Surya – SuryaRianto https://suryarianto.id Seterang Matahari Sun, 12 Apr 2020 13:41:20 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=5.4 https://suryarianto.id/wp-content/uploads/2019/03/cropped-orbz_sun-32x32.png Surya – SuryaRianto https://suryarianto.id 32 32 Perang Minyak Memanas, Kini Meksiko Siap Memberontak https://suryarianto.id/perang-minyak-memanas-kini-meksiko-siap-memberontak/ https://suryarianto.id/perang-minyak-memanas-kini-meksiko-siap-memberontak/#comments Sun, 12 Apr 2020 13:41:50 +0000 https://suryarianto.id/?p=970 Perang minyak kian memanas di tengah pandemi Covid-19 yang semakin menggila. Kini, bukan sekadar Arab Saudi dengan Rusia lagi, tetapi sudah mencakup Amerika Serikat hingga Meksiko. Harga minyak dunia masih dalam tekanan besar. Sampai penutupan perdagangan Kamis 9 April 2020, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) turun 9,29% menjadi US$22,76 per barel, sedangkan harga minyak […]

The post Perang Minyak Memanas, Kini Meksiko Siap Memberontak appeared first on SuryaRianto.

]]>
Perang minyak kian memanas di tengah pandemi Covid-19 yang semakin menggila. Kini, bukan sekadar Arab Saudi dengan Rusia lagi, tetapi sudah mencakup Amerika Serikat hingga Meksiko.

Harga minyak dunia masih dalam tekanan besar. Sampai penutupan perdagangan Kamis 9 April 2020, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) turun 9,29% menjadi US$22,76 per barel, sedangkan harga minyak Brent turun 4,14% menjadi US$31,48 per barel.

DENGERIN YUK: Ketika Zoom Bikin Kaya Pemilik Hutchinson

Pasar minyak sempat mendapatkan angin segar setelah muncul potensi kesepakatan global untuk pangkas produksi global. Aliansi OPEC+ sempat menyetujui rencana pemangkasan produksi sebesar 10 juta barel per hari.

Kesepakatan itu pun meredam hubungan panas antara Rusia-Arab Saudi yang sempat bersitegang dengan memangkas harga jual ekspor minyak.

BACA JUGA: Perang Minyak Kedua Dalam Satu Dekade, Siapa Pemenangnya?

Namun, kesepakatan itu justru memicu perang baru setelah keputusan bisa dijalankan jika Meksiko setuju. Pasalnya, Meksiko adalah salah satu anggota negara aliansi OPEC+ tersebut.

Meksiko pun belum menyetujui kesepakatan pemngkasan tersebut.

Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador cenderung menolak kesepakatan tersebut. Soalnya, pemangkasan produksi OPEC+ sebesar 10 juta barel per hari berarti Meksiko harus pangkas 400.000 barel per hari.

Jumlah itu lebih besar dari angka pemangkasan yang ditawarkan Meksiko kepada Arab Saudi, yakni sebesar 100.000 barel per hari.

Selain itu, pemangkasan 400.000 barel per hari berarti akan mempersulit Andres Manuel Lopez memenuhi janjinya untuk mendongkrak produksi minyak Petroleos Mexicanos, perusahaan BUMN minyak milik Meksiko.

Perang Minyak, Arab Saudi Berikan Waktu Negosiasi Lebih Lama

Arab Saudi pun tidak terburu-buru memaksa penetapan kesepakatan pemangkasan produksi tersebut. Arab Saudi sampai menunda penetapan harga bulanan sambil menunggu kesepakatan.

Penetapan harga jual dari Arab Saudi adalah senjata utama yang bisa diluncurkan kerajaan itu demi menjaga pangsa pasar.

Di sisi lain, Presiden AS Donald Trump sudah resah bukan kepalang. Posisi harga minyak dunia yang rendah saat ini sangat mengancam produksi minyak shale oil AS.

Untuk itu, Trump pun mengajak para pemimpin Arab saudi, termasuk Putra Mahkota Mohammed bin Salman.

Trump menawarkan solusi diplomatik seperti beberapa hitungan akutansi kreatif dengan Meksiko. Salah satunya, menghitung dampaknya kepada pasar minyak jika produksi minyak AS turun.

Beberapa delegasi disebut mendukung solusi Trump, meski sifat dukungan itu cuma sekadar di muka. Intinya, jika pemangkasan produksi dilakukan, Meksiko harus melakukan pengurangan produksi dengan porsi yang sama dengan setiap anggota aliansi.

Senjata Rahasia Meksiko untuk Hadapi AS hingga Aliansi OPEC+

Meksiko berani mengambil sikap untuk menolak kesepakatan karena negara itu memeiliki beberapa senjata. Pertama, Meksiko sudah mengadopsi skema kontrak lindung nilai penjualan minyak tahunan selama dua dekade terakhir.

Opsi itu membuat Meksiko punya hak menjual minyak dengan harga yang telah ditentukan. Jadi, ketika harga minyak dunia sedang anjlok, Meksiko masih bisa mencatatkan penjualan dengan harga tinggi.

Setidaknya, kebijakan lindung nilai harga minyak Meksiko sudah menyelamatkan pendapatan negara US$5,1 miliar dari migas ketika harga minyak dunia anjlok pada 2009.

Begitu juga ketika terjadi perang minyak pada 2015-2016, Meksiko tetap membukukan pendapatan fantastis senilai US$6,4 miliar pada 2015 dan US$2,7 miliar pada 2016.

Namun, keuntungan dengan penggunaan lindung nilai itu tidak gratis.

Menteri Keuangan Meksiko Arturo Herrera mengatakan polis asuransi harga minyak tidak murah.

“Operasi lindung nilai Meksiko ini telah memakan biaya hingga US$1 miliar dalam beberapa tahun terakhir.

Untuk saat ini, pemerintah Meksiko sudah mengasumsikan harga minyak ekspor berada di level US$49 per barel. Untuk menjaga pendapatan dari migas, Meksiko akan menggunakan lindung nilai dan dana stabilisasi minyak negara.

Dana stabilisasi minyak negara secara historis hanya menyediakan nafas tambahan harga minyak sekitar US$2 sampai US$5 per barel.

Angka itu masih realistis jika Meksiko melakukan lindung nilai di level US$45 per barel. Jika dihitung, secara rata-rata sejak Desember 2019, harga minyak Meksiko berada di level US$42 per barel.

Lalu, jika harga minyak turun hingga di bawah US$20 per barel, berarti operasi lindung nilai Meksiko bisa memakan biaya hingga US$6 miliar.

Dengan potensi biaya besar hingga uS$6 miliar, apakah senjata rahasia Meksiko cukup kuat menghadapi para aliansi OPEC+ dan AS?

The post Perang Minyak Memanas, Kini Meksiko Siap Memberontak appeared first on SuryaRianto.

]]>
https://suryarianto.id/perang-minyak-memanas-kini-meksiko-siap-memberontak/feed/ 1
Zoom Berikan Cuan Hingga US$3 Miliar kepada Pemilik Hutchinson https://suryarianto.id/zoom-berikan-cuan-hingga-3-miliar-dolar-as-kepada-pemilik-hutchinson/ https://suryarianto.id/zoom-berikan-cuan-hingga-3-miliar-dolar-as-kepada-pemilik-hutchinson/#respond Fri, 10 Apr 2020 09:25:00 +0000 https://suryarianto.id/?p=967 Zoom menjadi platform yang menonjol di tengah pandemi Covid-19. Seruan untuk kerja dan sekolah dari rumah membuat banyak pihak menggunakan platform itu sebagai media berkomunikasi. Nama Eric Yuan pun melejit, begitu juga dengan kekayaannya. Founder platform video konferensi itu mencatat pertumbuhan kekayaan hingga 66,41% dalam dua bulan terakhir. Per 6 April 2020, kekayaan Yuan senilai […]

The post Zoom Berikan Cuan Hingga US$3 Miliar kepada Pemilik Hutchinson appeared first on SuryaRianto.

]]>
Zoom menjadi platform yang menonjol di tengah pandemi Covid-19. Seruan untuk kerja dan sekolah dari rumah membuat banyak pihak menggunakan platform itu sebagai media berkomunikasi.

Nama Eric Yuan pun melejit, begitu juga dengan kekayaannya. Founder platform video konferensi itu mencatat pertumbuhan kekayaan hingga 66,41% dalam dua bulan terakhir. Per 6 April 2020, kekayaan Yuan senilai US$6,64 miliar.

BACA JUGA: Kisah Manis Indonesia Di Olimpiade 1992 Barcelona

Namun, berkah Zoom di tengah pandemi itu tak hanya dirasakan oleh Yuan, tetapi juga investor di belakangnya.

Beberapa investor awal perusahaan video konferensi itu seperti, Li Ka-shing sampai pendiri Yahoo Jerry Yang juga menikmati berkah setimpal.

Li Ka-shing dikenal sebagai salah satu taipan Hong Kong. Li memiliki bisnis konvensional dari telekomunikasi, properti, dan infrastruktur. Li adalah salah satu pemilik Hutchison Telecommunications yang memiliki bisnis di Indonesia, yakni operator Tri.

Keputusannya menjadi investor awal di Zoom adalah sebuah pertaruhan perdana baginya di dunia teknologi.

Li, yang kerap disebut Superman, memiliki 8,6% saham dari Zoom Video Communication Inc. Konon, nilai saham Li di perusahaan teknologi sudah melonjak hingga 80% menjadi US$3 miliar.

Meskipun begitu, berkah dari Zoom belum mampu mengerek kekayaan Li. Taipan Hong Kong itu masih mencatatkan penurunan kekayaan senilai Rp4,6 miliar menjadi US$25,7 miliar.

Penyebabnya, demonstrasi Hong Kong yang terjadi sejak pertengahan 2019 ditambah pandemi Covid-19 pada 2020.

