Surya Rianto
No Result
View All Result
Kamis, April 29, 2021
  • Beranda
  • Cerita
  • Opini
  • Ulasan
Subscribe
  • Beranda
  • Cerita
  • Opini
  • Ulasan
No Result
View All Result
Surya Rianto
No Result
View All Result
Home Cerita

Nasib AISA, Ekspansi Gila-gilaan Selama Dua Dekade

by Surya
5 Februari 2020
in Cerita, Headline
Reading Time:6min read
A A
3
nasib AISA
154
SHARES
1.9k
VIEWS
Bagikan Yuk!

Nasib AISA alias PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. di ujung tanduk. Sempat mencuat untuk bersaing dengan Indofood, kini perseroan malah siap diusir dari Bursa Efek Indonesia.

Berikut ini adalah tulisan serial tentang AISA sejak generasi pertama.

Baca Ini Yuk!

Bank Kecil Harus Punya Modal Rp1 triliun, Bakal Banyak Aksi Rights Issue

Harga Emas Antam Turun, Jadi Mending Trading Aja?

Tips Meredam Risiko Investasi P2P Lending

Secara tidak langsung, Tan Pia Sioe, seorang pengusaha di Jawa Tengah, adalah pendiri perusahaan yang kini berticker AISA di BEI tersebut.

BACA JUGA: Anterin Diakuisisi MNC Grup, Saatnya Saingi Gojek?

Awalnya, Tan cuma membangun perusahaan bihun dengan merek Cap Cangak Ular di Sukoharjo, Jawa Tengah pada 1959.

Kala itu, Tan memiliki visi untuk memproduksi makanan berkualitas dengan harga terjangkau. Dengan bentuk perusahaan keluarga, Tan pun membangun bisnis awalnya yang berupa bihun kering.

PODCAST: Liat Kegilaan Harga Saham BTPS Yuk

Sambil menjalankan bisnisnya itu, Tan disebut memiliki empat anak dengan nama pendeknya Priyo, Gareng, S. Haryadi, dan Eko Suratno. Nama pertama menjadi yang paling terkenal, Priyo Hadisusanto dianggap menjadi salah satu pendiri Tiga Pilar Sejahtera.

Perusahaan produsen bihun dan mie kering itu mulai berkembang setelah generasi kedua dan ketiga berkolaborasi pada 1992. Bersama keponakannya, Priyo membangun Tiga Pilar Sejahtera.

Setelah berbentuk Tiga Pilar Sejahtera, perseroan langsung membangun pabrik di Karang Anyar, Jawa Tengah. Pabrik itu memiliki tujuh lini produksi dengan kapasitas 30.000 ton per tahun.

Nasib AISA Satu Dekade Awal

Nasib AISA satu dekade awal tampaknya indah sekali. Delapan tahun berdiri, Tiga Pilar Sejahtera membangun pabrik makanan terpadu seluas 25 hektar di Sragen, jawa Tengah.

Di sana, seluruh fasilitas produksi Tiga Pilar dijadikan satu. Harapannya, komplek pabrik makanan terpadu itu bisa menjadi pundi-pundi cuan perseroan di masa depan.

Dibangun 2000, pasukan Tiga Pilar baru pindah ke Sragen pada 2001. Saat itu juga produksi mie instan Tiga Pilar mulai dibangun.

Tepat satu dekade alias pada 2002, AISA mulai memasarkan produk mie instan mereka.

Setelah satu dekade berdiri secara resmi, Tiga Pilar Sejahtera melantai di Bursa Efek Jakarta melalui Backdoor Listing.

Tiga Pilar masuk bursa setelah mengakuisisi PT Asia Inti Selera Tbk. dengan kode AISA. Perusahaan yang diakuisisinya itu adalah produsen mie telor dengan merek Ayam 2 Telor.

Setelah mengakuisisi PT Asia Inti Selera Tbk., perseroan mengubah namanya menjadi PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. Lalu, PT Tiga Pilar Sejahtera menjadi anak usaha dari AISA.

Agresif Ekspansi di Sektor Konsumer

Tiga Pilar Sejahtera terlihat mulai ekspansi pada 2008. Kala itu, perseroan tercatat mengakuisisi tiga perusahaan yang berada di tiga sektor berbeda.

Ketiga perusahaan itu antara lain, PT Poly Meditra Indonesia yang merupakan produsen makanan manis dengan merek dagang Gulas, Gulas Plus, dan Growie.

Lalu, Tiga Pilar juga akuisisi PT Patra Power Nusantara yang bergerak di sektor pembangkit listrik. Perusahaan itu memiliki kapasitas produksi listrik sebesar 3 megawatt.

