Surya Rianto
No Result
View All Result
Rabu, April 28, 2021
  • Beranda
  • Cerita
  • Opini
  • Ulasan
Subscribe
  • Beranda
  • Cerita
  • Opini
  • Ulasan
No Result
View All Result
Surya Rianto
No Result
View All Result
Home Headline

Eksploitasi Anak oleh Djarum Foundation yang Keterlaluan

by Surya
12 Agustus 2019
in Headline, Opini
Reading Time:9min read
A A
6
eksploitasi anak oleh Djarum Foundation
153
SHARES
1.9k
VIEWS
Bagikan Yuk!

Eksploitasi anak oleh Djarum Foundation sedang mengemuka di jagat maya hampir dua pekan terakhir. Isu itu diangkat oleh Yayasan Lentera Anak sambil membisikkan Komisi Perlindungan Anak Indonesia. Lalu, bagaimana nasib Djarum Foundation, PB Djarum, dan atlet bulu tangkis Indonesia?

Sebenarnya, sentilan Yayasan Lentera Anak terhadap eksploitasi anak oleh Djarum Foundation sudah mengemuka sejak tahun lalu. Penulis mencatat, berita eksploitasi anak oleh Djarum Foundation sudah muncul sejak Juli 2018.

Baca Ini Yuk!

Thailand Master 2020, Leo/Daniel Belum Bertaji dan Hafiz/Gloria Gagal Juara

Indonesia Master 2020, Pesta Gelar Pasukan Tuan Rumah

Anders Antonsen dan Magisnya di Istora Senayan

Bahkan, isu itu terus mencuat di berita-berita daring hingga Februari 2019. Nah, serangan Yayasan Lentera Anak ke Djarum Foundation berlanjut di media sosial sejak 5 April 2019.

PODCAST: Ini Jawaban Eksploitasi Anak oleh Djarum Foundation

Salah satu kicauan Yayasan Lentera Anak membagikan link blog komunitas milik Uli Hartati yang mengaku seorang ibu dengan dua anak.

Ternyata blog itu melanjutkan kisah Yayasan Lentera Anak yang berjuang menggoyahkan Djarum Foundation pada Februari 2019.

Dia pun membahas dari sisi psikologi di mana ada istilah Subliminal Advertising. Istilah itu memiliki arti individu yang di ekspos terhadap sebuah merek tanpa disadari, akan meninggalkan bekas dalam memorinya.

Nantinya, memori terhadap merek yang melakukan iklan terselubung itu akan mudah muncul ke permukaan, apalagi lewat anak-anak.

BACA JUGA: Perokok Aktif, dan Keangkuhan si Penebar Racun

“Misalnya, seorang menyebutkan mie ayam berkali-kali, maka dipastikan ada yang ikut mencari mie ayam dan mencobanya,” ujar salah satu psikolog bernama Liza Marielly Djaprie yang dikutip sang penulis.

Hal itu yang dinilainya menjadi kekhawatiran Yayasan Lentera Anak. Audisi bulu tangkis diikuti banyak anak-anak yang wajib mengenakan kaos Djarum Foundation.

“Nanti kelak ada yang bertanya, rokok apa yang enak, spontan dia akan menjawab Djarum saja. Soalnya, merek itu sudah terekam di kepalanya sejak kecil,” tulisnya dalam blognya tersebut.

Eksploitasi Anak oleh Djarum Foundation yang Kian Merambah Bocah Kemarin Sore

Kekhawatiran Yayasan Lentera Anak terhadap audisi Djarum Foundation ini memang mencuat sejak 2018. Hal itu disebut oleh salah satu situs blog yakni, Budi Daya Darma, yang mengikuti diskusi serupa dengan Uli Hartati.

Perbedaannya dengan Uli, Budi Daya Darma menjelaskan titik masalah audisi Djarum Foundation tersebut. Audisi itu memang sudah dilakukan sejak 2006 untuk dilatih bermain bulu tangkis.

Semula audisi bulu tangkis itu hanya digelar di Kudus dan untuk remaja minimal 15 tahun. Namun, Djarum Foundation melebarkan cakupan seleksi menjadi ke beberapa kota di Indonesia pada 2015.

Lebih lanjut, Djarum Foundation juga memperluas cakupan umur yang bisa mengikuti audisi yakni, 6 – 15 tahun. Di sinilah eksploitasi anak oleh Djarum Foundation mencuat.