Jejak Investor Awal Zoom

Pertama, Horizons Ventures yang ikut pendanaan putaran seri B senilai US$6,5 juta pada 2013. Kedua, Li ikut putaran pendanaan seri C senilai US$30 juta pada 2015. Ketiga, Li bertaruh sekitar US$850 juta ketika Zoom melantai di bursa AS pada April 2019.

Li tak sendiri, beberapa investor platform video konferensi lainnya, yakni salah satu pendiri Yahoo Jerry Yang dan keluarga David Bonderman yang masuk sampai akhir 2019.

Pergerakan harga saham perusahaan yang melantai di AS itu melejit 48,46% sekitar sepekan dar 13 Maret 2020 ke 23 Maret 2020 menjadi US$159,56 per saham. Namun, setelah itu harga sahamnya malah melorot 28,71% menjadi US$113,75 per saham.

Harga saham Zoom kembali melejit 5,69% menjadi US$124,51 per saham pada perdagangan 9 April 2020.

Penurunan harga saham Zoom ditenggarai ada pengaruh dari isu privasi dan keamanan platform video konferensi tersebut. Awalnya, isu masalah privasi mencuat di Amerika Serikat, tetapi negara lain pun mulai ikut membatasi penggunaan platform tersebut.

Taiwan dan Singapura Pilih Hindari Zoom

Salah satunya Taiwan, pemerintah negara itu melarang penggunaan Zoom dengan alasan keamanan yang semakin meningkat.

Aksi Taiwan itu menyusul kebijakan SpaceX dan Departemen Pendidikan New York yang melarang gunakan video konferensi dengan platform tersebut.

Tak hanya Taiwan, Singapura juga menghentikan penggunaan Zoom untuk pendidikan sekolah.

Hal itu terjadi setelah ada peretas yang melakukan pelanggaran di beberapa sesi pendidikan sekolah dari rumah via Zoom. Bahkan, peretas itu menampilkan gambar cabul.

Direktur Divisi Teknologi Pendidikan di Kementerian Pendidikan Singapura Aaron Loh mengatakan pihaknya tengah menyelidiki kedua pelanggaran dan akan mengajukan laporan polisi jika diperlukan.

“Ini adalah insiden yang serius,” ujarnya seperti dikutip dari Bloomberg.

Zoom pun tidak tinggal diam, sang CEO Eric Yuan sudah beberapa kali minta maaf soal permasalahan privasi dan keamanan.

Yuan mengatakan pihaknya akan memenuhi standar keamanan tinggi untuk jutaan pengguna baru.

“Kami akan bertekad untuk menjadi lebih baik dan mempertahankan standar keamanan dan privasi tertinggi,” ujarnya.

Zoom pun mengungkapkan tidak pernah sama sekali melakukan jual beli data penggunanya.

Jika Taiwan dan Singapura sudah memutuskan pembatasan penggunaan platform video konferensi itu, bagaimana dengan Indonesia ya?

The post Zoom Berikan Cuan Hingga US$3 Miliar kepada Pemilik Hutchinson appeared first on SuryaRianto.

]]>
https://suryarianto.id/zoom-berikan-cuan-hingga-3-miliar-dolar-as-kepada-pemilik-hutchinson/feed/ 0
Olimpiade 1992, Kisah Indah Bulu Tangkis Indonesia di Barcelona https://suryarianto.id/olimpiade-1992-kisah-indah-bulu-tangkis-indonesia-di-barcelona/ https://suryarianto.id/olimpiade-1992-kisah-indah-bulu-tangkis-indonesia-di-barcelona/#respond Thu, 09 Apr 2020 05:46:21 +0000 https://suryarianto.id/?p=962 Olimpiade 1992, musim panas di Barcelona, Spanyol, menjadi kenangan indah bagi Indonesia yang tak terlupakan sampai kapanpun. Nama Indonesia mengemuka ke seluruh dunia dalam ajang perdana bulu tangkis di Olimpiade tersebut. Bahkan, media Inggris The Independent menulis berita berjudul “Olympics/Barcelona 1992 – Round Up: Badminton: Indonesia off the mark” pada 5 Agustus 1992 pukul 00:02 […]

The post Olimpiade 1992, Kisah Indah Bulu Tangkis Indonesia di Barcelona appeared first on SuryaRianto.

]]>
Olimpiade 1992, musim panas di Barcelona, Spanyol, menjadi kenangan indah bagi Indonesia yang tak terlupakan sampai kapanpun. Nama Indonesia mengemuka ke seluruh dunia dalam ajang perdana bulu tangkis di Olimpiade tersebut.

Bahkan, media Inggris The Independent menulis berita berjudul “Olympics/Barcelona 1992 – Round Up: Badminton: Indonesia off the mark” pada 5 Agustus 1992 pukul 00:02 waktu setempat.

Hasil yang diraih Indonesia di Barcelona mencatatkan rekor baru. Negara dari Asia Tenggara itu memecahkan rekor emas pertamanya di Olimpiade melalui cabang bulu tangkis.

Susi Susanti, pemain tunggal putri Indonesia berhasil mengalahkan pemain muda Korea Selatan Bang Soo-Hyun lewat rubber set 5-11, 11-5, 11-3.

BACA JUGA: Mau Tau Kelompok 10 Besar di Bulu Tangkis Dunia, Cek Di Sini Aja

Indonesia diwakilkan oleh dua pemain di sektor tunggal putri, yakni Susi Susanti dan Sarwendah Kusumawardhani.

Memulai pertandingan perdana di Olimpiade, Susi Susanti langsung mendapatkan bye di babak pertama. Di babak kedua, Susi bertemu dengan wakil Jepang Harumi Kohara yang juga mendapatkan bye di babak pertama.

Susi melewati babak kedua dengan indah setelah mengalahkan Kohara 11-2, 11-2.

Lanjut ke babak ketiga, Susi harus berhadapan dengan wakil Hong Kong Wong Chun Fan. Sebelumnya, Wong Chun Fan sudah menyingkirkan dua wakil dari Eropa, Eline Coene dari Belanda dan Silvia Albrecht dari Swiss.

Olimpiade 1992, Mimpi All Indonesian Final di Tunggal Putra dan Putri

Senasib dengan Susi, Sarwendah juga mendapatkan bye di babak pertama. Melenggang tanpa perjuangan ke babak kedua, Sarwendah berhadapan dengan wakil Belanda Erica van den Heuvel.

Hasilnya, Sarwendah menang 11-8, 11-2 atas wakil Belanda tersebut. Di babak ketiga, Sarwendah menghadapi wakil Thailand Pornsawan Plungwech, Sarwendah lagi-lagi bisa menang 11-4, 11-2 dari pemain Negeri Gajah Putih tersebut.

Melaju ke babak perempat final, hanya tersisa 8 pemain terbaik di olimpiade perdana bagi bulu tangkis ini.

Ke-8 pemain itu antara lain, Susi Susanti dari Indonesia yang harus berhadapan dengan wakil Thailand Somharuthai Jaroensiri.

Lalu, ada wakil China Huang Hua yang harus berhadapan dengan wakil Korea Selatan Lee Heung Soon.

Kemudian, Sarwendah yang berhadapan dengan wakil Korea Selatan Bang Soo-hyun. Terakhir, wakil Australia Anna Lao yang berhadapan dengan wakil China Tang Jiuhong.

Susi dan Sarwendah yang berada di sisi berbeda memunculkan mimpi All Indonesian Final di sektor tunggal putri.

Sayangnya, hanya Susi yang melaju ke semifinal setelah mengalahkan Jaroensiri 11-6, 11-1. Di sisi lain, Sarwendah harus akui keunggulan Soo-hyun lewat rubber set 2-11, 11-3, 11-12. Sebuah pertandingan ketat nan tipis untuk bisa merebut partai ke semifinal.

Di babak semifinal ada dua wakil asal China dan satu Indonesia, serta satu Korea Selatan. China seolah membuka pintu lebar melahirkan All China Final.

Sayangnya, Huang Hua dikalahkan Susi Susanti 4-11, 1-11, sedangkan Tan Jiuhong dikalahkan Soo-Hyun 3-11, 2-11. Indahnya lagi, Susi berhasil membalaskan dendam Sarwendah di babak final dari pemain muda Korea Selatan tersebut.

Kenangan Manis Pasangan Susi Susanti dan Alan Budi Kusuma

Tak lama setelah emas pertama dari Susi Susanti, Indonesia sudah memastikan emas kedua dari cabang olahraga yang sama yang berasal dari tunggal putra. Kepastian itu muncul setelah dua pemain tunggal putra Indonesia beradu raket di final.

Alan Budi Kusuma yang masih berstatus pacar Susi Susanti akan berhadapan dengan juara All England 1991 Ardy Wiranata.

Setelah meraih emas dan membuat lagu Indonesia Raya berkumandang di Barcelona, Susi menyaksikan pertandingan Alan.

“Saya tidak segugup ketika Alan bermain di semifinal,” ujar Susi yang menonton lebih santai karena pertemuan antar sesama pemain Indonesia.

Di Olimpiade 1992, Indonesia mengirimkan tiga wakil tunggal putra, yakni Hermawan Susanto, Ardy Wiranata, dan Alan Budikusuma.

Hermawan Susanto yang berada di sesi satu mendapatkan bye di babak pertama. Setelah itu, dia harus berhadapan dengan wakil Finlandia Robert Lijequist dan menang 15-11, 15-3.

Melaju ke babak ketiga, Hermawan mengandaskan perjuangan wakil Thailand Teeranun Chiangta 15-7, 15-8.

Di sesi kedua, Ardy Wiranata juga mendapatkan bye di babak pertama. Melenggang tanpa keringat di babak kedua, dia berhadapan dengan wakil Swedia Jens Olsson.

Hasilnya, sang Juara All England 1991 itu menang 15-11, 15-6. Di babak ketiga, Ardy mengalahkan wakil Malaysia Foo Kok Keong 15-4, 15-6.

Di sesi ketiga, Alan Budikusuma harus bermain sejak babak pertama. Pada awal turnamen, dia harus bertemu dengan wakil Singapura Koh Leng Kang 15-2, 15-2.

