Army harus berhati-hati main media sosial karena BigHit, agensi BTS, mau IPO. Ini jadi bahasan ramai, tapi pekan lalu sih.
Balada wajah Seokjin, salah satu personel BTS, yang wajahnya terpotong dalam merchandise official grup boyband asal Korea Selatan membuat tagar #respectbtsjin sempat mencuat.
Namun, tagar itu menuai polemik karena ada yang bilang bisa memengaruhi rencana penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) BigHit Entertainment, perusahaan yang menaugi BTS, pada tahun ini.
BACA JUGA: Lo Kheng Hong dan Saham yang Terafiliasi Soeharto
Army terpecah menjadi dua kubu, ada yang mendukung kalau Seokjin diperlakukan secara tidak adil. Ada pula yang menyatakan kalau masalah merchandise itu soal sepele.
Bahkan, ada yang menyebutkan lebih baik para Army tidak memainkan tagar negatif yang bisa berdampak buruk terhadap rencana IPO dari BigHit tersebut.
Asumsi cuitan negatif para Army di Twitter itu berdasarkan historis pergerakan harga saham agensi boy band dan girl band Korea Selatan yang kerap dipengaruhi oleh sentimen pendukungnya.
Secara peta perusahaan agensi yang sudah menjadi terbuka, ada tiga emiten besar, yakni SM Entertainment, YG Entertainment, dan JYP Entertainment.
Faktanya, rencana BigHit listing di bursa Korea Selatan diprediksi akhir 2020.
Lalu, masalah trending di Twitter itu tidak lantas mengacaukan rencana BigHit melantai di bursa. Soalnya, harga penawaran perdananya pun belum muncul ke publik.
ARMY Harus Senang, Valuasi BigHit Lebih Besar dari SM, YG, dan JYP
Di luar polemik itu, ada yang menarik di sini. Rencana IPO BigHit akan menempatkan agensi itu memiliki valuasi terbesar di Korea Selatan. Melewati Big 3 yang menjadi agensi terbesar di bursa Korea Selatan.
Hal itu bisa dibuktikan dari prediksi beberapa analis kalau valuasi BigHit bisa tembus 4 triliun won.
Nilai itu bisa dibilang jauh lebih besar dibandingkan dengan Big 3 di mana hanya JYP yang mencatatkan kapitalisasi pasar di level 1,22 triliun.
Dua agensi lainnya hanya mencatatkan kapitalisasi pasar di bawah 1 triliun won. SM Entertainment senilai 832,46 juta won dan YG Entertainment senilai 854,68 juta won.
BigHit sudah mengumumkan rencana IPO sejak awal 2020, meski saat ini dilanda pandemi Covid-19. Agensi BTS itu diprediksi tetap listing di Bursa Korea Selatan pada tahun ini. Pasalnya, kinerja BigHit juga moncer, meski industri hiburan Korea Selatan diprediksi tertekan akibat pandemi Covid-19.
BigHit mencatatkan pertumbuhan pendapatan semester I/2020 sebesar 46,26% menjadi 294 miliar won dibandingkan dengan 201 miliar pada paruh pertama tahun lalu. Dari segi laba operasi, perseroan mencatatkan kenaikan sebesar 27,1% menjadi 49,7 miliar won.
Kinerja BigHit didongkrak oleh konser online dan penjualan merchandise yang mampu menutupi rencana konser offline yang batal akibat pandemi.
Namun, nasib agensi lainnya justru tertekan. Seperti SM Entertainment yang mencatatkan penurunan pendapatan sebesar 20,62% menjadi 185,52 miliar won dan YG Entertainment turun 21,38% menjadi 107,97 miliar won. Hanya JYP yang mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 4,77% menjadi 68,1 miliar won.
Kira-kira ketika BigHit resmi melantai di bursa, para Army akan lebih berhati-hati berkicau demi menjaga harga saham agensi BTS atau tetap pilih membela para membernya jika diperlakukan tidak adil ya?
*tayang di Harian Bisnis Indonesia pada 24 Agustus 2020