https://suryarianto.id/kopi-kenangan-ipo-sebuah-dejavu-yang-molor/ https://suryarianto.id/kopi-kenangan-ipo-sebuah-dejavu-yang-molor/#respond Tue, 25 Feb 2020 11:58:28 +0000 https://suryarianto.id/?p=892 Kopi Kenangan IPO pada 2022 menjadi salah satu kabar heboh sejak 24 Februari 2024. Eits, tunggu dulu, startup kopi itu bukan pertama kali mengungkapkan rencana melantai di bursa dan pengumuman kali ini malah jadi molor. Sebelumnya, pada pertengahan 2019, Kopi Kenangan IPO pada 2021. Pengumuman itu disebutkan tepat setelah perusahaan rintisan itu meraup dana US$20 […]

The post Kopi Kenangan IPO, Sebuah Dejavu yang Molor appeared first on SuryaRianto.

]]>
Kopi Kenangan IPO pada 2022 menjadi salah satu kabar heboh sejak 24 Februari 2024. Eits, tunggu dulu, startup kopi itu bukan pertama kali mengungkapkan rencana melantai di bursa dan pengumuman kali ini malah jadi molor.

Sebelumnya, pada pertengahan 2019, Kopi Kenangan IPO pada 2021. Pengumuman itu disebutkan tepat setelah perusahaan rintisan itu meraup dana US$20 juta atau sekitar Rp288 miliar dari Sequoia India.

Mereka bermimpi dana hasil melantai di bursa itu bakal digunakan untuk ekspansi ke luar negeri.

Perusahaan rintisan itu berencana ekspansi ke empat negara di Asia Tenggara. Dalam waktu dekat dari pertengahan 2019 itu, mereka bakal masuk ke salah satu negara tersebut.

Mereka menargetkan bisa ekspansi ke salah satu negara di Asia Tenggara pada kuartal IV/2019 atau kuartal I/2020. Bahkan, mereka sesumbar bisa membuka 5 sampai 10 gerai di satu negara Asia Tenggara tersebut.

Sebuah Dejavu Kopi Kenangan IPO

Nah, 24 Februari 2020, CEO dan Co-founder Kopo Kenangan Edward Tirtanata mengumumkan rencana ekspansi usahanya ke Asia Tenggara pada tahun ini. Untuk itu, mereka akan berupaya untuk mencari pendanaan baru.

Di sisi lain, Edward mengaku belum menemukan lokasi negara yang cocok untuk ekspansinya. Yang pasti, dia bakal ekspansi ke salah satu negara Asean dengan visi menguasai pasar kopi Asia Tenggara.

Lalu, perkembangan bisnis yang prospektif membuat Edward optimistis bisa melantai di bursa pada 2022.

Semua omongan itu membuat saya sedikit Dejavu. Perbedaannya, semua rencana Kopi Kenangan molor.

BACA JUGA: Saham Siantar Top Melejit, Siapa Penggorengnya?

Selain itu, perbedaan lainnya adalah Kopi Kenangan berencana mengubah nama atau rebranding agar bisa diterima secara internasional.

Kopi Kenangan didirikan oleh Edward pada 2017 dengan gerai pertama di gedung perkantoran Mayapada Tower.

Setelah debutnya itu, Kopi Kenangan mengantongi pendanaan sebanyak dua kali. Selain dari Sequoia India, mereka juga mendapatkan pendanaan dari Alpha JWC Ventures senilai Rp120 miliar.

Saat ini, perusahaan rintisan kopi itu memiliki 250 gerai. Mereka pun menargetkan bisa tambah gerai hingga 650 pada 2020.

Lalu, mereka menargetkan bisa menambah gerai menjadi sebanyak 1.200 pada 2021.

Layanan pengiriman makanan dinilai menjadi strategi ampuh untuk bisa meningkatkan omzet.

“Kebanyakan merek produk makanan dan minuman itu 30%-40% omzetnya berasal lewat layanan antar makanan dan minuman. Kalau lengah sedikit saja, kita bisa kehilangan potensi pembeli,” sebutnya.

Saat ini, perusahaan rintisan itu mencatatkan penjualan sebanyak 3 juta cup per bulan. Sampai akhir tahun ini, mereka menargetkan bisa mencapai 10 juta cup per bulan.

Belajar dari Luckin Coffee

Kopi Kenangan bisa belajar dari Luckin Coffee, startup kopi di China yang sudah menjadi penantang Starbucks di sana.

Tahun lalu, Luckin Coffee melantai di Bursa Amerika Serikat (AS) dengan harga penawaran perdana US$17 per saham. Dari aksi penawaran perdana itu, Luckin Coffee meraup dana sekitar US$561 juta.

Kini harga saham Luckin Coffee sudah melejit sekitar 117,64%, meski pada perdagangan 25 Februari 2020 harga sahamnya anjlok 4,62% menjadi US$37 per saham.

Setelah IPO, Luckin pun berencana menambah 2.500 gerai bari dari total yang dimilikinya saat itu sebanyak 2.370 gerai.

Dana IPO itu pun digunakan salah satunya untuk ekspansi jaringan, akuisisi pelanggan, pemasaran, dan penelitian serta pengembangan.

Umur Luckin Coffee dengan Kopi Kenangan hampir mirip. Keduanya didirkan pada 2017.

Saat melantai di bursa, Luckin Coffee masih dalam posisi berdarah-darah. Pada 2018, mereka rugi US$475,4 juta. Sampai kuartal I/2019 rugi US$85,3 juta.

Sampai kuartal III/2019, rugi Luckin Coffee senilai US$246,92 juta.

Dengan kerugian itu saja, harga saham Luckin Coffee masih menanjak. Namun, bagaimana dengan Kopi Kenangan, apakah mereka sudah menuai cuan?

Kalau pun belum, akankah daya tarik Kopi Kenangan di lantai bursa bisa merangsang para calon investor ritel?

Kita tunggu saja jawabannya nanti ketika mereka benar-benar melantai di bursa ya.

The post Kopi Kenangan IPO, Sebuah Dejavu yang Molor appeared first on SuryaRianto.

]]>
https://suryarianto.id/kopi-kenangan-ipo-sebuah-dejavu-yang-molor/feed/ 0