Melenggang ke babak kedua, Alan Budikusuma berhadapan dengan wakil Thailand Sompol Kukasemkij dan menang 15-11, 15-2.

Di babak ketiga, Alan harus berhadapan dengan wakil Rusia Andrey Antropov dan menang 15-4, 15-7.

Digdaya Tunggal Putra Indonesia di Barcelona dan Apesnya China

Di babak perempat final, Indonesia menjadi penguasa dengan tiga wakil. Sisanya, China diwakilkan Zhao Jianhua, Denmark diwakilkan Poul-Erik Hoyer Larsen dan Thomas Stuer-Lauridsen, dan Malaysia diwakilkan Rashid Sidek.

Hermawan Susanto membuka asa pesta geral Indonesia di Barcelona setelah mengalahkan wakil China Zhao Jianhua 15-2, 14-17, 17-14.

Apalagi, setelah Ardy juga mengalahkan wakil Denmark yang kini jadi petinggi BWF Poul Erik dengan skor 15-10, 15-12.

Artinya, Indonesia sudah mengunci satu wakil di babak final karena Hermawan akan bertemu dengan Ardy di semifinal.

Lalu, Alan juga membuka asa Indonesia untuk All Indonesian Final setelah menang dari wakil Korea Selatan Kim Hak-kyun 15-9, 15-4.

Di babak semifinal, Alan harus berhadapan dengan wakil Denmark Thomas Stuer. Susi Susanti selaku pacar Alan saat itu mengaku gugup menyaksikan pertandingan kekasihnya di semifinal.

Untungnya, Alan menang 18-14, 15-8 atas Thomas Stuer. Dengan begitu, Indonesia memastikan emas di babak final setelah Ardy mengalahkan Hermawan lewat rubber set 15-10, 9-15, 9-15.

Pertemuan sesama pemain Indonesia bukan berarti Alan dan Ardy langsung main mata. Keduanya bermain sengit, Ardy selaku pemegang tahta All England 1991 enggak mau kalah begitu saja dari Alan.

Meskipun begitu, Alan menutup pertandingan dengan kemenangan 15-12, 18-13 dalam pertandingan selama 1 jam 13 menit. Pertandingan antara Alan dengan Ardy disebut penuh dengan reli-reli panjang yang mengandalkan kesabaran.

Indonesia yang pesta emas di bulu tangkis olimpiade 1992 berbanding terbalik dengan China. Pemain papan atas dunia asal China semuanya kandas seperti Zhai Jianhua.

China hanya mencatatkan perunggu dari tunggal putrinya, Huang Hua dan Tang Jiuhong.

The post Olimpiade 1992, Kisah Indah Bulu Tangkis Indonesia di Barcelona appeared first on SuryaRianto.

]]>
https://suryarianto.id/olimpiade-1992-kisah-indah-bulu-tangkis-indonesia-di-barcelona/feed/ 0
Darurat Sipil dan Strategi Atasi Penyebaran Covid-19 https://suryarianto.id/darurat-sipil-dan-strategi-atasi-penyebaran-covid-19/ https://suryarianto.id/darurat-sipil-dan-strategi-atasi-penyebaran-covid-19/#respond Wed, 01 Apr 2020 06:08:35 +0000 https://suryarianto.id/?p=955 Darurat sipil menjadi topik hangat pada Selasa (31/03/2020). Istilah itu mencuat setelah Presiden Joko Widodo memilih kebijakan pembatasan sosial berskala besar yang diiringi dengan kebijakan itu untuk meredam penyebaran pandemi Covid-19. Terakhir kali istilah darurat sipil mencuat pada 14 Mei 2004 ketika Indonesia masih dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri. Kala itu, Megawati menurunkan status di Aceh […]

The post Darurat Sipil dan Strategi Atasi Penyebaran Covid-19 appeared first on SuryaRianto.

]]>
Darurat sipil menjadi topik hangat pada Selasa (31/03/2020). Istilah itu mencuat setelah Presiden Joko Widodo memilih kebijakan pembatasan sosial berskala besar yang diiringi dengan kebijakan itu untuk meredam penyebaran pandemi Covid-19.

Terakhir kali istilah darurat sipil mencuat pada 14 Mei 2004 ketika Indonesia masih dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri. Kala itu, Megawati menurunkan status di Aceh dari darurat militer menjadi darurat sipil.

Perbedaan antara darurat militer dan darurat sipil berada pada pemberi komando tertinggi. Jika darurat militer, komando tertinggi ada ada pada pihak militer yang ditunjuk oleh presiden, sedangkan darurat sipil dikomandoi oleh kepala daerah setempat.

BACA JUGA: IHSG Melemah dan Keputusan Jokowi Atasi Pandemi Covid-19

Istilah darurat sipil yang muncul dalam strategi penanganan Covid-19 ini menimbulkan polemik. Pasalnya, status itu biasanya ditetapkan untuk kondisi negara yang terancam pemberontakan, kerusuhan, dan hal-hal lain yang tidak bisa diatasi oleh perlengkapan biasa.

Apalagi, jika menengok pasal 13 Perpu Nomor 23 Tahun 1959 terkait Penetapan Keadaan Bahaya.

Isinya adalah penguasa darurat sipil berhak mengadakan peraturan untuk membatasi pertunjukan, percetakan, penerbitan, pengumuman, penyampaian, penyimpanan, penyebaran, perdagangan, dan penempelan tulisan berupa apapun juga, termasuk lukisan, klise, dan gambar.

Lalu, Pasal 17 tertulis kalau penguasa berhak mengetahui semua berita serta percakapan kantor telepon, radio.

Penguasa juga bisa melarang atau memutuskan pengiriman berita atau percakapan dengan perantara telepon atau radio. Selain itu, banyak ketentuan ‘berhak’ yang bisa dilakukan oleh penguasa pada mode tersebut.

Darurat Sipil dan Pembatasan Sosial Skala Besar

Di sisi lain, kebijakan pembatasan sosial berskala besar yang beriringan dengan darurat sipil masih penuh tanda tanya karena menunggu Peraturan Pemerintah rampung untuk detail pelaksanaannya. [Update PP dan Keppres sudah keluar]

Pembatasan sosial berskala besar adalah salah satu bagian dalam UU Nomor 6/2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan. Pembatasan sosial berskala besar adalah respons kedaruratan kesehatan masyarakat.

Kebijakan pembatasan sosial berskala besar meliputi peliburan sekolah dan tempat kerja, pembatasan kegiatan keagamaan, dan pembatasan kegiatan di tempat atau fasilitas umum.

Perbedaan mendasar antara pembatasan sosial berskala besar dan karantina wilayah adalah tanggung jawab pemerintah terhadap masyarakat dan hewan ternak yang ada di wilayah karantina tersebut.

Berbicara karantina, banyak pihak khawatir bisa menimbulkan kerusuhan, terutama yang trauma dengan kejadian krisis 1998, meski kondisinya jauh berbeda.

Di sisi lain, masyarakat di zona merah pun sudah pasrah soal ekonomi yang memang sudah terkena dampaknya dan berharap pemerintah bisa mengambil kebijakan cepat serta tepat dalam penanganan pandemi Covid-19.

“Ya mau bagaimana lagi, memang lagi begini juga kondisinya,” ujar tukang nasi goreng di daerah Tangerang yang sempat tidak mendapatkan pelanggan seharian penuh sejak pandemi Covid-19 merebak di Indonesia.

Semoga saja keputusan pembatasan sosial berskala besar mampu mengendalikan penyebaran Covid-19.

The post Darurat Sipil dan Strategi Atasi Penyebaran Covid-19 appeared first on SuryaRianto.

]]>
https://suryarianto.id/darurat-sipil-dan-strategi-atasi-penyebaran-covid-19/feed/ 0
IHSG Melemah dan Keputusan Jokowi untuk Penanganan Corona https://suryarianto.id/ihsg-melemah-dan-keputusan-jokowi-untuk-penanganan-corona/ https://suryarianto.id/ihsg-melemah-dan-keputusan-jokowi-untuk-penanganan-corona/#respond Mon, 30 Mar 2020 12:33:08 +0000 https://suryarianto.id/?p=951 IHSG kembali melemah pada perdagangan Senin 30 Maret 2020 setelah turun 2,88% menjadi 4.414. Sektor industri lainnya dan manufaktur menjadi penekan utama IHSG pada perdagangan awal pekan ini. Sebelumnya, IHSG sudah diprediksi kembali tertekan karena ada indikasi aksi ambil untung atau taking profit. Pasalnya, sepanjang pekan lalu, IHSG mampu menguat sebesar 8,63%. BACA JUGA: Pandemi […]

The post IHSG Melemah dan Keputusan Jokowi untuk Penanganan Corona appeared first on SuryaRianto.

]]>
IHSG kembali melemah pada perdagangan Senin 30 Maret 2020 setelah turun 2,88% menjadi 4.414. Sektor industri lainnya dan manufaktur menjadi penekan utama IHSG pada perdagangan awal pekan ini.

Sebelumnya, IHSG sudah diprediksi kembali tertekan karena ada indikasi aksi ambil untung atau taking profit. Pasalnya, sepanjang pekan lalu, IHSG mampu menguat sebesar 8,63%.

BACA JUGA: Pandemi Corona, Lupakan Cuan Sejenak

Sepanjang perdagangan hari ini, BEI sempat menghentikan sementara perdagangan karena IHSG anjlok tembus 5% jelang penutupan pasar sesi I. Untungnya, pelemahan IHSG mampu menipis menjadi 2,88% pada penutupan perdagangan jam 15:00 WIB tadi.

Meskipun begitu, lima saham top gainers teratas masih bisa menguat hingga di atas 30% loh.

PT Acset Indonusa Tbk. (ACST) menjadi top gainer harian tertinggi pada hari ini setelah menguat 34,38% menjadi Rp172 per saham.

PODCAST: IHSG Anjlok Parah, Apa yang Harus Kita Lakukan?