Budi Daya Darma pun menjelaskan, audisi Beasiswa Bulu tangkis itu dilaksanakan di 8 kota pada 2018. Promosi pun sangat masif hingga melibatkan 5.975 peserta audisi untuk mengambil 23 beasiswa yang ditawarkan Djarum Foundation.

“Yayasan Lentera Anak ini pun mengacu kepada Undang-undang Perlindungan Anak Pasal 761 yang berisi setiap orang dilarang menempatkan, membiarkan, melakukan, menyuruh melakukan, atau turut serta melakukan eksploitasi secara ekonomi atau seksual terhadap anak.

Lalu, pada pasal 66 dibahas arti eksploitasi yakni, tindakan dengan atau tanpa persetujuan anak yang menjadi korban. Cakupannya tidak terbatas pada pelacuran, kerja, perbudakan, penindasan, pemerasan, pemanfaatn fisik, organ reproduksi, termasuk memanfaatkan tenaga atau kemampuan anak oleh pihak lain untuk mendapatkan keuntungan materiil.”

Ini yang menjadi dalih Yayasan Lentera Anak menyebut ada eksploitasi anak oleh Djarum Foundation lewat audisi bulu tangkis

Nah, beberapa blogger lainya menuliskan beberapa permasalahan terkait eksploitasi anak oleh Djarum Foundation. Salah satunya, Pengajar Ilmu Komunikasi UI Nina Mutmainah Armando, yang mempertanyakan kok bisa anak dan rokok disatukan dalam audisi bulu tangkis.

“Ini bukan sekedar masalah anak pakai kaos dengan merek rokok saja,” ujarnya dalam tulisan seorang blogger bernama Andri Mastiyanto.

Bahkan, Nina mempermaslaahkan merek rokok yang memiliki ukuran lebih besar ketimbang tulisa audisi bulu tangkisnya. Dia pun menganggap anak-anak itu adalah alat peraga demi citra positif produk rokok.

Punchline Yayasan Lentera Anak Menerkam Djarum Foundation

Kicauan yayasan lenteran anak pada 26 Juli 2019 bak punchline dalam sebuah standup comedy. Soalnya, kicauan yang bertagar #TangkisEksploitasiAnak #SmashDjarumOut yang terus dibahas hingga saat ini.

Audisi Umum Beasiswa Djarum Bulutangkis ada lagi. Bayangin deh, pesertanya anak yang masih berumur dibawah 11 tahun, yang tanpa mereka sadari, mereka dimanfaatkan untuk promosi brand image Djarum. Kita tidak boleh diam. #TangkisEksploitasiAnak #SMASHdjarumOUT pic.twitter.com/56VmMsPbMq

— Yayasan Lentera Anak (@lenteraanak_) July 26, 2019

Bahkan, Yayasan Lentera Anak sampai membuat sebuah simulasi terkait keuntungan yang didapatkan Djarum dari membuat audisi bulu tangkis. Simulasinya mencatat, biaya mencetak kaos untuk promosi jauh lebih murah berkali-kali lipat ketimbang promosi lewat spanduk.

Hai sahabat.. Ini yang expert bilang terkait audisi beasiswa bulututangkis djarum.. 🙂 #TangkisEksploitasiAnak #JanganMauDitipu #SMASHdjarumOUT pic.twitter.com/fLFTJAHTUc

— Yayasan Lentera Anak (@lenteraanak_) August 1, 2019

Secara total, promosi lewat kaos senilai Rp121,74 juta, sedangkan promosi lewat spanduk bisa senilai Rp750,73 juta.

Namun, di sini mulai munculnya keanehan gerakan Yayasan Lentera Anak yang mencoba terkam Djarum Foundation lewat PB Djarumnya.

Dari perhitungan simulasi, jika Djarum beriklan menggunakan spanduk dengan jumlah yang sama seperti jumlah peserta audisi di tahun 2017, Djarum harus mengeluarkan uang sekitar enam kali lebih banyak dibanding beriklan menggunakan kaos. pic.twitter.com/6GmoSucD4E

— Yayasan Lentera Anak (@lenteraanak_) August 8, 2019

Perhitungan simulasi itu cukup aneh karena hanya mempertimbangkan biaya kaos, tetapi mereka lupa memperhitungkan biaya promosi audisi bulu tangkis. Semakin banyak kota, maka semakin banyak biaya yang harus dikeluarkan.