Perusahaan itu akan memasok kebutuhan listrik dan uap panas untuk pabrik Tiga Pilar sejahtera. Dalam laporan tahunan pada 2012, perseroan pun siap membuka diri unruk masuk ke pasar energi nasional.

Kemudian, perusahaan terakhir yang diakuisisi pada periode ini adalah PT Bumiraya Investindo yang bergerak di sektor perkebunan kelapa sawit.

Awalnya, Bumiraya Investindo hanya memiliki kebun di Kalimantan Selatan. Lalu, Bumiraya ekspansif pada 2010 dengan mengakuisisi 5 perusahaan kelapa sawit, yakni PT Mitra Jaya Agro Palm, PT Airlangga Sawit Jaya, PT Chandra Palma Oetama, PT Muara Bungo Plantation, dan PT Tugu Palma Sumatera.

Dengan begitu, kepemilikan lahan Bumiraya meluas ke Kalimantan Tengah, Barat, Sumatera Selatan, dan Riau.

Selain itu, AISA juga membentuk perusahaan patungan bersama Bunge Agribusiness Singapore Pte. LTd lewat Bumiraya Investindo pada 2011.

Tak hanya sampai disitu, pada 2012 Bumiraya juga mengakuisisi PT Tandan Abadi mandiri yang memiliki lahan konsesi seluas 14.000 hektar pada Desember 2012.

Secara total, sampai 2012, Tiga Pilar melalui BRI memiliki lahan seluas 92.899 hektar. Dari jumlah itu, seluas 15.805 hektar sudah ditanami kelapa sawit saat itu.

Masuk ke Bisnis Beras

Setelah memperkuat bisnis produk konsumsi dan menjajal sektor kelapa sawit, AISA tidak puas begitu saja. Pada 2010, mereka pun menjajal sektor bisnis baru, yakni beras, yang merupakan makanan pokok orang Indonesia.

Masuknya AISA ke bisnis beras terlihat setelah mengakuisisi PT Dunia Pangan. Perusahaan itu pun memiliki tiga entitas anak, yakni PT Indo Beras Unggul, PT Jatisari Srirejeki, dan PT Sukses Abadi Karya Inti.

Indo Beras Unggul bergerak di sektor produksi dan perdagangan beras, sedangkan dua perusahaan lainnya adalah pabrik beras.

Keputusan masuk ke bisnis beras ini bisa dibilang tepat. Pasalnya, baru akuisisi 2010, perseroan sudah menikmati cuan nikmat dari lini bisnis itu pada 2012.

Menurut laporan tahunan perseroan pada 2012, lini bisnis beras memberikan kontribusi pendapatan sebesar 58,54% atau senilai Rp1,65 triliun. Nilai itu naik 128,04% dibandingkan dengan 2011 yang senilai Rp725,89 miliar.

Lonjakan pendapatan dari sektor beras itu selaras dengan keputusan perseroan untuk mengakuisisi pabrik dan merek beras PT Alam Makmur Sembada. Perusahaan itu tercatat memiliki kapasitas produksi sebanyak 500 ton gabah kering per hari.

Akuisisi Snack Taro, Titik Awal AISA Siap Saingi Indofood

AISA bisa dibilang makin ekspansif menuju dua dekade pada 2012. Perseroan mengakuisisi pabrik biskuit di Balaraja, Tangerang, melalui Bisco Paloma pada 2011. Pada saat itu pula lahir perusahaan PT Balaraja Bisco Paloma.

Nah, anak usaha AISA ini secara mengejutkan akuisisi merek makanan ringan Taro dari PT Unilever Indonesia Tbk. pada 2011.

Kabarnya, AISA menggelontorkan Rp200 miliar untuk mengakuisisi merek Taro dari emiten berkode UNVR tersebut. UNVR sendiri melepas produk Taro karena secara global perusahaan multinasional itu tidak terlalu kuat di segmen makanan ringan.

AISA pun menempatkan produk makanan ringan Tari di anak usaha Balaraja Bisco Paloma, yakni PT Putra Taro Paloma.

Selain memiliki anak usaha Taro, Balaraja Bisco Paloma juga memiliki anak usaha lainnya, yakni PT Subafood Pangan jaya. Perusahaan itu menjadi anak usaha Balaraja Bisco Paloma setelah diakuisisi pada 2012.

Anak usaha itu memiliki produk bihun jagung dengan merek, Tanam Jagung, Panen Jagung, dan Pilihan Bunda.

Dengan begitu, sampai akhir dua dekade, nasib AISA cukup bagus karena telah memiliki banyak lini bisnis yang terdiversifikasi.

Pertama, produk konsumsi makanan pokok yang terdiri dari, Mie Ayam 2 Telor, Superior, Filtra, Kurma, Spider, Haha Mie, New Bossmi, Mie Kremezz,dan Shorr.