PT Ayana Land International Tbk. (NASA) menjadi top gainer tertinggi kedua setelah naik 25,63% menjadi Rp250 per saham.

PT Intan Baruprana Finance Tbk. (IBFN) menjadi tertinggi ketiga setelah naik 25% menjadi Rp300 per saham.

PT Bank Artos Indonesia Tbk. (ARTO) menjadi tertinggi keempat setelah naik 25% menjadi Rp590 per saham.

PT Destinasi Tirta Nusantara Tbk. (PDES) menjadi tertinggi kelima setelah naik 24,49% menjadi Rp610 per saham.

Namun, lonjakan saham tiga dari lima top gainers itu kurang likuid. Ketiga saham melejit hanya pada satu titik perdagangan alias tidak aktif.

Ketiga saham itu antara lain, NASA, IBFN, dan PDES.

Di sisi lain, ARTO hanya aktif pada sesi pertama. Hanya ACST yang mencatatkan perdagangan lumayan aktif dari awal perdagangan sampai penutupan hari ini.

IHSG Melemah, Berita Tentang Pandemi Corona Hari Ini

Berita terhangat hari adalah keputusan Presiden Indonesia atau Joko Widodo untuk melakukan pembatasan sosial dalam skala besar dan dikombinasikan dengan darurat sipil.

Apaan tuh? tanpa detail yang lebih jelas, saya menerka-nerka kalau ini adalah kalimat bersayap dari karantina wilayah.

Namun, pembatasan sosial dalam skala besar ini memang berbeda dengan karantina wilayah. Dalam UU Kekarantinaan Kesehatan Nomor 6 Tahun 2018, keduanya dibahas sebagai mitigasi faktor risiko di wilayah pada situasi kedaruratan kesehatan masyarakat.

Pembatasan sosial berskala besar mengatur soal pembatasan aktivitas masyarakat di sekolah, kantor, dan publik. Dalam aturan itu, penyelenggaraan pembatasan sosial skala besar berkoordinasi dan bekerja sama dengan berbagai pihak terkait dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Lalu Apa Bedanya dengan Karantina Wilayah?

Perbedaan antara pembatasan sosial berskala besar dengan karantina wilayah dalam UU itu adalah selama dalam karantina wilayah, kebutuhan hidup dasar orang dan makanan hewan ternak menjadi tanggung jawab pemerintah pusat.

Nantinya pemerintah pusat akan melibatkan pemerintah daerah dan pihak terkait dalam proses karantina wilayah.

Jadi perbedaan signifikannya adalah masalah kebutuhan hidup dasar masyarakat yang ditanggung atau tidak oleh pemerintah pusat.

Mungkin, dengan berbagai perhitungan, mungkin ada alasan Jokowi memilih pembatasan sosial berskala besar ketimbang karantina wilayah.

Namun, tujuan dari pembatasan skala besar dan karantina wilayah adalah sama, yakni membatasi mobilitas masyarakat.

Bagaimana Nasib Pekerja Informal dan Harian?

Dari sisi ini, pemerintah menyiapkan bantuan langsung tunai khusus kepada pekerja informal dan harian jauh sebelum memutuskan akan pilih pembatasan sosial dalam skala besar.

Artinya, seharusnya nasib pekerja informal dan harian sudah ditanggung oleh pemerintah lewat bantuan langsung tunai tersebut.

Nantinya, nasib ekonomi negara akan tergantung seberapa cepat strategi pembatasan sosial skala besar ini bisa sukses meredam penyebaran virus Corona lebih jauh.

Begitu juga nasib para pekerja formal yang bisa terimbas dari kondisi ekonomi yang melambat. Harapannya, semoga saja tidak ada gelombang PHK yang cukup besar.

Lalu, apa hubungannya dengan membahas IHSG di awal cerita?

Keputusan pemerintah ini berarti menjadi tindakan tegas pemerintah yang membuat arah pasar saham bisa menjadi lebih baik.

Apalagi, jika itu sudah diimplementasikan. Artinya, ada langkah serius pemerintah untuk menangani penyebaran virus Corona di Indonesia.

Tinggal menunggu waktu saja IHSG bisa kembali ke 5.000-an dan para ‘nyangkuters’ bisa mendulang cuan.

The post IHSG Melemah dan Keputusan Jokowi untuk Penanganan Corona appeared first on SuryaRianto.

]]>
https://suryarianto.id/ihsg-melemah-dan-keputusan-jokowi-untuk-penanganan-corona/feed/ 0
Pandemi Corona, Mari Lupakan Cuan Sejenak https://suryarianto.id/pandemi-corona-mari-lupakan-cuan-sejenak/ https://suryarianto.id/pandemi-corona-mari-lupakan-cuan-sejenak/#respond Tue, 24 Mar 2020 13:14:31 +0000 https://suryarianto.id/?p=948 Pandemi Corona benar-benar menyandera ekonomi dunia, termasuk Indonesia. Saya sendiri tidak pernah membayangkan dampak pandemi Corona itu bisa sebesar ini. Awalnya, melihat IHSG yang jatuh ke 4.000-an, saya tidak begitu takut. “Paling, nanti sepekan lagi balik ke 5.000-an.” Alasan saya tidak takut IHSG terjun ke 4.000-an adalah karena pada 2015 pernah terjadi hal serupa. Tak […]

The post Pandemi Corona, Mari Lupakan Cuan Sejenak appeared first on SuryaRianto.

]]>
Pandemi Corona benar-benar menyandera ekonomi dunia, termasuk Indonesia. Saya sendiri tidak pernah membayangkan dampak pandemi Corona itu bisa sebesar ini.

Awalnya, melihat IHSG yang jatuh ke 4.000-an, saya tidak begitu takut. “Paling, nanti sepekan lagi balik ke 5.000-an.”

Alasan saya tidak takut IHSG terjun ke 4.000-an adalah karena pada 2015 pernah terjadi hal serupa. Tak ayal, hanya beberapa waktu, IHSG malah bangkit hingga tembus 6.000.

BACA JUGA: IHSG Anjlok Hingga Pasar Dihentikan Benar Cuma Gara-gara Pandemi Corona?

Nyatanya, itu tak terjadi, IHSG terus terjun bebas hingga tembus 3.900. Sebuah angka psikologis yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya.

Bagi yang punya portofolio saham pasti langsung enggan melihat nasib portofolionya saat ini.

Terlebih, kurs rupiah yang ambrol hingga tembus Rp16.000-an membuat kondisi ekonomi mengkhawatirkan. Emiten yang memiliki kebutuhan impor bahan baku pastinya langsung terdampak.

PODCAST: IHSG Anjlok Parah, Apa yang Harus Kita Lakukan?

Di sisi lain, beberapa emiten yang ekspor harusnya justru lebih diuntungkan, tetapi kondisi pandemi Corona membuat nasib para emiten yang ekspor ini jadi kurang bagus. Permintaan ekspor sangat menantang dalam kondisi saat ini.

Pandemi Corona, Fokus Meredam Penyebaran, Lupakan Cuan Sesaat

Jujur, untuk saat ini saya cenderung memilih untuk berkontribusi meredam penyebaran pandemi Corona ketimbang memburu cuan. Bisa dibilang, tahun ini saya ingin tutup mata soal cuan dari investasi.

Hal ini juga yang sempat saya soroti kepada pemerintah Indonesia terkait strategi pandemi Corona yang cenderung lambat. Saya secara subjektif menilai pemerintah seharusnya langsung lockdown lokal ketimbang tetap bermain imbauan menjaga jarak seperti saat ini.

Alasannya, pemerintah sudah telat dalam penanganan pandemi Corona selama dua bulan. Bahkan, pemerintah masih sempat-sempatnya memberikan insentif untuk pariwisata dari wilayah terdampak pandemi Corona.

Namun, alasan pemerintah berkukuh tidak melakukan lockdown sangat jelas. Mereka memikirkan para pekerja informal dengan upah harian sehingga lockdown bukanlah pilihan tepat.

Dibutuhkan biaya yang besar untuk menanggung mereka yang tidak memiliki pendapatan tetap bulanan.

Namun, masyarakat mau tidak mau harus sadar kalau physical distancing atau jaga jarak secara fisik sangat penting. Karakter virus Covid-19 yang bisa menginang ke tubuh orang sehat dan pindah ke orang yang rentan membuat jaga jarak menjadi penting.

Awalnya, banyak yang beranggapan virus corona ini sepele karena tingkat fatalnya lebih rendah ketimbang MERS dan SARS. Sayangnya, fakta itu harus dilupakan karena penyebaran Virus Corona lebih cepat dan penyembuhannya tidak sebentar, terutama bagi kategori orang yang rentan.

Menjaga Agar Tim Medis dan Fasilitas Kesehatan Tetap Mumpuni

Akhirnya, Indonesia yang sempat meremehkan pandemi Corona menjadi salah satu negara dengan tingkat kematian tertinggi di dunia. Dari sini ada satu yang saya khawatirkan, yakni nasib tim medis dan fasilitas kesehatan yang tergopoh-gopoh mengurus pasien positiv Covid-19.

Banyangkan, di Indonesia ada sekitar 260 juta penduduk. Jika sudah ada 600-an pasien positif, artinya ada kemungkinan ribuan hingga puluhan ribu masyarakat yang suspect dengan indikasi pernah berinteraksi dengan para pasien positif tersebut.

Lalu, berapa jumlah tim medis dan sejauh mana kualitas fasilitas kesehatan untuk menangani hal ini? ini yang sangat ditakutkan.

Bayangkan, tim medis sampai kekurangan alat pelindung seperti, masker dan sarung tangan gara-gara terjadi panic buying di kalangan masyarakat. Belum lagi, masih saja ada yang mencoba keruk untung dari kondisi seperti ini.

Banyak anggota tim medis yang ikut positif bahkan sampai meninggal dunia gara-gara kondisi saat ini. Hal itu pula yang membuat saya mendesak pemerintah untuk melakukan lockdown karena warganya sudah pala batu semua.

