Penjualan ritel minus menjadi laporan terhangat di Senin pagi 12 April 2021. Bank Indonesia mencatat indeks penjualan riil per Februari 2021 turun 18,1 persen secara tahunan. Meskipun begitu, secara bulanan, penurunan indeks penjualan riil Februari masih lebih baik ketimbang Januari 2021 nih.
Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan penjualan ritel secara bulanan bisa kembali positif pada Maret 2021 dengan kenaikan 2,9 persen. Angka itu bakal jadi pertumbuhan positif pertama untuk penjualan ritel sejak Desember 2020.
Namun, memang secara tahunan masih bakal melanjutkan tren minus, tetapi makin tipis persentasenya menjadi 17,1 persen. Pencapaian penjualan ritel bisa semakin naik jika mengingat tren kasus positif di Indonesia yang terus turun serta vaksinasi yang sangat agresif dilakukan.
Apalagi, ada momentum Idulfitri yang bisa meningkatkan daya beli di ritel, meski memang sifatnya musiman.
Deteksi Pom-pom
Saham MPPA atau PT Matahari Putra Prima Tbk. dan OMRE atau PT Indonesia Prima Property Tbk. terpaksa disuspensi oleh Bursa Efek Indonesia.
Harga saham MPPA mulai melejit sejak 1 April 2021. Waktu itu, harga saham yang berbisnis ritel itu melejit dari level Rp254 per saham menjadi Rp298 per saham. Harga sahamnya terus melejit hingga 9 April 2021 ke level Rp585 per saham. Sampai akhirnya, pada 12 April 2021 sahamnya disuspensi oleh BEI.
BACA JUGA: Saham BRMS, Prospek si Pengeruk Emas
Kinerja MPPA bisa dibilang lumayan terdampak pandemi Covid-19. Sampai kuartal ketiga tahun lalu, rugi MPPA membengkak menjadi sebesar Rp332,4 miliar dibandingkan dengan Rp265,7 miliar pada periode sama tahun sebelumnya.
Selain MPPA, saham OMRE pemilik Blok M Plaza juga disuspensi BEI. Harga saham OMRE mulai meroket pada 5 April 2021. Dari harga Rp322 per saham terbang ke Rp815 per saham pada 9 April 2021.
Kinerja OMRE juga mirip-mirip dengan MPPA. Sampai kuartal ketiga 2020, kerugian pemilik Blok M Plaza membengkak sebesar Rp138,7 miliar dibandingkan setahun penuh pada 2019 senilai Rp59,6 miliar.
Aksi Korporasi
PT Mega Corpora, perusahaan milik Chairul Tanjung sudah dapatkan restu dari OJK untuk mengakuisisi PT Bank Harda Internasional Tbk. alias BBHI. Mega Corpora bakal akuisisi 73,71 persen saham BBHI.
Mega Corpora menegaskan setelah akuisisi BBHI, pihaknya tidak akan melakukan merger dengan PT Bank Mega Tbk. Jadi, aksi akuisisi ini dilakukan untuk mengubah bisnis BBHI menjadi bank digital sehingga memiliki target pasar yang beda dengan Bank Mega.
Sebelum akuisisi BBHI, Mega Corpora juga memiliki beberapa bank seperti, Bank Mega Syariah, Bank SulutGo, dan Bank Sulteng.
Saham INDY atau PT Indika Energy Tbk. berencana bangun proyek pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di kawasan tambang anak usahanya PT Kideco Jaya Agung di Kalimantan Timur.
PLTS itu bakal memiliki kapasitas 409 KWP. Aliran listriknya akan disalurkan ke lingkungan perumahan karyawan Kideco lewat solar panel. INDY bakal memasang 999 unit solar panel yang terpasang di atap rumah dengan 3 inverter.
Saham BBHI 12 April 2021: -5,37 persen Rp1.410 per saham
Saham MEGA 12 April 2021: -0,28 persen Rp8.750 per saham
Saham INDY 12 April 2021: -4,71 persen Rp1.415 per saham
Harga Komoditas
Ngomongin saham INDY jadi ingat ada yang membahas prospek harga batu bara nih. Harga batu bara ICE Newcastle turun ke bawah 90 dolar AS per ton pada akhir pekan lalu. Memang, harga batu bara mencatatkan penurunan sepanjang 2021.
Penyebabnya, volume perdagangan dunia mulai melandai. Bahkan, impor batu bara dari China dan India juga melambat.
Teranyar, harga batu bara makin turun karena Australia kemungkinan banjir pasokan oleh bajir dan pemadaman listrik beberapa waktu lalu.
Dari beberapa sumber, harga batu bara sepanjang 2021 wajarnya berada di harga 70 dolar AS sampai 80 dolar AS per ton.
Kabar Cryptocurrency
Bank sentral Sri Lanka mengumumkan peringatan risiko cryptocurrency. Memang tidak sampai melarang transaksi seperti di India, aksi bank sentral Sri Lanka ini hanya mengingatkan karena lonjakan harga cryptocurrency dalam beberapa bulan terakhir.
Sebenarnya, aksi peringatan dari bank sentral soal cryptocurrency ini bukan pertama kalinya. Wakktu cryptocurrency booming paada 2017, hampir bank sentral diseluruh dunia memperingatkan risiko cryptocurrency.
Sentimen ini bikin harga cryptocurrency goyah enggak ya?
Btw, kalau ada topik yang ingin kamu ketahui lebih mendalam, silahkan tulis di kolom komentar ya!