Kedua, produk konsumsi makanan manis seperti, Gulas, Gulas Plus, dan Growie.

Ketiga, memiliki anak usaha sektor pembangkit listrik. Keempat, anak usaha sektor perkebunan kelapa sawit.

Kelima, anak usaha sektor beras. Keenam, anak usaha makanan ringan seperti, Taro.

Nantikan kisah lanjutan serial emiten AISA pada tulisan berikutnya ya. Berikut link seri kedua kisah Tiga Pilar Sejahtera alias AISA

Tags: AISAbisnis dan investasi

Artikel Terkait

bank kecil
Cerita

Bank Kecil Harus Punya Modal Rp1 triliun, Bakal Banyak Aksi Rights Issue

8 Desember 2020
1.9k
harga emas
Cerita

Harga Emas Antam Turun, Jadi Mending Trading Aja?

7 Desember 2020
1.9k
risiko investasi p2p lending
Headline

Tips Meredam Risiko Investasi P2P Lending

1 Desember 2020
1.9k
pilih asuransi
Headline

Pilih Asuransi Murni atau Unit Link, Ini Untung Ruginya

12 November 2020
1.9k
kasus atlet e-sport
Cerita

Kasus Atlet e-Sport dan Perbedaannya dengan Malinda Dee

9 November 2020
1.9k
promo 11.11
Opini

Pesona Promo 11.11 dan Tanggal Cantik Lainnya Luntur

7 November 2020
1.9k
  • Trending
  • Comments
  • Latest
investasi p2p lending

Investasi P2P Lending Jadi Rentenir? Ini Cerita Gue

18 April 2021
Grab beli 4 persen saham EMTK

Grab Beli 4 Persen Saham EMTK, Buat Saingi Go-To?

15 April 2021
captain tsubasa 2018

Captain Tsubasa 2018 Tamat, Ini Perkiraan Cerita pada Season 2

6 April 2019
saham brms

Saham BRMS, Prospek Si Pengeruk Emas

6 April 2021
pilihan aplikasi investasi reksa dana

Pilihan Aplikasi untuk Investasi Reksa Dana Terbaik

6
eksploitasi anak oleh Djarum Foundation

Eksploitasi Anak oleh Djarum Foundation yang Keterlaluan

6
taufik hidayat

Taufik Hidayat, Kisah Sang Raja Backhand dari Indonesia

6
bisnis kedai kopi

Bisnis Kedai Kopi, Lokal Mulai Bersaing dengan Starbucks

5
cara menjual saham

Cara Menjual Saham untuk Pemula

25 April 2021
bank jago

Bank Jago Rugi Besar, Aladin Buka-bukaan Soal Shopee

22 April 2021
cara beli saham untuk pemula

Cara Beli Saham untuk Pemula

22 April 2021
cara pilih saham yang bagus

Cara Pilih Saham yang Bagus untuk Pemula

20 April 2021
  • investasi p2p lending

    Investasi P2P Lending Jadi Rentenir? Ini Cerita Gue

    352 shares
    Share 78 Tweet 49
  • Grab Beli 4 Persen Saham EMTK, Buat Saingi Go-To?

    34 shares
    Share 33 Tweet 21
  • Captain Tsubasa 2018 Tamat, Ini Perkiraan Cerita pada Season 2

    159 shares
    Share 64 Tweet 40
  • Saham BRMS, Prospek Si Pengeruk Emas

    157 shares
    Share 63 Tweet 39
  • Berburu Saham ARA, Padahal Itu Bukan Sinyal yang Baik

    157 shares
    Share 63 Tweet 39
cara menjual saham

Cara Menjual Saham untuk Pemula

25 April 2021
bank jago

Bank Jago Rugi Besar, Aladin Buka-bukaan Soal Shopee

22 April 2021
cara beli saham untuk pemula

Cara Beli Saham untuk Pemula

22 April 2021

Kanal

  • Blog Competition
  • Cerita
  • Dari Ane
  • Headline
  • Kabar Pasar
  • Opini
  • Rekomendasi untuk Kamu
  • Rilis
  • Ulasan

Site Navigation

  • Tentang Saya
  • Kolaborasi
  • Privacy Policy

Suryarianto.id

Tempat si Surya Rianto bikin konten yang bahas dari soal keuangan, olahraga, bisnis, dan pengalaman seru lainnya. Mau berkolaborasi? bisa kontak ke [email protected]

© 2021 Surya Rianto - Si Tukang Bikin Konten Suryarianto.id.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Cerita
  • Opini
  • Ulasan

© 2021 Surya Rianto - Si Tukang Bikin Konten Suryarianto.id.

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.