Bank Jago rugi besar di kuartal pertama tahun ini. Namun, ada dua pencapaian dari saham berkode ARTO itu, pertama akhirnya bank digital ini merilis aplikasinya. Kedua, bank kecil yang modal intinya sempat di bawah Rp100 miliar kini naik kelas jadi bank BUKU III dengan modal inti sekitar Rp7 triliun.
Bank Jago mencatatkann rugi bersih sekitar Rp38,13 miliar pada kuartal pertama tahun ini. Kerugian itu meningkat sekitar 50,26 persen dibandingkan dengan periode sama pada tahun lalu senilai Rp25,38 miliar.
Salah satu yang bikin rugi Bank Jago adalah beban oprasional yang melejit 102 persen menjadi Rp71,82 miliar dibandingkan denngan Rp35,45 miliar pada periode sama tahun lalu.
Dari segi pendapatan bunga bersih hasil penyaluran kreditnya, Bank Jago mencatatkan pertumbuhan agresif sebesar 232,28 persen menjadi Rp33,47 miliar
Cuma ya kenaikan pendapatannya belum sebanding sama lonjakan beban operasionalnya sih.
Terus, setelah kemarin melakukan rights issue, kini modal inti Bank Jago sudah tembus Rp7,98 triliun. Artinya, Bank Jago sudah naik kelas menjadi bank menengah, yakni Bank BUKU III.
Ngomongin Bank Jago, Jadi Inget Bank Aladin Syariah Nih. Berikut Kabar Terbarunya
Bank Aladin Syariah buka-bukaan nih sola rumor rencana diakuisisi oleh SEA Group, induk usaha Shopee. Tanpa membantah, Bank Aladin mengakui kalau pihaknya lagi berkomunikasi dengan beberapa mitra strategis.
Namun, Bank Aladin mengakui sifat dari obrolan dengan mitra strategis baru tahap penjajakan, belum sampai deal untuk transaksi.
BACA JUGA: Investor Saham Sudah Pada Pindah ke Kripto?
Bank Aladin Syariah adalah bekas dari Bank Maybank Syariah Indonesia dari Malaysia yang berbeda entitas dengan Bank Maybank Indonesia. Bank Maybank Syariah kesulitan berkembang di pasar keuangan syariah Indonesia sehingga aktivitasnya sangat minim. Maybank di Malaysia pun memutuskan lepas Maybank Syariah tersebut.
Bank Maybank Syariah Indonesia diakuisisi oleh NTI Global Indonesia dan Berkah Anugrah Abadi sehingga menjadi Bank Net Syariah. Beberapa bulan setelah melantai di BEI, Bank Net Syariah kembali berubah nama menjadi Bank Aladin Syariah.
Abis Ngomongin Saham Bank, Cek Saham yang Bagi Dividen Yuk
Salah satu perusahaan konglomerasi Astra international memutuskan bagi dividen nih. Perusahaan milik Jardine itu memutuskan bagi dividen senilai Rp87 per saham. Dengan begitu, saham berkode ASII itu telah membagikan dividen senilai Rp114 per saham dari hasil kinerja tahun buku 2020.
Tahun ini, ASII hanya membagikan dividen sebanyak 28,58 persen dari total laba bersih yang dicapai sepanjang 2020. Sisanya senilai Rp11,55 triliun dijadikan sebagai laba ditahan.
Bos PGAS Curhat, Industri Migas Indonesia Suram?
Direktur Utama PT Perusahaan Gas Negara Tbk. atau PGAS curhat nih ada banyak kendala pembangunan infrastruktur gas, terutama pipa gas di Indonesia. Masalah utamanya adalah posisi pasokan gas sangat jauh dari lokasi konsumen gas. Untuk itu, perlu bikin infrastruktur yang mahal demi menghubungkan antara pasokan dan permintaan tersebut.
Infrastruktur yang dibangun bisa dalam bentuk jalur darat lewat pipa. Lalu, bisa diangkut lewat kapal dalam bentuk cair seperti LNG, dan pengangkutan gas yang dikompresi CNG.
PGAS pun memprediksi kebutuhan investasi untuk infrastruktur gas hingga 2026 bisa memakan biaya hingga Rp72,5 triliun. Dana itu bakal digunakan untuk jaringan pipa gas, dan 13 proyek pengangkutan non pipa seperti LNG dan regasifikasi.
Kabar Cryptocurrency, Saatnya Bitcoin Longsor?
Harga Bitcoin yang terus turun membuat banyak yang prediksi kalau harga cryptocurrency pertama di dunia itu bakal terus turun. Beberapa diantarannya adalah bank investasi JP Morgan Chase dan Co Nikolaos Panigirtzoglou.
Mereka memprediksi jika harga Bitcoin tidak kembali ke 60.000 dolar AS, maka bakal jadi momentum keruntuhan. Soalnya, bakal banyak pemilik Bitcoin yang melepas kepemilikan untuk ambil untung.
Terakhir, Bitcoin mampu menembus harga hingga 65.000 dolar AS. Namun, kini sekitar 54.000 dolar AS.
Siapa yang nyangkut di pucuk?