Bijak kelola sampah sejak dini tampaknya harus diajarkan ke generasi cilik di Indonesia. Bukan apa-apa, jangan sampai mereka mengikuti generasi saat ini yang masih gemar buang sampah sembarangan.
Saya ingat kejadian sekitar tiga tahun yang lalu, ada pengendara mobil Lexus yang membuang beberapa tisu ke jalanan seenaknya. Saya yang naik motor hampir terkena sampah yang dibuang sembarangan tersebut.
BACA JUGA: Membongkar Pesona Saham AKRA, Eks Produsen Besar Sorbitol
Lantas, saya pun berteriak dengan tujuan menegur karena buang sampah sembarangan yang bisa membahayakan orang lain dan lingkungan. Namun, respons balasannya cukup mengejutkan, pengendara Lexus itu memarahi balik saya.
“Apa mau lu? jangan sok bener lu, lu tuh juga salah. Sini minta maaf sama gue,” ujarnya dari kendali mobil mewahnya tersebut.
Saya pun memasang mata tajam ke dia untuk melawan, tetapi dia malah nge-gas mobilnya agar tidak terkejar oleh motor saya.
Itu mungkin salah satu dari kisah kebiasaan buang sampah sembarangan.
Itu baru secarik tisu, belum lagi kebiasaan membuang plastik bekas beli makanan dan sebagainya. Jika kebiasaan itu terus dilakukan, bayangkan apa jadinya negeri ini yang dipenuhi dengan banyak sampah.
Bijak Kelola Sampah Sejak Dini
Terkait mendorong upaya bijak kelola sampah sejak dini, Danone-AQUA meluncurkan buku panduan yang bertajuk kelola sampah sejak dini untuk Indonesia yang lebih bersih.
Peluncuran buku itu adalah lanjutan dari gerakan #Bijakberplastik Danone-AQUA. Dalam gerakan itu, merek minuman kemasan itu berkomitmen mendorong pengelolaan sampah plastik yang lebih bertanggung jawab.
Bijak kelola sampah sejak dini menjadi salah satu misinya.
Presiden Direktur Danone AQUA Corine Tap mengatakan #Bijakberplastik merupakan bagian dari upaya Danone-AQUA untuk edukasi kepada 100 juta orang terkait pengelolaan sampah pastik pada 2025 nanti.
“Buku panduan ini dibuat lewat kolaborasi dengan Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi, Kemendikbud, Universitas Indonesia, dan Yayasan Lentera Anak. Harapannya, buku panduan ini bisa bermanfaat di masa yang akan datang,” ujarnya dalam rilis pada 26 November 2019.
Kehadiran buku panduan bijak kelola sampah sejak dini itu sangat penting karena generasi muda Indonesia mencapai 41% dari total populasi.
Buku panduan yang berjudul Sampahku Tanggung Jawabku akan diluncurkan ke 75 sekolah dari sabang sampai merauke.
Nantinya, fase pertama distribusi buku panduan itu, Danone-AQUA bersama Universitas Indonesia dan Yayasan Lentera Anak bakal melakukan Training of Trainers (ToT) yang melibatkan 150 guru perwakilan, 75 sekolah dari 20 provinsi di Indonesia.
ToT itu diharapkan bisa memperkenalkan serta berbagi praktik terbaik dalam mengimplementasikan buku panduan tersebut.
Lalu, gerakan #BijakBerplastik juga dilakukan lewat pengembangan infrastruktur pendukung seperti, unit bisnis daur ulang, penyediaan dropboxes untuk mengumpulkan sampah plastik, hingga kolaborasi multipihak seperti inisiatif #Bottle2Fashion
Respons Pemerintah Terkait Buku Panduan Peduli Sampah
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Agung Kuswandono mengatakan peluncuran buku panduan ini selaras dengan Gerakan Indonesia Bersih dari pemerintah untuk mengurangi dampak negatif dari sampah plastik.
“Gerakan bersih adalah instruksi presiden Nomor 12/2016 dan implementasi kemaritiman dalma kurikulum 2013 yang mendorong terwujudnya Indonesia yang lebih bersih,” ujarnya.
Apalagi, buku panduan ini akan dikemas dengan pendekatan kreatif dan fokus memperhatikan konteks lokal. Bentuknya seperti, ilustrasi visual yang menarik dan media pembelajaran ramah anak seperti, lagu, poster warna-warni, dan permainan.
Direktur Pembinaan Sekolah Dasar Kemendikbud Khamim mengatakan pihaknya pun sadar pendidikan sejak usia dini punya peran penting dalam membentuk perilaku anak, termasuk menjaga kelestarian lingkunga.
“Kami menyambut baik ajak kolaborasi dari Kementerian Bidang Kemaritiman dan Investasi, pihak swasta, maupun lembaga swadaya masyarakat dalam upaya memajukan pendidikan tentang pelestarian lingkungan,” ujarnya.