Jika diperhitungkan, biayanya pasti bakal jauh lebih murah promosi langsung via spanduk ketimbang harus bersusah payah via audisi bulu tangkis.

Selain biaya promosi audisi, Djarum Foundation juga harus menyewa tempat audisi. Total biaya promosi rokok terselubung via audisi bulu tangkis berarti sangat boros sekali.

Kisah PB Djarum

Kisah PB Djarum bermula pada 1969, kala itu karyawan Djarum yang gemar bermain bulu tangkis. Alhasil, Brak, tempat karyawan melinting rokok, dijadikan tempat bermain bulu tangkis.

Hal itu diizinkan karena bos Djarum Robert Budi Hartono gemar bermain bulu tangkis. Nah, dari kegiatan internal Djarum ini mulai meluas hingga orang luar boleh ikut bermain.

Hasilnya, ada satu legenda yang menjadi bintang PB Djarum yakni, Liem Swie King. Alhasil, Budi Hartono mengembangkan komunitas bulu tangkis Kudus menjadi PB Djarum.

PB Djarum pun langsung ekspansif dengan menambah jaringan di semarang pada 1976. Hampir satu dekade kemudian, PB Djarum juga ekspansif di Jakarta dan Surabaya. Bintang-bintang PB Djarum pun bukan sekedar Liem Swie King lagi, tetapi kian banyak dari Ardy B. Wiranata hingga saat ini Kevin Sanjaya.

Hariyanto Arbi, si Smash 100 Watt pun termasuk ke dalam bintang Djarum.

Tak hanya melahirkan bintang, PB Djarum juga membangun GOR bulu tangkis bertaraf internasional di Jalan Jati-Kudus yang dinamakan GOR JATI pada 2004. Setelah itu, Djarum Foundation juga membangun GOR bulu tangkis bertaraf internasional di Magelang.

Respons Bintang dan Eks Bintang PB Djarum

Hariyanto Arbi pun merespons bak humas Djarum. Dia memosting foto di Instagramnya bersam Kevin Sanjaya dan Mohammad Ahsan. Kutipan postingan itu pun menarik yakni,

“Sebelum juara, mereka sudah dapat fasilitas, makan, asrama, perlengkapan badminton, kebutuhan pertandingan domestik dan luar negeri, jaminan kesehatan yang semuanya gratis. Lalu, kalau juara juga dapat bonus, jadi kurang apa ya?”

Namun, apakah yang disebutkan oleh Hariyanto Arbi itu terlalu berlebihan. Secara fakta, semua yang disebutkan oleh si Smash 100 Watt itu benar adanya.

Buktinya, dalam beberapa hasil juara di turnamen besar terakhir, Kevin Sanjaya maupun Liliyana Natsir kerap diguyur bonus yang besar. Dari apartemen sampai bonus uang.

https://www.instagram.com/p/B07z2dsHM8n/

Malah, pernah ada bonus belanja di Blibli.com [Toko daring milik Djarum] hingga puluhan juta.

Tak hanya itu, Arbi juga memosting sebuah kisah Hariyanto Arbi yang ikut berkontribusi untuk Indonesia meraih gelar piala Thomas. Judul berita yang dibuat tabloid BOLA dulu itu pun menarik “Jagoan Baru dari Kudus”

https://www.instagram.com/p/B0_heH3JXiW/

Djarum Tidak Sekedar Jualan Rokok

Salah satu petinggi Djarum Foundation ada yang membalas terkaman Yayasan Lentera Anak dengan jawaban menarik.

“Apakah di kaos anak-anak yang ikut audisi itu dituliskan Djarum Super, Djarum Coklat, atau merek rokok lainnya? tidak kan.”

Dengan alasan itu, Djarum Foundation pun berkukuh dengan pendiriannya tidak ada eksploitasi anak di sana.

Secara perusahaan, Djarum pun bukan merek rokok kecuali secara spesifik menyebutkan Djarum Super atau Djarum Coklat. Kalau diperhatikan, logo Djarum merek rokok dengan Djarum Foundation pun berbeda.

