Surya Rianto
No Result
View All Result
Senin, Mei 3, 2021
  • Beranda
  • Cerita
  • Opini
  • Ulasan
Subscribe
  • Beranda
  • Cerita
  • Opini
  • Ulasan
No Result
View All Result
Surya Rianto
No Result
View All Result
Home Cerita

Kasus Jouska, Perencana Keuangan Kekinian yang Menyimpang

by Surya
27 Juli 2020
in Cerita, Dari Ane, Rekomendasi untuk Kamu
Reading Time:6min read
A A
1
kasus jouska
152
SHARES
1.9k
VIEWS
Bagikan Yuk!

Kasus Jouska membuat nama besar sebagai perencana keuangan kekinian itu hancur lebur tak bersisa. Setelah mencuat bersama media sosial pada medio Juli 2017, kini Jouska harus tenggelam di akhir Juli 2020 akibat media sosial. 

18 Juli 2017, Jouska posting tiga publikasi perkenalan berwarna biru gradasi ungu dengan memperkenalkan nama perusahaannya. Setelah itu, sepekan kemudian, Jouska menampilkan konten yang membahas kalau beli barang branded itu termasuk investasi atau bukan?

Baca Ini Yuk!

Bank Kecil Harus Punya Modal Rp1 triliun, Bakal Banyak Aksi Rights Issue

Harga Emas Antam Turun, Jadi Mending Trading Aja?

Tips Meredam Risiko Investasi P2P Lending

Pertanyaan yang menggelitik memang dan komentar warganet bisa dibilang setuju dengan syarat dan ketentuan berlaku. 

BACA JUGA: Indosat Merger dengan XL Axiata dkk Demi Saingi Telkomsel?

“Kalau pendapatan bisa naik dengan menggunakan barang branded ya enggak apa-apa?” ujar salah satu pengikutnya. 

“Ya, kalau barang branded bisa lebih awet artinya bisa hemat pengeluaran juga kan?” ujar pendapat lainnya dari pengikut akun perencana keuangan tersebut. 

Jelas itu adalah postingan yang tidak membenarkan atau menyalahkan sebuah tindakan. Entah itu membeli barang branded atau tidak, tetapi simpulannya Jouska mulai mendapatkan atensi dari pengikutnya sejak postingan pertama. 

Lalu, postingan kedua Jouska menampilkan foto buku The Intelligence Investor karya Benjamin Graham. Di sini, Jouska menekankan kalau investasi saham itu bukan berjudi. Hasilnya, banyak pengikutnya yang penasaran dengan buku karya Benjamin tersebut. 

Itu dari sisi feed Instagram, lebih heboh lagi postingan akun itu di Instastory. Postingan 108 minggu lalu alias highlight pertama Instastory Jouska menceritakan tentang properti. Pembahasan yang menarik ketika menyebut bisnis properti itu jahat. 

Soalnya, semakin sempit lahan, artinya semakin mahal harga properti. Dengan begitu, generasi milienial dan Z bakal butuh upaya yang lebih besar jika ingin membeli rumah karena lahan yang kian terbatas. 

Postingan awal itu telah membuat citra Jouska dikenal sebagai edukator keuangan kekinian di media sosial. Dalam waktu singkat, akun medsos Jouska ibarat sudah menjadi starterpack milenial melek keuangan. Kalau enggak follow, artinya kalian bukan milenial yang kekinian. 

Terlalu berlebihan mungkin, tapi itulah realita yang ada di kalangan milenial yang sudah bekerja. Enggak tahu kalau di generasi Z bagaimana. 

Kasus Jouska Ketika Sang Edukator Jadi Penebar Ketakutan

Saya lupa sejak kapan, tetapi beberapa rekan tiba-tiba cerita takut enggak bisa memenuhi kebutuhan hidup ke depannya. Apalagi, kalau sudah berkeluarga. Alasannya, mereka melihat postingan Jouska dkk [kawan-kawannya adalah perencana keuangan kekinian sejenisnya] yang menggambarkan kalau hidup ini butuh banyak banget uang. 

Selain itu, beberapa konten viral lainnya adalah terkait gaji puluhan juta rupiah, tetapi tetap saja tidak bisa menabung untuk kebutuhan di masa depan. Di sini, mulai muncul kalimat ketakutan seperti, “Dia yang gajinya puluhan juta aja masih kekurangan, apalagi gue yang masih jutaan beti beti [beda tipis] sama UMR?”

Puncaknya adalah ketika Jouska posting tentang lahiran dan pengeluaran anak sampai setahun bisa memakan biaya hingga ratusan juta. Ini membuat banyak yang takut untuk punya anak, tapi juga banyak yang membantah. Soalnya, ada yang sudah mengalami lahiran dan memiliki anak dengan biaya yang jauh di bawah itu. 

Banyak yang beranggapan strategi menebar ketakutan itu sebagai cara agar Jouska bisa mendapatkan klien. Di sisi lain, hal itu selaras dengan konsumen penasihat keuangan yang mayoritas berasal dari segmen A alias menengah ke atas. 