Dari berbagai konten yang viral, ada yang menjelaskan tingkat fatalnya Covid-19 adalah ketika fasilitas kesehatan dan tim medis tidak mampu menangani pasien yang positif. Penyebaran yang cepat membuat jumlah penderita makin banyak hingga bisa melebihi kapasitas fasilitas kesehatan.

Ini pula yang terjadi di Italia di mana jumlahnya meningkat drastis. Buat yang masih berupaya cari cuan dari sini, saya sarankan berhenti segera. Alasannya, kalau dampak pandemi Corona ke Indonesia makin parah, yang hidup susah juga kalian-kalian yang mencari cuan enggak seberapa dibandingkan dengan kerugian.

Apa Kontribusi yang Bisa Kita Lakukan untuk Meredam Penyebaran Pandemi Corona?

Kalian bukan tim medis, tapi ingin membantu agar bisa redam penyebaran pandemi Corona. Baiklah di sini akan saya jelaskan cara kontribusi terbesar untukmu.

Pertama, rebahan saja di rumah, enggak usah ke luar untuk hal yang enggak penting. Dengan meminimalisir mobilitas di luar rumah, kita sudah mempermudah orang yang harus ke luar rumah untuk melakukan physicaly distancing.

Kedua, jika terpaksa ke luar, tolong jagalah jarak dengan masyarakat lainnya. Jika bersin atau batuk bisa ditutup agar tidak mengenai orang lain. Kendaraan pribadi bisa jadi pilihan jika memungkinan untuk melakukan mobilitas ke luar karena beberapa kota sudah membatasi transportasi publik.

Ketiga, jangan panic buying karena bisa membuat physicaly distancing gagal sehingga penyebaran makin luas. Enggak cuma masalah penyebaran yang makin meluas, panic buying yang enggak jelas juga bisa mendongkrak harga-harga barang.

Logikanya gini, ngapain kalian beli 10 dus mie instan? apakah kalian benar-benar perlu memakan mie instan setiap hari. Lalu, untuk apa borong gula? kalian mau kena diabetes bareng-bareng?

Tetap tenang, masalah pangan akan terjaga selama kalian enggak panic buying. Kalau, kalian panic buying yang ada pasokan menipis. Sikap panic buying adalah keegoisan yang tiada gunanya.

Keempat, tolong edukasi bahaya Covid-19 ke kerabat terdekat, terutama generasi boomers dan beberapa orang yang masih berkukuh mau liburan.

Jadi, untuk saat ini, mari kita lupakan cuan sejenak dan fokus untuk membantu redam penyebaran pandemi Corona. Pemerintah boleh lambat bertindak, tetapi kita bisa bergerak sendiri untuk meredam penyebaran virus yang sudah menjadi pandemi tersebut

The post Pandemi Corona, Mari Lupakan Cuan Sejenak appeared first on SuryaRianto.

]]>
https://suryarianto.id/pandemi-corona-mari-lupakan-cuan-sejenak/feed/ 0
IHSG Anjlok hingga Pasar Dihentikan, Cuma Gara-gara Virus Corona? https://suryarianto.id/ihsg-anjlok-hingga-pasar-dihentikan-cuma-gara-gara-virus-corona/ https://suryarianto.id/ihsg-anjlok-hingga-pasar-dihentikan-cuma-gara-gara-virus-corona/#respond Thu, 12 Mar 2020 09:55:46 +0000 https://suryarianto.id/?p=941 IHSG anjlok ke 4.900 menjadi topik panas hari ini. Bagaimana tidak, stimulus OJK yang mengizinkan buyback tanpa RUPS dan BEI yang menggunakan auto rejection asimetris ternyata tidak mampu menahan tekanan ke IHSG lebih jauh lagi. Bahkan, IHSG anjlok sampai tembus 4.895 dan perdagangan saham di BEI terpaksa dihentikan sementara dan ditutup lebih awal pada 15:33 […]

The post IHSG Anjlok hingga Pasar Dihentikan, Cuma Gara-gara Virus Corona? appeared first on SuryaRianto.

]]>
IHSG anjlok ke 4.900 menjadi topik panas hari ini. Bagaimana tidak, stimulus OJK yang mengizinkan buyback tanpa RUPS dan BEI yang menggunakan auto rejection asimetris ternyata tidak mampu menahan tekanan ke IHSG lebih jauh lagi.

Bahkan, IHSG anjlok sampai tembus 4.895 dan perdagangan saham di BEI terpaksa dihentikan sementara dan ditutup lebih awal pada 15:33 WIB.

BACA JUGA: Tiga Pilar Sejahtera, Detik-detik Keruntuhan Bisnis Raja Beras Premium

Gejolak pasar saham, termasuk IHSG anjlok itu terjadi setelah WHO menetapkan virus corona sebagai pandemi.

Pandemi adalah sebuah kejadian luar biasa yang meluas secara internasional dan di luar kendali. Level pandemi lebih tinggi ketimbang epidemi dan wabah.

PODCAST: Apa Sih Dampak Kebijakan Buyback Tanpa RUPS Ke Harga Saham?

Nah, kali ini saya coba merincikan seberapa besar dampaknya pandemi virus corona terhadap ekonomi dunia, termasuk pasar saham.

Apa Sih Hubungan Antara Virus Corona dengan IHSG anjlok?

Status pandemi pada kasus virus corona memicu kepanikan di pasar karena melahirkan spekulasi kondisi ekonomi global akan memburuk.

Kok bisa gara-gara virus corona membuat ekonomi global memburuk?

Untuk menjawab itu, kita coba membahas dari awal kasus virus corona COVID-19 ini muncul di Wuhan, China. Ketika kasus meluas lebih jauh lebih, banyak pabrik manufaktur dan otomotif di Wuhan yang ditutup sementara.

Hal ini jelas akan memengaruhi produksi perusahaan yang memiliki pabrik di sana. Jika produksi turun, artinya pendapatan juga berpotensi turun.

Kondisi itu bisa memicu pemutusan hubungan kerja (PHK) atau dirumahkan.

Itu gambaran jika virus corona hanya ada di Wuhan. Bayangkan dengan kondisi sekarang, virus corona dengan status pandemi. Sebesar apa dampaknya terhadap kinerja produksi dan penjualan perusahaan dunia, termasuk di Indonesia?

Kalau kinerja mereka semua merosot, artinya ekonomi juga akan linglung toh.

Itu Dari Sisi Perusahaan, Bagaimana Dari Sisi Masyarakat?

Ada dua sudut pandang yang bisa dilihat jika dari sisi masyarakat yang intinya akan berujung kepada kemampuan daya beli.

Pertama, ketika produksi perusahaan menurun, pasokan barang akan berkurang. Sesuai hukum ekonomi, ketika pasokan menipis, tetapi permintaan banyak, harga akan naik.

Ini terjadi pada produk masker yang permintaannya tiba-tiba melejit selaras dengan perkembangan pandemi virus corona saat ini. Dari harga Rp500 per pcs melonjak hingga Rp2.000 per pcs. Bahkan, ada yang mematok Rp10.000 per pcs.

Ketika harga naik, artinya daya beli masyarakat bisa saja turun. Soalnya, pendapatan tidak mengalami kenaikan.

Itu sudut pandang pertama, ada pula sudut pandang kedua yang lebih jangka menengah panjang. Jika perusahaan mengalami kesulitan finansial akibat penurunan produksi dan penjualan, ujungnya adalah PHK atau dirumahkan sementara.

Kondisi ini bisa membuat daya beli masyarakat langsung turun. Jika daya beli turun, status penjualan perusahaan-perusahaan juga bisa turun.

Namun, sudut pandang kedua baru bisa kejadian jika kondisi pandemi virus corona memang sudah parah sekali. Sejauh ini, virus corona masih belum terlalu parah, setidaknya ada harapan ketika musim panas tiba pandemi ini juga diprediksi sirna.

Nah Loh, Lalu, apa hubungannya dengan pasar saham yang anjlok?

Jelas ada hubungan yang erat. Bayangkan, perusahaan yang mencatatkan penurunan produksi dan penjualan itu adalah emiten alias perusahaan terbuka. Artinya, ada potensi penurunan fundamental yang berujung menjadi sentimen negatif untuk harga sahamnya.

Karakter investor pasar saham itu adalah melihat ke depan dengan spekulasi kejadian hari ini. Potensi penurunan fundamental kinerja perusahaan sampai perlambatan ekonomi global membuat para investor bergegas menjadi aset investasi yang lebih aman.

Dari sini, kita akan mendengar keresahan pemerintah dan ucapan bank sentral terkait arus modal asing yang keluar. Nah, arus modal asing itu akan beralih ke aset investasi yang dianggap lebih aman.

Hal itu pula yang membuat pasar saham bergejolak, termasuk IHSG.

Jadi sampai kapan IHSG bakal anjlok kayak begini?

Banyak yang penasaran kapan waktu yang tepat untuk ‘nyerok’ saham di tengah pasar saham yang anjlok.

‘Nyerok’ adalah istilah untuk membeli saham di harga rendah agar rata-rata harga saham yang dimiliki bisa turun sehingga ada potensi capital gain yang besar ke depannya.

Jelas enggak ada yang tau kapan IHSG akan menjadi level dasarnya di tengah gejolak ekonomi dunia saat ini.

Meskipun begitu, kalian yang masih memiliki dana idle atau tidak terpakai bisa mulai nyicil masuk ke saham-saham blue chip yang terkoreksi parah.

Itu bisa dilihat dari valuasi sahamnya lewat price to earning ratio (PER). Jika PER sudah di bawah 10 kali dan status saham itu blue chip, kalian bisa mulai nyicil dari sekarang.

Apalagi, kalau saham itu rajin bagi dividen. Saat ini, tengah periode pembagian dividen sehingga kalian bisa menikmati cuan dari situ.

Catatan, saran dari saya, sebaiknya hindari dulu nyicil saham di sektor komoditas seperti, batu bara sampai CPO. Soalnya, harga komoditas di tengah ekonomi yang melempem begini akan sangat fluktuatif.