Djarum adalah perusahaan konglomerasi yang sudah merambah ke berbagai lini usaha. Beberapa lini usaha Djarum selain rokok yang saya ketahui yakni, keuangan, perdagangan digital, media massa, elektronik, telekomunikasi dan perkebunan kelapa sawit.

Di keuangan, Djarum memiliki PT Bank Central Asia Tbk. yang juga memiliki anak usaha cukup banyak. Lalu, perdagangan digital, Djarum memiliki beberapa usaha seperti, Blibli.com, Tiket.com, dan beberapa lainnya.

Dari sisi media massa, Djarum memiliki Beritagar.id, Smartmoney, Historia, dan lainnya. Dari sisi perusahaan elektronik, Djarum memiliki Polytron.

Lalu, dari telekomunikasi, Djarum memiliki PT Sarana Menara Nusantara Tbk. yang juga membawahi PT Iforte Solusi Infotek Tbk. Dari perkebunan sawit, Djarum memiliki PT Hartono Plantation Indonesia.

Kenapa Anak Umur 6 Tahun Harus Ikut Audisi?

Hal menarik lainnya adalah ketika pembahasan anak umur 6 tahun harus ikut audisi dan menggunakan kaos dengan merek Djarum Foundation. Ini menjadi eksploitasi anak oleh Djarum Foundation yang benar-benar keterlaluan.

Namun, sudut pandang yang perlu dilihat bukan dari kaca mata eksploitasi anak, melainkan persaingan bulu tangkis dunia. Bayangkan, kini persaingan bulu tangkis dunia makin ketat setelah Jepang makin moncer dan Korea Selatan bangkit kembali.

Indonesia yang punya sejarah sebagai kekuatan bulu tangkis dunia pun mulai terengah-engah. Gelar andalan yang bisa diraih hanya dari ganda putra, terutama setelah Liliyana Natsir pensiun.

Berbanding terbalik, China malah tetap bisa mempertahankan kekuatan bulu tangkis di dunia, meskipun beberapa kali naik turun juga. Apa rahasianya? mereka mendidik para pemain sejak dini.

Jadi, keputusan memperluas jangkauan yang ikut audisi PB Djarum itu bukan ‘semata-mata’ usaha Djarum demi mendapatkan citra yang baik. Namun, juga upaya untuk membuat bulu tangkis Indonesia tetap kuat di dunia.

Jika dinilai dengan perhitungan ongkos promosi pencitraan merek lewat audisi anak 6 tahun, ongkosnya bakal besar sekali. Pasalnya, Djarum Foundation akan memberikan beasiswa kepada anak umur 6 tahun itu hingga dia menjadi pemain besar nantinya.

Umur pemain junior menjadi senior itu sekitar 18 – 19 tahun, artinya Djarum Foundation harus membiayai bibit unggul itu selama 12 tahun lebih.

Apakah ini bisa dinilai sebagai upaya promosi atau pencitraan merek agar terlihat positif dengan biaya lebih murah?

Audisi Bulu tangkis Lebih Buruk dari Acara Sponsor Rokok Lainnya?

Yang paling menggelitik adalah ketika audisi bulu tangkis dikritik lebih tajam ketimbang acara-acara yang mendapatkan sponsor rokok lainnya. Padahal, acara musik atau sebagainya yang mendapatkan sponsor rokok malah bisa mengonversi langsung nonperokok menjadi perokok.

Pasalnya, para gadis penjaja rokok bakal mengelilingi tempat acara dari awal hingga selesai untuk menawarkan paket rokok. Apalagi, rata-rata acara-acara yang didukung sponsor rokok secara langsung maupun terselubung [bermain warna acara] digandrungi oleh anak muda.

Di sisi lain, audisi bulu tangkis oleh Djarum Foundation ini sulit mengonversi langsung pesertanya menjadi perokok. Toh, dalam aturan PB Djarum disebutkan para anak didiknya dilarang merokok.

Jika melihat citra merek rokok bisa menjadi lebih baik dengan audisi bulu tangkis itu pun bisa dibilang tidak juga. Pasalnya, di setiap bungkus rokok sudah ada gambar yang menyebutkan kalau merokok bisa memberikan dampak buruk.

Jadi, lebih baik mana? audisi bulu tangkis atau acara yang mendapatkan sponsor rokok dan bisa mengonversi nonperokok menjadi perokok?