Cerita dari konsumennya itu kemudian dijadikan konten media sosial yang tidak relevan sehingga membuat terjadinya komunikasi yang tidak efektif. Sebuah komunikasi yang efektif adalah ketika frame of reference atau kerangka referensi dan frame of experience atau kerangka pengalaman antara komunikator dengan komunikan sama. 

Jika kerangka referensi dan pengalaman berbeda, alhasil terjadi disfungsi komunikasi di mana komunikan akan merespons dengan cara yang tidak sesuai ekspektasi komunikator. Itulah yang terjadi dalam postingan Jouska sang edukator finansial yang berubah menjadi penebar ketakutan soal uang. 

Cerita Awal Jouska Berdiri

Mengutip dari Bisnis.com, Founder dan CEO Jouska Aakar Abyasa Fidzuno bercerita kalau dirinya membangun Jouska karena terdorong oleh salah satu kisah kliennya. 

Jadi, ada kliennya yang diceraikan suaminya gara-gara terjebak investasi bodong. Kliennya berinvestasi di sana sesuai dengan saran perencana keuangan. Di sini, kliennya memang kurang memiliki pemahaman soal produk investasi. 

“Terus perencana keuangan bukannya mengarahkan ke arah yang benar, malah diarahkan ke produk yang menyesatkan dan merugikan kliennya. Di sini saya sadar ada gap yang lebar soal literasi keuangan,” ujarnya pada awal 2019. 

Di sisi lain, Jouska lahir sebagai perusahaan perencana keuangan digital yang akuntable dan auditable. Kedua hal itu dibutuhkan di sektor perencana keuangan karena bisnis ini sangat menggoda iman dan easy money. 

Aakar pun memamerkan kalau Jouska memiliki server khusus sebagai tempat setiap komputer terkoneksi. Alhasil, tidak akan ada penasihat keuangan Jouska yang bisa berhubungan dengan klien di luar sistem. 

“Kalau itu terjadi, itu adalah sebuah pelanggaran,” ujarnya kala itu. 

Lalu, dia menceritakan perencana keuangan saat itu banyak yang tidak mengerti hal teknis. Soalnya, banyak perencana keuangan yang belum memiliki lisensi WMI dan WPPE. 

“Kedua lisensi itu bisa dibilang hal yang mendasar dari seorang perencana keuangan,” ujarnya. 

Lisensi WMI adalah wakil manajer investasi yang dimiliki perseroangan untuk mewakili perusahaan efek yang punya kegiatan manajer investasi. 

Manajer investasi adalah pihak yang mengelola portofolio efek nasabah atau investasi kolektif sekelompok nasabah. 

Lalu, lisensi WPPE adalah wakil perantara pedagang efek untuk perseorangan yang mewakili kepentingan perusahaan efek yang melakuan kegiatan usaha sebagai perantara pedagang efek. 

Jadi, kedua lisensi itu dibutuhkan bagi seseorang yang ingin bekerja sebagai wakil manajer investasi atau wakil perantara pedagang efek. 

Tangisan Aakar dan Akhir Nasib Jouska

Aakar menampakkan mimik sedih sambil sesengukkan, dia menyesali perbuatannya di IG TV akun pribadinya. Namun, dia mengaku tidak akan defensif dan membuat klarifikasi. Apakah ini sebuah pengakuan?

Sampai video berdurasi 3 menit itu berakhir, tidak jelas apa simpulannya. Aakar hanya mengatakan kalau dirinya akan menyelesaikan permasalahan Jouska secara bisnis. Jika ada masalah hukum pun akan diselesaikan secara hukum. 

“Saya percaya dengan hukum di Indonesia,” ujarnya singkat, tapi terbata-bata. 

Kasus Jouska yang mencuat pada pekan lalu adalah perencana keuangan itu melakukan andil terhadap portofolio aset kliennya. Aktivitas yang biasanya dikerjakan oleh manajer investasi, bukan seorang penasihat keuangan. 

Lalu, sorotan lainnya dari kasus Jouska ini adalah dalam mengelola investasinya, sang perencana keuangan menempatkan salah satu portofolionya di saham LUCK alias PT Sentral Mitra Informatika Tbk. 

Saham LUCK memang sempat menjadi obrolan hangat selepas mereka melantai di bursa sejak akhir 2018. Dengan harga penawaran perdana Rp286 per saham, harga saham LUCK melejit hingga Rp2.000 per saham pada Juli 2019. 

Di beberapa grup saham, LUCK menjadi obrolan hangat. Namun, lonjakan itu jelas tidak sesuai dengan fundamental. Pasalnya, lonjakan berkali-kali lipat dalam jangka pendek, artinya ada sesuatu non fundamental yang menggerakkan saham tersebut. 

Ada yang bermimpi LUCK menjadi calon BBCA atau ICBP baru. Namun, dari segi bisnisnya yang menjadi penjual perangkat keras percetakan mustahil menyamai kisah bank swasta terbesar maupun penjaja mie instan ternama di Indonesia tersebut. 

Muncul asumsi di media sosial yang mengatakan kalau Jouska yang menempatkan dana kliennya di LUCK ini berhubungan dengan proyek yang diurus Aakar sejak akhir November 2018. 