Apalagi, di tengah virus corona malah terjadi perang minyak antara Arab Saudi lawan Rusia. Alhasil, harga minyak dunia anjlok yang artinya menekan harga batu bara sebagai komoditas energi pesaingnya.

Lalu, para investor yang kabur dari pasar saham emerging market pada ke mana ya?

Mereka biasanya mencari aset investasi yang lebih aman, salah satunya adalah emas.

Soalnya, di tengah kondisi ekonomi yang tertekan pandemi virus corona berpotensi menekan pasar saham dan pasar uang.

Imbal hasil pasar uang ikut tertekan karena bank sentral akan memilih jalan pelonggaran moneter, seperti penurunan suku bunga. Tujuannya, demi mendongkrak ekonomi lagi.

Jika suku bunga acuan bank sentral turun, artinya suku bunga deposito dan kupon obligasi negara akan lebih rendah juga.

Mencoba cari peluang di reksa dana pendapatan tetap di tengah tren penurunan suku bunga juga agak sedikit berjudi. Soalnya, penempatan reksa dana pendapatan tetap juga termasuk di obligasi korporasi.

Alhasil, ada potensi gagal bayar obligasi korporasi di tengah kondisi ekonomi yang tertekan oleh pandemi virus corona.

Sejauh ini, emas menjadi instrumen yang paling berkilau loh. Kalau melihat harga emas dunia saat ini [sampai perdagangan 12 Maret 2020] sudah naik sebesar 7,7% menjadi US$1.635 per troy ounce dibandingkan dengan akhir 2019.

Di sisi lain, ada juga yang menilai di tengah kondisi saat ini lebih baik memegang uang kas lebih banyak. Soalnya, tidak ada yang tahu bagaimana nasib ekonomi ke depannya pasca pandemi virus corona ini.

Memang bisa terjadi krisis seperti 1998 dan 2008?

Kalau kata Warren Buffet sih enggak. Ucapan sang investor kawakan itu pun cukup logis karena krisis yang terjadi pada 1998 dan 2008 lahir akibat kekacauan pada sistem keuangan.

Kali ini, bukan sistem keuangan yang kacau, tetapi memang imbas dari pandemi virus corona.

Namun, sektor keuangan tidak bisa berleha-leha juga. Dampak virus corona bisa berimbas ke kredit bermasalah yang meningkat di kemudian hari.

Cuma ingat, “di kemudian hari” bukan saat ini.

Jadi, apa yang bisa kita lakukan sekarang untuk investasi dan persiapan finansial ke depannya?

Diversifikasi portofolio dan menjaga arus kas menjadi hal penting saat ini. Setidaknya sampai pandemi virus corona sedikit mereda.

Diversifikasi portofolio di sini artinya kalian menyebarkan investasi dari yang berisiko tinggi sampai rendah. Misal, dari saham, pasar uang, dan emas. Tujuannya, untuk tetap menjaga potensi cuan besar, tetapi bermain aman.

Menjaga arus kas juga dibutuhkan karena kondisi saat ini penuh ketidakpastian. Tidak ada yang tahu sejauh apa perkembangan pandemi virus corona ke depannya. Akankah membuat kondisi ekonomi lebih buruk atau malah sebaliknya.

Jadi, intinya kita harus mempersiapkan segalanya dari rencana keuangan ke depannya dan juga saat ini.

The post IHSG Anjlok hingga Pasar Dihentikan, Cuma Gara-gara Virus Corona? appeared first on SuryaRianto.

]]>
https://suryarianto.id/ihsg-anjlok-hingga-pasar-dihentikan-cuma-gara-gara-virus-corona/feed/ 0
Tiga Pilar Sejahtera, Detik-detik Keruntuhan Raja Beras Premium https://suryarianto.id/tiga-pilar-sejahtera-detik-detik-keruntuhan-raja-beras-premium/ https://suryarianto.id/tiga-pilar-sejahtera-detik-detik-keruntuhan-raja-beras-premium/#respond Wed, 11 Mar 2020 08:48:27 +0000 https://suryarianto.id/?p=938 Tiga Pilar Sejahtera mendapatkan dana segar setelah pemegang saham baru, yakni PT Pangan Sejahtera Investama yang dimiliki oleh FKS Food and Agri Pte. Ltd masuk sebagai pemegang saham. Pemilik merek snack Taro itu mendapatkan dana segar Rp329,46 miliar dengan harga pelaksanaan premium di level Rp210 per saham. Sebelum masuk ke siapa sosok pemegang saham 32,7% […]

The post Tiga Pilar Sejahtera, Detik-detik Keruntuhan Raja Beras Premium appeared first on SuryaRianto.

]]>
Tiga Pilar Sejahtera mendapatkan dana segar setelah pemegang saham baru, yakni PT Pangan Sejahtera Investama yang dimiliki oleh FKS Food and Agri Pte. Ltd masuk sebagai pemegang saham. Pemilik merek snack Taro itu mendapatkan dana segar Rp329,46 miliar dengan harga pelaksanaan premium di level Rp210 per saham.

Sebelum masuk ke siapa sosok pemegang saham 32,7% emiten berkode AISA yang baru itu, kita akan masuk ke sesi 3 kisah perjalanan AISA.

BACA JUGA: [SERI 1] Dua Dekade Berdiri, Tiga Pilar Sejahtera Ekspansi Gila-gilaan

Dua seri sebelumnya bisa dibilang menceritakan bagaimana Tiga Pilar Sejahtera sangat agresif dalam ekspansi. Sampai mereka yang awalnya bisnis bihun dan mie kering merambah ke makanan manis, CPO, Beras, dan makanan ringan seperti, Taro.

BACA JUGA: [SERI 2] Pesona Tiga Pilar Sejahtera Buat Perusahaan AS Tergoda

Namun, seri kali ini akan menceritakan detik-detik awal keruntuhan kerajaan bisnis AISA tersebut.

Isu terbesar pertama terjadi pada pertengahan 2016. Kala itu, perseroan memutuskan lepas PT Golden Plantation Tbk. senilai Rp521,43 miliar kepada PT JOM Prawarsa Indonesia. Alasan penjualan bisnis sawit itu antara lain karena merasa sektor perkebunan itu bukanlah bisnis utamanya.

PODCAST: Apa Sih Dampak dari Aksi Buyback Saham Tanpa RUPS?

Porsi pendapatan perseroan dari bisnis sawit memang masih lebih kecil ketimbang beras.

Untuk itu, perseroan akan fokus mengembangkan bisnis beras dan makanan ringan, serta mie dan bihun kering yang sudah dirintis lebih dulu.

Ngomong-ngomong bisnis sawit, AISA memang belum lama berkecimpung di sektor tersebut. Mereka mulai menjajal sawit pada 2012.

Kala itu mereka mengakuisisi PT Bumiraya Investindo. Geliat ekspansi AISA di bisnis sawit sangat besar dengan langsung akuisisi 5 perusahaan sawit lainnya, yakni PT Mitra Jaya Agro Palm, PT Airlangga Sawit Jaya, PT Chandra Palma Oetama, PT Muara Bungo Plantation, dan PT Tugu Palma Sumatera.

Selain itu, AISA juga membentuk perusahaan patungan bersama Bunge Agribusiness Singapore Pte. LTd lewat Bumiraya Investindo pada 2011.

Tak hanya sampai disitu, pada 2012 Bumiraya juga mengakuisisi PT Tandan Abadi mandiri yang memiliki lahan konsesi seluas 14.000 hektar pada Desember 2012.

Secara total, sampai 2012, Tiga Pilar melalui BRI memiliki lahan seluas 92.899 hektar. Dari jumlah itu, seluas 15.805 hektar sudah ditanami kelapa sawit saat itu.

Namun, entah berapa dana yang digelontorkan AISA untuk bisnis sektor sawit tersebut.

Pastinya, perseroan sempat berencana ekspansi investasi di sektor sawit senilai Rp600 miliar pada 2013. Nilai itu konon digunakan untuk akuisisi PT Golden Plantation. Artinya, nilai jual emiten berkode GOLL itu lebih kecil ketimbang periode investasi AISA di sektor sawit sejak 2012.

Tiga Pilar Sejahtera Kebut Bisnis Makanan dan Tambah Surat utang

Setelah menjual Golden Plantation, AISA mengebut bisnis makanannya. Pada tahun itu, mereka meresmikan 5 unit pabrik bihun instan PT Tiga Pilar Sejahtera [entitas awal perseroan].

Tak hanya itu, perseroan juga mulai ‘ngeh’ dengan dunia digital dengan meluncurkan Sales Force Automation, sebuah aplikasi penjualan yang bisa digunakan dari ponsel pintar.

Mereka juga meluncurkan konsep Mitra Usaha Maknyus, yakni layanan pesan antar. Kalau melihat namanya, mungkin ini layanan pesan antar beras Maknyus langsung ke konsumen.

Selain melanjutkan ekspansi gila-gilaan di sektor makanan, Tiga Pilar Sejahtera juga menerbitkan sukuk kedua pada 2016 senilai Rp1,2 triliun. Kupon sukuk itu mencapai 10%-10,75%.

Sebenarnya, nilai sukuk itu lebih rendah ketimbang rencana awal yang mencapai Rp1,5 triliun.

Mayoritas dana dari sukuk itu digunakan untuk pinjaman kepada anak usaha. Total pinjaman yang diberkan AISA kepada empat anak usahanya, PT Dunia Pangan, PT Indo Beras Unggul, PT Jatisari Srirejeki dan PT Suskes Abadi Karya Inti senilai Rp994,33 miliar.

Dana itu akan digunakan anak usahanya untuk membayar utang bank dan modal usaha.

Secara rinci, Dunia Pangan menerima pinjaman Rp612,52 miliar, Indo Beras Unggul Rp154,58 miliar, Jatisari Srirejeki mendapatkan Rp60 miliar dan Sukses Abadi Karya Rp212,95 miliar.

