Investasi Emas dan Bitcoin, Primadona di Tengah Pandemi

investasi emas

Investasi Emas dan Bitcoin menjadi dua instrumen primadona di tengah tekanan ekonomi global akibat krisis pandemi Covid-19. Kedua instrumen itu dinilai paling menjanjikan di tengah volatilitas pasar saham yang tidak pasti.

Riset JPMorgan Chase & Co mencatat kalau perilaku investasi segmen ritel cukup bervariasi. Umumnya, investor ritel baby boomers lebih memilih emas, sedangkan investor ritel generasi Z memilih Bitcoin.

BACA JUGA: Saham Big Caps Jeblok, Ekonomi Indonesia Kontraksi 5,32 Persen

Di sisi lain, milenial masih memilih saham, terutama sektor teknologi. Lalu, investor ritel Baby Boomers sudah mulai menjual sahamnya.

Selama lima bulan terakhir, emas dan Bitcoin mencatatkan arus modal masuk yang sangat besar. Alasannya, kedua instrumen itu menjadi alternatif investasi di tengah ketidakpastian ekonomi.

Harga emas dunia tembus level di atas US$2.000 per troy ounce alias US$2.036 per troy ounce pada 5 Agustus 2020. Di sisi lain, Bitcoin membuka peluang untuk menembus level US$12.000 per unit setelah mencapai US$11.350 per unit pada waktu perdagangan yang sama.

Prospek Investasi Emas

Harga emas dunia diprediksi masih bisa tembus lebih tinggi lagi. Alasannya, pemerintah AS kemungkinan akan mengeluarkan lebih banyak stimulus untuk pemulihan ekonomi. Selain itu, risiko geopolitik antara AS-China membuat emas kian berkilau.

Goldman Sach Group Inc. memperkirakan harga emas dunia bisa tembus US$2.300 per troy ounce. Asumsi itu dengan menghitung permintaan emas yang tinggi karena prospek pemulihan ekonomi mungkin membutuhkan waktu yang lama.

Ahli strategi pasar Sprott Inc. Paul Wong mengatakan harga emas sangat mungkin melonjak lebih tinggi lagi.

“Saya melihat ada potensi pengeluaran fiskal lebih besar ke depannya. Kebijakan moneter yang akomodatif berpotensi berlaku selama bertahun-tahun demi pemulihan ekonomi,” ujarnya seperti dikutip dari Bloomberg.

Kondisi pasar obligasi AS tenor 10 tahun yang imbal hasilnya tembus minus 1% membuat harga emas kian berkilau.

Di sisi lain, lonjakan harga emas dunia saat ini tidak kokoh. Dengan lonjakan yang sangat tinggi, harga emas sangat mungkin mengalami sedikit koreksi dalam jangka pendek.

Manajer Senior Komoditas Phillip Futures Pte. Avtar Sandu mengatakan terlepas dari tren positif dan kondisi ekonomi makro memang dongkrak harga emas.

“Namun, itu juga membuka potensi koreksi pada harga emas,” ujarnya.

Meskipun begitu, peluang koreksi emas hanya jangka pendek saja. Secara keseluruhan, harga emas tetap berpotensi menguat dan bertahan di level tinggi saat ini.

Kalau Harga Emas Dunia Tembus US$2.300, Berapa ya Harga Jual Emas Antam?

Harga emas batangan Antam juga terus melejit selaras dengan harga di dunia. Per 5 Agustus 2020, harga jual emas Antam dipatok Rp1,04 juta per gram, sedangkan harga buyback emas Antam di level Rp947.000 per gram.

Jika harga emas tembus US$2.300 per troy ounce, kira-kira berapa harga jual maupun buyback emas Antam?

Ada dua faktor yang memengaruhi harga emas Antam, yakni harga emas dunia dan pergerakan kurs rupiah terhadap dolar AS.

Dengan asumsi kurs rupiah terhadap dolar AS di level Rp14.623. Jika harga emas dunia tembus US$2.300 per troy ounce artinya harga per gram dalam rupiah menjadi Rp1,08 juta.

Artinya, harga buyback emas Antam kemungkinan besar akan berada di kisaran level tersebut. Dengan catatan, kurs rupiah berkisar di level Jisdor pada 5 Agustus 2020.

Lalu, berapa harga jual emas Antamnya? Rata-rata spread antara harga buyback dengan jual di level Rp100.000 per gram. Artinya, harga jual emas Antam bisa tembus Rp1,18 juta per gram.

Siapa yang sudah nyimpen emas Antam dari zaman masih Rp500.000 per gram nih?

Prospek Investasi Bitcoin

Selain investasi emas, Bitcoin juga berpotensi menjadi primadona karena harganya terus naik. Masalahnya, investasi Bitcoin ini sulit menganalisis secara fundamental karena supply and demandnya tidak jelas.

Secara teknikal, harga Bitcoin diprediksi bisa tembus ke level US$12.000 per unit.

Kepala Strategi Pasar Miller Tabak + Co Matt Maley mengatakan harga Bitcoin benar-benar menyakinkan akan terus naik setelah tembus di atas US$10.000. Namun, dalam jangka pendek akan mengalami jenuh beli sehingga bisa terkoreksi sessaat.

“Kalau dilihat, Bitcoin masih bisa naik selama satu atau dua pekan ke depan,” ujarnya.

Sebenarnya, awal pekan ini, Bitcoin sempat tembus US$12.000, tetapi mengalami koreksi sehingga kembali ke level US$11.000. Hal itu disebabkan oleh aksi ambil untung oleh beberapa investor.

Analis Pasar Senior di Oanda Craig Erlam mengatakan volatilitas Bitcoin dalam pekan terakhir menunjukkan instrumen ini belum matang

“Namun, pelemahan dolar AS cukup membantu nafas Bitcoin untuk melanjutkan penguatan ke depannya,” ujarnya.

Dengan melihat itu semua, kalian lebih pilih emas atau Bitcoin nih?

1 COMMENT

    Aku seneng banget harga emas naik tinggi, Krn udh mulai ngumpulin emas batangan dan emas digital sejak hrgnya masih 400an ribu malah :D. Ini sbnrnya idle money yg msh ada di saving aku LG pikir utk convert ke emas lagi. Cm liat kondisi dulu. Account officerku advice tahan dulu, Krn harganya udah terlalu tinggi. Mending taro sebentar di platform investasi lain.

    Kalo bitcoin, jujur ya mas, aku blm ngerti. Jd sbnrnya aku msh takut sih. Makanya sampe skr ga prnh coba investasi di sana.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.