Atau pertanyaan lainnya bisa dibuat menjadi begini, “Apa modus Yayasan Lentera Anak membuat viral kalau ada ekspoloitasi anak oleh Djarum Foundation lewat audisi bulu tangkis?”

Tags: bulu tangkis

Artikel Terkait

Thailand Master 2020
Cerita

Thailand Master 2020, Leo/Daniel Belum Bertaji dan Hafiz/Gloria Gagal Juara

26 Januari 2020
1.9k
Indonesia master 2020
Cerita

Indonesia Master 2020, Pesta Gelar Pasukan Tuan Rumah

19 Januari 2020
1.9k
anders antonsen
Cerita

Anders Antonsen dan Magisnya di Istora Senayan

18 Januari 2020
1.9k
carolina marin
Cerita

Carolina Marin, Ketajaman Pukulan Eks Ratu Badminton

18 Januari 2020
1.9k
malaysia master 2020
Cerita

Malaysia Master 2020, Hasil Buruk Indonesia di Awal Tahun

11 Januari 2020
1.9k
Lee Cheuk Yiu
Cerita

Lee Cheuk Yiu Ingin Temani Ng Ka Long Angus ke Tokyo?

9 Januari 2020
1.9k
  • Trending
  • Comments
  • Latest
investasi p2p lending

Investasi P2P Lending Jadi Rentenir? Ini Cerita Gue

18 April 2021
Grab beli 4 persen saham EMTK

Grab Beli 4 Persen Saham EMTK, Buat Saingi Go-To?

15 April 2021
captain tsubasa 2018

Captain Tsubasa 2018 Tamat, Ini Perkiraan Cerita pada Season 2

6 April 2019
saham brms

Saham BRMS, Prospek Si Pengeruk Emas

6 April 2021
pilihan aplikasi investasi reksa dana

Pilihan Aplikasi untuk Investasi Reksa Dana Terbaik

6
eksploitasi anak oleh Djarum Foundation

Eksploitasi Anak oleh Djarum Foundation yang Keterlaluan

6
taufik hidayat

Taufik Hidayat, Kisah Sang Raja Backhand dari Indonesia

6
bisnis kedai kopi

Bisnis Kedai Kopi, Lokal Mulai Bersaing dengan Starbucks

5
cara menjual saham

Cara Menjual Saham untuk Pemula

25 April 2021
bank jago

Bank Jago Rugi Besar, Aladin Buka-bukaan Soal Shopee

22 April 2021
cara beli saham untuk pemula

Cara Beli Saham untuk Pemula

22 April 2021
cara pilih saham yang bagus

Cara Pilih Saham yang Bagus untuk Pemula

20 April 2021
  • investasi p2p lending

    Investasi P2P Lending Jadi Rentenir? Ini Cerita Gue

    352 shares
    Share 78 Tweet 49
  • Grab Beli 4 Persen Saham EMTK, Buat Saingi Go-To?

    34 shares
    Share 33 Tweet 21
  • Captain Tsubasa 2018 Tamat, Ini Perkiraan Cerita pada Season 2

    158 shares
    Share 63 Tweet 40
  • Saham BRMS, Prospek Si Pengeruk Emas

    157 shares
    Share 63 Tweet 39
  • Berburu Saham ARA, Padahal Itu Bukan Sinyal yang Baik

    157 shares
    Share 63 Tweet 39
cara menjual saham

Cara Menjual Saham untuk Pemula

25 April 2021
bank jago

Bank Jago Rugi Besar, Aladin Buka-bukaan Soal Shopee

22 April 2021
cara beli saham untuk pemula

Cara Beli Saham untuk Pemula

22 April 2021

Kanal

  • Blog Competition
  • Cerita
  • Dari Ane
  • Headline
  • Kabar Pasar
  • Opini
  • Rekomendasi untuk Kamu
  • Rilis
  • Ulasan

Site Navigation

  • Tentang Saya
  • Kolaborasi
  • Privacy Policy

Suryarianto.id

Tempat si Surya Rianto bikin konten yang bahas dari soal keuangan, olahraga, bisnis, dan pengalaman seru lainnya. Mau berkolaborasi? bisa kontak ke [email protected]

© 2021 Surya Rianto - Si Tukang Bikin Konten Suryarianto.id.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Cerita
  • Opini
  • Ulasan

© 2021 Surya Rianto - Si Tukang Bikin Konten Suryarianto.id.

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.