Khusus Dunia Pangan, anak usaha AISA itu akan menggunakan pinjaman untuk membayar utang kepada Rabobank International, Bank Maybank Indonesia, Bank of Tokyo Mitusbishi UFJ Ltd., dan Bank Permata.

Bisnis Beras Tiga Pilar yang Runtuh Seketika

Entah mimpi atau ada dosa apa, Tiga Pilar mengalami awal sialnya di 2017. Bisnis beras perseroan goyah seketika setelah ada dugaan mengoplos beras subsidi menjadi beras premium.

Satgas Pangan pun menggerebek gudang beras milik anak usaha Tiga Pilar tersebut. Alhasil, sebanyak 1.161 ton beras milik anak usaha AISA disita.

Kejadian itu menjadi titik awal anjloknya harga saham AISA, si calon pesaing Indofood. Pada 21 Juni 2017, harga saham AISA terjun bebas secara harian 24,92% menjadi Rp1.205 per saham.

Tiga Pilar pun sudah membantah kalau anak usahanya PT Indo Beras Unggul mengemas ulang beras medium bersubsidi dan dijual sebagai beras premium dengan merek Ayam Jago dan Maknyuss.

Brand beras Tiga Pilar yang menjadi penopang kinerja perseroan sepanjang hampir satu dekade terakhir pun rusak.

Permasalahan ini berbuntut panjang, AISA akhirnya menutup dua pabrik beras dan PHK sekitar 1.700 karyawan pada akhir 2017. Alasannya, bisnis beras dianggap tidak memberikan keuntungan lagi bagi perseroan.

Di sisi lain, perseroan sudah mengucurkan pinjaman dalam jumlah besar ke anak usaha berasnya itu pada 2016. Pinjaman itu berasal dari Sukuk yang diterbitkan pada 2016 senilai Rp1,2 triliun.

Dari sinilah drama keruntuhan digdaya sang wonderkid sektor konsumer dimulai. Entah ada hubungannya atau tidak, sejak kehilangan Priyo, AISA pun seperti kehilangan arah dan tujuan.

Kisah selanjutnya akan diceritakan di seri keempat.

The post Tiga Pilar Sejahtera, Detik-detik Keruntuhan Raja Beras Premium appeared first on SuryaRianto.

]]>
https://suryarianto.id/tiga-pilar-sejahtera-detik-detik-keruntuhan-raja-beras-premium/feed/ 0
Perang Minyak Kedua Dalam Satu Dekade, Siapa Pemenangnya? https://suryarianto.id/perang-minyak-kedua-dalam-satu-dekade-siapa-pemenangnya/ https://suryarianto.id/perang-minyak-kedua-dalam-satu-dekade-siapa-pemenangnya/#respond Tue, 10 Mar 2020 06:30:54 +0000 https://suryarianto.id/?p=930 Perang minyak mendadak muncul di tengah serbuan Virus Corona. Apa penyebab perang minyak ini terjadi? Jika membahas itu, kita harus kembali ke periode 2012-an ketika menjadi titik awal booming shale oil di Amerika Serikat (AS). Berbicara shale oil, produk itu bukanlah sesuatu yang baru di dunia. Merunut sejarahnya, Shale Oil justru lebih dulu ditemukan ketimbang […]

The post Perang Minyak Kedua Dalam Satu Dekade, Siapa Pemenangnya? appeared first on SuryaRianto.

]]>
Perang minyak mendadak muncul di tengah serbuan Virus Corona. Apa penyebab perang minyak ini terjadi?

Jika membahas itu, kita harus kembali ke periode 2012-an ketika menjadi titik awal booming shale oil di Amerika Serikat (AS). Berbicara shale oil, produk itu bukanlah sesuatu yang baru di dunia.

Merunut sejarahnya, Shale Oil justru lebih dulu ditemukan ketimbang minyak mentah yang digali langsung. Namun, shale oil meredup karena biaya produksi minyak mentah langsung lebih murah sehingga harga jualnya pun lebih murah.

BACA JUGA: Harga Masker Melejit, Masih Mau Berjudi di KAEF dan INAF?

Nah, pada periode 2012-2014, harga minyak dunia melonjak tinggi hingga sempat tembus US$100 per barel. Di sini pula bersamaan dengan boomingnya Shale Oil di AS.

Hingga salah satu edisi National Geographic menceritakan dampak negatif dari booming shale oil di AS tersebut.

Sampai titik harga minyak yang sangat tinggi pada pertengahan 2014, secara berangsur harga minyak mulai turun. Itu terjadi seiring dengan penurunan permintaan dari China dan AS yang mulai menikmati konsumsi shale oilnya.

perang minyak produksi minyak AS

Awal polemik terjadi ketika pertemuan Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC) pada Desember 2014. Kala itu muncul perdebatan apakah OPEC akan memangkas produksi atau tidak demi menjaga harga minyak dunia agar tidak anjlok.

Seingat saya, kala itu OPEC batal pangkas produksi sehingga harga minyak makin anjlok. Alasannya, OPEC tidak mau kehilangan pangsa pasarnya di tengah AS yang semangat menggenjot produksi Shale Oilnya.

Di sisi lain, AS yang merupakan salah satu importir minyak terbesar, kini mulai bisa swasembada minyak.
Bahkan, pasokan minyak AS berlebihan hingga ada peluang untuk ekspor minyak. Pada periode 2015-2016 inilah harga minya dunia jatuh ke titik terendahnya.

perang minyak pasokan AS

Kala itu, harga minyak WTI dan Brent sempat jatuh ke level US$25-US$27 per barel. Harga yang sangat rendah itu membuat produksi shale oil mulai melambat.

Hasilnya, pasokan minyak yang berlebih mulai terserap karena perlambatan produksi. Harga minyak mulai bangkit lagi pada 2018.

Dalam perang minyak edisi pertama itu, AS bisa dibilang pemenangnya karena strategi pemangkasan produksi OPEC yang gagal total menghadang laju penurunan harga. Kegagalan itu akibat produksi shale oil terus dikebut, meski harga minyak sudah anjlok.

Perang Minyak Kedua di periode 2010-2020

Kabar mengejutkan terjadi dalam pertemuan OPEC pada 6 Maret 2020. Rusia menolak rencana OPEC untuk pangkas produksi.

Setelah kegagalan itu, Arab Saudi memperburuk situasi dengan memberikan diskon harga jual ekspor minyaknya pada Sabtu 7 Maret 2020.

Mengutip Bloomberg, Rusia dengan 9 negara yang bukan anggota OPEC tergabung dalam OPEC+. Aliansi OPEC+ inilah yang mengkartel komoditas minyak di dunia.

Perseteruan masalah pemangkasan produksi ini bukan yang pertama kalinya. Setiap negara minyak memiliki misi untuk menjaga keuntungan dengan memproduksi sebanyak-banyaknya.

Namun, di tengah wabah Virus Corona ini, Arab Saudi menilai perlu adanya pemangkasan produksi agar harga minyak tidak turun terlalu dalam. Alasannya, permintaan minyak berpotensi melambat, jika produksi berjalan seperti biasanya supply akan melebihi demand.

Di sisi lain, Rusia menilai rencana kebijakan Arab Saudi itu punya hubungan kuat untuk membantu industri shale oil Amerika Serikat (AS). Apalagi, Presiden AS Donald Trump menggunakan energi sebagai alat politik dan ekonomi.

Rusia juga kesal dengan sanksi AS terkait penyelesaian pipa yang menghubungkan ladang gas Siberia dengan Jerman yang dikenal Nord Stream 2.

Penolakan Rusia itu pun sangat logis, Vladimir Putin enggan memberikan pangsa pasar minyaknya kepada AS. Pasalnya, yang melakukan pemangkasan produksi cuma OPEC+, tetapi AS yang kelebihan pasokan minyak tidak memangkas produksinya.

Artinya, jika permintaan tetap, AS bisa menggarap pasar tersebut, sedangkan Rusia yang tergabung oleh OPEC+ harus rela kehilangan beberapa % pangsa pasarnya jika ikut memangkas produksi.

Dejavu Perang Minyak Periode Pertama

Perang minyak periode kedua ini mengingatkan perang minyak periode pertama silam. Namun, akankah Rusia dan Arab Saudi bisa bertahan jika harga minyak terus ambruk?

Rusia dan Arab Saudi, serta anggota OPEC lainnya, diestimasikan sudah menikmati keuntungan yang lebih banyak ketika harga minyak sempat kembali ke US$80-an per barel hingga tertahan cukup lama di level US$60 per barel.

Titik impas harga minyak Rusia sekitar US$42 per barel. Dari berbagai keuntungan sebelumnya, Rusia diprediksi memiliki posisi yang baik di tengah kemerosotan harga saat ini.

Begitu juga dengan Arab Saudi yang diprediksi memiliki biaya produksi minyak mentah hanya sepertiga dari biaya shale oil AS.

Sayangnya, beberapa negara minyak bakal terancam dari penurunan harga saat ini. Paling pertama adalah Venezuela yang bakal makin suram di tengah gejolak politik.

Begitu juga dengan Iran yang bisa membuat komplikasi tambahan di tengah usaha melindungi perekonomian dari wabah Virus Corona.

Pemenang Perang Minyak

Pihak yang paling diuntungkan adalah para importir seperti China, termasuk Indonesia.

Kejatuhan harga minyak ini bisa jadi antivirus ekonomi dari dampak wabah Covid-19 yang terjadi satu kuartal terakhir.

Untuk Indonesia, penurunan harga minyak ini bisa memangkas defisit transaksi berjalan yang melebar gara-gara impor minyak. Inflasi pun akan terjaga karena mau enggak mau harga BBM nonsubsidi akan menyesuaikan harga pasar.

Beban anggaran pemerintah untuk BBM yang masih disubsidi seperti, Premium dan Solar pun akan berkurang. Pertamina pasti girang bukan main dengan penurunan harga ini, artinya beban menanggung biaya premium bisa sedikit terpangkas.

