Vaksin anak di tengah pandemi memang sangat menantang. Sebagai orang tua, kita pasti memiliki rasa takut membawa anak ke rumah sakit. Memang ada beberapa pilihan selain rumah sakit, tapi tetap saja membuat anak kita berinteraksi dengan orang lain.
Ketika pandemi Covid-19 menyerbu Indonesia pada Maret 2020. Umur anak saya baru sekitar 5 bulan. Di sini, saya memiliki beberapa opsi untuk melakukan vaksin anak atau imunisasi, yakni menyetop sementara agar tidak ke rumah sakit, imunisasi di luar rumah sakit seperti rumah vaksin, atau tetap nekat ke rumah sakit.
Saya pun mencari berbagai pendapat dari dokter anak di beberapa berita terkait rekomendasi vaksin anak di tengah pandemi Covid-19. Hasilnya, mau enggak mau vaksin anak, terutama yang masih bayi harus dilakukan.
BACA JUGA: Investasi Saham Jangka Panjang Anti Panik ala Sleeping Investor
Lalu,setelah dengan berbagai pertimbangan, saya memutuskan untuk tetap melakukan vaksin anak di rumah sakit. Alasannya, saya sudah sangat cocok dengan dokter anak langganan sejak anak saya lahir.
Menariknya lagi, pasien dokter anak itu setiap hari Sabtu pagi bisa dibilang cuma anak saya. Alhasil, saya bisa menerapkan protokol kesehatan agar anak saya tidak membutuhkan waktu lama berada di rumah sakit.
Jadi, saya melakukan pendaftaran secara online, lalu registrasi ulang, kemudian menunggu dokter datang. Setelah dokter datang, saya pun mengambil anak saya ke mobil untuk melakukan imunisasi.
Dokter anak langganan saya pun memahami kekhawatiran saya terkait membawa anak ke rumah sakit. Untuk itu, dia menyarankan agar mengirimkan pesan Whatsapp jika sudah mau sampai rumah sakit sehingga ketika saya tiba, dokter pun juga sudah stand by di ruangannya.
Sampai saat ini ketika anak saya berumur 1 tahun, saya terus menerapkan protokol tersebut dengan dokter anak langganan saya.
Fakta Vaksin PCV Anak dan Dewasa Berbeda!
Saat melakukan vaksin anak, saya penasaran dengan beberapa nama vaksin yang tidak familiar. Salah satunya, pneumococcal conjugate vaccine (PCV). Saya penasaran karena harga vaksin anak ini lumayan mahal kalau di rumah sakit. Total sama biaya dokter bisa sekitar Rp1,2 juta.
Setelah di cek lebih dalam, ternyata vaksin ini berfungsi untuk mencegah peradangan paru-paru atau Pneumonia. Setelah browsing, saya menemukan sebuah artikel di Halodoc yang menuliskan ternyata orang dewasa juga membutuhkan vaksin PCV ini. Lalu, vaksin PCV orang dewasa dengan anak-anak berbeda.
Namun, hanya orang dewasa yang dalam kondisi khusus sehingga disarankan dokter untuk melakukan vaksin PCV. Lalu, sejauh ini, vaksin PCV hanya berfungsi untuk menangkal Pneumonia yang disebabkan oleh bakter, tetapi belum bisa menangkal yang disebabkan oleh virus.
Untuk mengetahui kondisi apa saja yang terjadi pada orang dewasa hingga membutuhkan vaksin PCV, kamu bisa menggunakan aplikasi Halodoc untuk melakukan telemedicine. Nanti, kamu bisa berkonsultasi dengan dokter umum hingga spesialis tentang kebutuhanmu terkait vaksin tersebut.
Jika kamu membutuhkan vaksin, nantinya, kamu bisa mencari info tempat vaksin terdekat lewat aplikasi Halodoc lho. Misalnya, kamu tinggal di daerah Yogyakarta. Kamu bisa mencari tempat vaksin Yogyakarta yang terdekat dengan di rumahmu.
Aplikasi Halodoc sangat berguna sekali untuk melakukan komunikasi dengan dokter maupun membeli obat di tengah pandemi saat ini. Dengan begitu, obat dan komunikasi dengan dokter berjalan lancar dengan mobilisasi yang sedikit sesuai anjuran untuk mencegah penyebaran Covid-19 lebih luas lagi.
Saya selalu menggunakan jasa Halodoc untuk membeli kebutuhan vitamin keluarga karena lebih praktis dan terkoneksi dengan Gojek. Pembayaran pun bisa dilakukan secara nontunai via Gopay.
Apa pengalamanmu dalam menggunakan jasa telemedicine seperti Halodoc? Boleh cerita di kolom komentar ya