Selanjutnya, masalah utama Jouska hingga skandalnya mencuat ke publik adalah ketika portofolio kliennya mengalami kerugian. 

Dari sini, bermunculan sosok-sosok yang mengaku klien dari Jouska yang mengaku portofolio investasinya dikendalikan oleh pasukan Jouska. Bahkan, banyak beredar surat penawaran dari Jouska terkait pengelolaan investasi.  

Untuk itu, Satgas Waspada Investasi pun memutuskan untuk hentikan operasional Jouska dan dua mitra manajemen investasi dan perusahaan efek yang terafiliasi oleh Aakar serta tak berizin OJK pada Jumat 24 Juli 2020. 

Dari kasus Jouska ini, ada satu pertanyaan dari salah satu warganet kepada Jouska, yakni perusahaan perencana keuangan itu sudah menyiapkan uang berapa banyak ya untuk menghadapi situasi seperti saat ini?

Tags: bisnis dan investasijouska

Artikel Terkait

bank kecil
Cerita

Bank Kecil Harus Punya Modal Rp1 triliun, Bakal Banyak Aksi Rights Issue

8 Desember 2020
1.9k
harga emas
Cerita

Harga Emas Antam Turun, Jadi Mending Trading Aja?

7 Desember 2020
1.9k
risiko investasi p2p lending
Headline

Tips Meredam Risiko Investasi P2P Lending

1 Desember 2020
1.9k
pilih asuransi
Headline

Pilih Asuransi Murni atau Unit Link, Ini Untung Ruginya

12 November 2020
1.9k
kasus atlet e-sport
Cerita

Kasus Atlet e-Sport dan Perbedaannya dengan Malinda Dee

9 November 2020
1.9k
promo 11.11
Opini

Pesona Promo 11.11 dan Tanggal Cantik Lainnya Luntur

7 November 2020
1.9k
  • Trending
  • Comments
  • Latest
investasi p2p lending

Investasi P2P Lending Jadi Rentenir? Ini Cerita Gue

18 April 2021
Grab beli 4 persen saham EMTK

Grab Beli 4 Persen Saham EMTK, Buat Saingi Go-To?

15 April 2021
captain tsubasa 2018

Captain Tsubasa 2018 Tamat, Ini Perkiraan Cerita pada Season 2

6 April 2019
saham brms

Saham BRMS, Prospek Si Pengeruk Emas

6 April 2021
pilihan aplikasi investasi reksa dana

Pilihan Aplikasi untuk Investasi Reksa Dana Terbaik

6
eksploitasi anak oleh Djarum Foundation

Eksploitasi Anak oleh Djarum Foundation yang Keterlaluan

6
taufik hidayat

Taufik Hidayat, Kisah Sang Raja Backhand dari Indonesia

6
bisnis kedai kopi

Bisnis Kedai Kopi, Lokal Mulai Bersaing dengan Starbucks

5
Kenapa Harus Cut Loss Dalam Trading Saham

Kenapa Harus Cut Loss Dalam Trading Saham

1 Mei 2021
kapan waktu beli dan jual saham

Kapan Waktu Beli dan Jual Saham yang Tepat

1 Mei 2021
cara menjual saham

Cara Menjual Saham untuk Pemula

25 April 2021
bank jago

Bank Jago Rugi Besar, Aladin Buka-bukaan Soal Shopee

22 April 2021
  • investasi p2p lending

    Investasi P2P Lending Jadi Rentenir? Ini Cerita Gue

    352 shares
    Share 78 Tweet 49
  • Grab Beli 4 Persen Saham EMTK, Buat Saingi Go-To?

    34 shares
    Share 34 Tweet 21
  • Captain Tsubasa 2018 Tamat, Ini Perkiraan Cerita pada Season 2

    160 shares
    Share 64 Tweet 40
  • Saham BRMS, Prospek Si Pengeruk Emas

    157 shares
    Share 63 Tweet 39
  • Berburu Saham ARA, Padahal Itu Bukan Sinyal yang Baik

    157 shares
    Share 63 Tweet 39
Kenapa Harus Cut Loss Dalam Trading Saham

Kenapa Harus Cut Loss Dalam Trading Saham

1 Mei 2021
kapan waktu beli dan jual saham

Kapan Waktu Beli dan Jual Saham yang Tepat

1 Mei 2021
cara menjual saham

Cara Menjual Saham untuk Pemula

25 April 2021

Kanal

  • Blog Competition
  • Cerita
  • Dari Ane
  • Headline
  • Kabar Pasar
  • Opini
  • Rekomendasi untuk Kamu
  • Rilis
  • Ulasan

Site Navigation

  • Tentang Saya
  • Kolaborasi
  • Privacy Policy

Suryarianto.id

Tempat si Surya Rianto bikin konten yang bahas dari soal keuangan, olahraga, bisnis, dan pengalaman seru lainnya. Mau berkolaborasi? bisa kontak ke [email protected]

© 2021 Surya Rianto - Si Tukang Bikin Konten Suryarianto.id.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Cerita
  • Opini
  • Ulasan

© 2021 Surya Rianto - Si Tukang Bikin Konten Suryarianto.id.

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.