Apalagi, kalau dilihat dari data per Januari 2020, impor minyak nilainya jauh lebih besar ketimbang ekspor minyak.

Impor minyak mentah US$514 juta, sedangkan ekspor minyak mentah hanya US$32,9 juta. Lalu, impor produk pengolahan hasil minyak US$1,1 miliar, sedangkan ekspornya cuma US$168,9 juta.

Namun, penurunan harga minyak bakal berdampak pula kepada nasib perusahaan sektor batu bara. Pasalnya, batu bara adalah salah satu produk pesaing minyak sehingga penurunan ini bakal berimbas kepada harga batu bara.

Jadi, kalian yang pegang emiten batu bara siap-siap saja ke depannya tantangan sektor itu bakal makin menjadi.

Siap menikmati harga bensin nonsubsidi murah lagi enggak? syaratnya harga minyak di level US$30 per barel ini bertahan terus sampai akhir semester I/2020.

The post Perang Minyak Kedua Dalam Satu Dekade, Siapa Pemenangnya? appeared first on SuryaRianto.

]]>
https://suryarianto.id/perang-minyak-kedua-dalam-satu-dekade-siapa-pemenangnya/feed/ 0
Harga Masker Melejit, Yakin masih Mau Berjudi di KAEF dan INAF? https://suryarianto.id/harga-masker-melejit-yakin-masih-mau-berjudi-di-kaef-dan-inaf/ https://suryarianto.id/harga-masker-melejit-yakin-masih-mau-berjudi-di-kaef-dan-inaf/#respond Mon, 09 Mar 2020 11:07:08 +0000 https://suryarianto.id/?p=922 Harga masker benar-benar melejit pascavirus corona. Bahkan, kenaikan harga masker melebihi lonjakan harga saham dua emiten farmasi pelat merah, PT Kimia Farma Tbk. dan PT Indofarma tbk. yang kini berangsur amblas. Mengutip Bisnis.com, pada 4 Maret 2020, Kementerian BUMN memastikan ketersedian masker, antiseptik, dan suplemen tetap mencukupi permintaan. Menteri BUMN Erick Thohir menyebutkan Kimia Farma […]

The post Harga Masker Melejit, Yakin masih Mau Berjudi di KAEF dan INAF? appeared first on SuryaRianto.

]]>
Harga masker benar-benar melejit pascavirus corona. Bahkan, kenaikan harga masker melebihi lonjakan harga saham dua emiten farmasi pelat merah, PT Kimia Farma Tbk. dan PT Indofarma tbk. yang kini berangsur amblas.

Mengutip Bisnis.com, pada 4 Maret 2020, Kementerian BUMN memastikan ketersedian masker, antiseptik, dan suplemen tetap mencukupi permintaan.

Menteri BUMN Erick Thohir menyebutkan Kimia Farma memiliki 1.300 jaringan apotek dan 600 klinik di Indonesia.

BACA JUGA: Mau Tau Berapa Banyak Gaji Direksi Bank BUMN? Cek di Sini Aja

“Mereka [Kimia Farma] sudah melakukan antisipasi sejak 10 Januari 2020 dengan menghadirkan Corona Virus Centre untuk deteksi dini,” ujarnya.

Faktanya, ketika mengunjungi apotek Kimia Farma di Poris, Tangerang, pasokan masker sudah ludes terjual.

“Kami cuma dapat 1 box doang, itu pun kemarin satu orang maksimal beli satu pcs saja,” ujarnya kasir di apotek tersebut.

Masker benar-benar langka, ada sekitar 15 apotek yang saya datangi dengan tujuan membeli masker. Hasilnya, hanya 2 yang mengaku punya stok masker.

Pertama, K24 yang menjual masker N95 dengan harga Rp54.000 per buahnya. Padahal, yang saya cari masker biasa saja yang satu dus isi 50 pcs senilai rata-rata Rp25.000 – Rp30.000.

Kedua, ada tempat jualan alat dan perlengkapan kesehatan yang menjual masker dalam jumlah 1 dus isi 50 pcs. Namun, harga yang ditawarkan Rp450.000 untuk 1 dus yang berisi 50 pcs.

“Kalau beli satuan harganya menjadi Rp10.000,” ujarnya.

Tanpa basa-basi dengan senyuman sinis, saya pun tidak jadi membeli masker di tempat tersebut.

Alhasil, saya pulang dengan tangan hampa untuk mencari pasokan masker.

Harga Masker Naik, Nasib INAF dan KAEF Kini

Dalam berita Bisnis.com itu, Erick menuturkan Kimia Farma sudah melakukan pemesanan bahan baku dari China untuk menambah pasokan masker di dalam negeri.

Erick memastikan jika pasokan bahan baku dari China menipis, pihaknya akan memesan bahan baku dari Eropa sebagai alternatifnya.

“Namun, harga bahan baku dari Benua Biru itu lebih tinggi sehingga harga masker juga bisa lebih mahal nantinya,” ujarnya.

Sebelum harga naik, Erick pun memastikan kalau Kimia Farma tidak akan sengaja menaikkan harga untuk mendapatkan keuntungan lebih besar.

“Harganya kalau di Eropa kan mahal. Jadi jangan digosipkan Kimia Farma ambil kesempatan dalam kesempitan,” ujarnya.

Meskipun begitu, dalam berita itu disebutkan Kimia Farma memberlakukan pembatasan pembelian sebanyak dua masker per transaksi dengan harga Rp2.000 per pcs.

Melihat itu, harga masker yang dijual Kimia Farma sudah melonjak sekitar 300% dari harga normal.

Kita pun tidak bisa prediksi berapa harga masker jika mengambil bahan baku dari Eropa.

Di sisi lain, lonjakan harga masker itu nyatanya tidak membuat saham KAEF, ticker Kimia Farma dan INAF, ticker Indofarma makin renyah melonjak.

Sampai perdagangan Senin (09/03/2020), harga saham KAEF malah amblas 16,38% menjadi Rp740 per saham. Begitu juga dengan saham INAF yang hancur sebesar 14,19% menjadi Rp665 per saham.

Harga KAEF dan INAF sempat menunjukkan kebangkitan setelah hancur lebur pada 2019 sejak 28 Februari 2020.

Keduanya kompak menguat selama 5 hari perdagangan dari 28 Februari 2020 sampai 5 Maret 2020.

INAF naik paling tinggi sebesar 81,91% hanya dalam 5 hari hingga tembus Rp815 per saham. Di sisi lain, harga saham KAEF juga melonjak 57,75% dalam 5 hari hingga tembus Rp915 per saham.

Sayangnya, renyahnya gorengan INAF dan KAEF berakhir di 5 Maret 2020. Setelah itu, kedua saham terus amblas hingga perdangan hari ini.

Secara total, harga saham INAF sudah turun sekitar 18,4%, sedangkan harga saham KAEF sudah turun 19,12%.

Kinerja Keuangan KAEF dan INAF

Kalau dilihat dari segi kinerja keuangan, kedua saham itu lagi dalam kondisi yang kurang baik.

Sampai kuartal III/2019, INAF mencatatkan penurunan pendapatan sebesar 21,05% menjadi Rp583,53 miliar dibandingkan dengan Rp739,17 miliar pada periode sama tahun lalu.

Nasib bottom linenya lebih miris, masih rugi Rp34,84 miliar. Jika sampai akhir 2019 masih rugi, berarti INAF sudah 4 tahun berturut-turut mencatatkan kerugian.

Jika melihat struktur pendapatan INAF, mayoritas pendapatan perseroan ditopang oleh obat resep penjualan domestik sebesar 79,62% dengan nilai Rp464,65 miliar.

Pos pendapatan terbesar kedua datang dari alat kesehatan, diagnostik, dan lainnya yang sebesar 17,42% atau senilai Rp101,66 miliar.

Sisanya, porsi pendapatan yang berkisar antara 0,15% – 1,67%. Pendapatan lainnya itu berasal dari penjualan obat tanpa resep domestik senilai Rp7,42 miliar, obat resep ekspor Rp910,68 juta, dan obat tanpa resep ekspor Rp8,88 miliar.

Tak seburuk INAF, nasib KAEF bisa dibilang lebih baik. Kimia Farma mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 14,63% menjadi Rp6,87 triliun dibandingkan dengan Rp6 triliun pada periode sama tahun lalu.

Namun, laba bersih KAEF turun drastis sebesar 81,44% menjadi Rp41,83 miliar dibandingkan dengan Rp225,45 miliar. Jika tidak ada perubahan signifikan pada akhir tahun, ini menjadi penurunan laba bersih pertama KAEF sejak periode 2014.

Penyebab anjloknya laba KAEF adalah kenaikan pada semua pos bebannya dari beban pokok penjualan, beban usaha, dan beban keuangan.

beban pokok penjualan naik sekitar Rp700 miliar menjadi Rp4,36 triliun. Beban usahanya naik sekitar Rp400 miliar menjadi Rp2,21 triliun.

Lalu, beban keuangan naik sekitar Rp200 miliar menjadi Rp357,1 miliar. Kenaikan beban keuangan akibat kenaikannya beban bunga bank senilai Rp200 miliar menjadi Rp281,87 miliar dibandingkan dengan Rp83,11 miliar.

Hampir sama dengan INAF, mayoritas pendapatan KAEF ditopang oleh obat resep. Porsi pendapatan obat resep KAEF mencapai 35,07% atau Rp2,48 triliun.

Selain itu, obat generik dan tanpa resep masing-masing berkontribusi sebesar 21%. Sisanya, pendapatan KAEF ditopang oleh pil KB dan alat kesehatan lainnya sebesar 18,95% dan bahan baku sebesar 2,95%.

Jadi, kalian masih yakin mau berjudi di KAEF atau INAF?

The post Harga Masker Melejit, Yakin masih Mau Berjudi di KAEF dan INAF? appeared first on SuryaRianto.

]]>
https://suryarianto.id/harga-masker-melejit-yakin-masih-mau-berjudi-di-kaef-dan-inaf/feed/ 0