Cara pilih saham yang bagus adalah mimpi banyak investor dari pemula hingga kawakan. Namun, persepsi saham bagus setiap investor berbeda. Namun, cara untuk pilih saham yang bagus sama kok. Begini cara pilih saham yang bagus
Saham yang bagus tidak selalu saham yang harganya naik terus. Ingat fenomena pom-pom yang sempat ramai sejak akhir 2020? saham yang jelek pun harganya bisa melejit kalau dipom-pom oleh pemain dengan modal besar.
Lalu, saham yang terkenal dari segi brand, juga belum tentu bagus. Misalnya, saham perusahaan Bakrie yang namanya sudah menjulang tinggi, harga saham perusahaannya mayoritas terjebak di level Rp50 per saham, meski kemarin ada beberapa yang bangkit sih.
Nah, kali ini gue bakal paparin cara pilih saham yang bagus ya
Pilih Saham Blue Chip atau Second Liner, jangan Third Liner
Ada dua kelompok saham bagus yang bisa kamu pilih, yakni Blue Chip dan Second Liner. Blue chip adalah kumpulan saham dengan kinerja terbaik di bursa saham. Seringnya, saham blue chip disamakan dengan saham berkapitalisasi pasar besar. Namun, tidak semua saham berkapitalisasi pasar besar adalah blue chip.
Indikator saham blue chip adalah kinerjanya konsisten tumbuh sesuai dengan pertumbuhan ekonomi negara. Karakter saham blue chip ini memang bagus untuk investasi jangka panjang selama 5-10 tahun ke depan.
Kelebihannya, saham blue chip ini bisa memberikan potensi pendapatan pasif dari dividen. Pertumbuhan kinerja yang konsisten bikin ruang untuk tebar dividen besar juga. Kekurangannya, pertumbuhan harga saham blue chip cenderung lambat. Untuk itu, karakter blue chip ini cuma cocok untuk investasi jangka panjang.
BACA JUGA: Cara Pilih Sekuritas yang Baik untuk Pemula
Selain blue chip, kelompok saham second liner juga bisa jadi pilihan saham bagus. Persepsi bagus second liner adalah pergerakan harganya lebih agresif dibandingkan dengan blue chip. Namun, jangan berharap banyak kelompok second liner ini rajin membagikan dividen secara rutin.
Catatan, untuk saham second liner adalah seleksi sahamnya harus ketat karena pertumbuhan kinerjanya tidak konsisten seperti blue chip.
Kelompok third liner tidak layak dijadikan pilihan saham bagus karena biasanya dihuni saham berkapitalisasi pasar kecil yang mudah digoreng.
Cara Mencari Saham Blue Chip dan Second Liner
Ada 700-an saham yang sudah terdaftar di BEI, jumlah yang banyak itu pasti bikin kamu kebingungan pilih saham yang bagus. Nah, gue punya cheat cara pilih saham yang bagus nih. Caranya, kamu bisa melihat beberapa indeks saham yang ada di BEI.
Ada 37 indeks saham di BEI yang bisa dijadikan acuan kamu untuk pilih saham yang bagus. Misalnya, gue ambil beberapa indikator dari saham berkinerja bagus, valuasi murah, rajin bagi dividen, dan second liner.
Untuk mencari deretan saham blue chip, kamu bisa lihat indeks LQ45 dan IDX30. Dua indeks saham itu adalah kumpulan saham dengan kinerja bagus dan transaksi yang paling likuid.
Lalu, jika kamu ingin berlagak kayak Warren Buffett, tapi malas untuk analisis masing-masing saham yang lagi salah harga. Kamu bisa cek indeks IDX Value30. Indeks itu mengumpulkan saham yang memiliki valuasi rendah dengan transaksi yang likuid.
Kemudian, kamu ingin mencari saham yang rajin bagi dividen. Indeks IDX High Dividend 20. Indeks itu berisi kelompok saham yang bagikan dividen selama tiga tahun terakhir, serta memiliki dividen yield yang tinggi.
Dividen yield adalah indikator yang dijadikan acuan keuntungan yang didapatkan investor dari pembagian dividen dibandingkan dengan harga sahamnya.
Kalau kamu ingin mencari saham second liner yang oke, indeks SMC Liquid bisa menjadi pilihan. Indeks itu dihuni saham-saham berkapitalisasi menengah-kecil yang likuid.
Indikator Cara Pilih Saham Bagus Secara Manual
Jika kamu ingin memilih saham bagus secara manual. Kamu bisa menggunakan beberapa indikator utama yang saling berhubungan.
Pertumbuhan Pendapatan dan Laba Bersih yang Konsisten
Pertama, cek pertumbuhan pendapatan dan laba bersih dalam lima tahun terakhir. Saham itu bisa jadi pilihan jika pertumbuhan kinerjanya konsisten naik. Jika ada penurunan kinerja disebabkan oleh kondisi ekonomi makro nasional atau global.
Cek juga pendongkrak kenaikan laba bersihnya, karena biasannya kenaikan laba bersih belum ditentu ditopang oleh kenaikan pendapatan dari bisnis utamanya. Jika pendapatan turun, tapi laba bersih naik bisa jadi ditopang oleh efisiensi biaya atau penjualan aset.
Jika kondisinya begitu, pertumbuhan kinerjanya tidak bisa disebut tumbuh konsisten karena sumbernya bukan dari bisnis intinya.
Rasio Utang masih Terkendali
Kedua, lihat juga debt to equity ratio (DER) saham yang jadi pilihanmu. DER adalah indikator yang membandingkan tingkat utang dengan ekuitas. Jadi, kalau utangnya lebih tinggi ketimbang ekuitas, artinya kalau utang gagal bayar bisa berdampak signifikan ke operasional perusahaan.
Namun, ada sektor saham yang pasti memiliki DER tinggi, yakni perbankan. DER bank tinggi karena menghimpun dana masyarakat dalam bentuk tabungan dan deposito. Jumlah tabungan dan deposito itu masuk ke dalam liabilitas sehingga DER bank menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan ekuitasnya.
Penggunaan Arus Kas
Ketiga, perhatikan kondisi arus kas. Ada tiga jenis arus kas, yakni arus kas aktivitas operasi, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan.
Arus kas aktivitas operasi itu uang yang berasal dari operasi bisnis perusahaan. Jika nilainya positif berarti bagus.
Arus kas investasi adalah uang yang dikeluarkan untuk investasi, jadi jika nilainya negatif berarti perusahaan ekspansi, sedangkan jika nilai positif berarti perusahaan menahan ekspansi.
Arus kas pendanaan adalah aliran pencatatan penerimaan atau pembayaran utang, serta dividen. Untuk arus kas ini, positif atau negatif memiliki makna tersendiri. Jika nilai positif, berarti baru mendapatkan tambahan utang. Lalu, kalau negatif berarti melakukan pembayaran utang atau pembayaran dividen.
Valuasi Harga Saham
Keempat, menjadi yang terpenting, yakni dengan melihat valuasi harga sahamnya lewat indikator price to earning ratio (PER) dan price to book value (PBV). Semakin kecil nilainya, berarti saham itu semakin murah. Namun, saham yang valuasi murah belum tentu saham bagus kalau kinerja keuangannya tidak bagus ya.
Setelah baca ini, kamu sudah tahu cara pilih saham bagus kan? nah siap untuk menjajal analisis saham lewat strategi otomatis atau manual seperti di tulisan ini?