Saham DCII bakal dibuka gemboknya oleh Bursa Efek Indonesia pada 12 Agustus 2021. Sebelumnya, saham bisnis data center itu digembok sejak 17 Juni 2021 karena lonjakan harga saham yang tidak wajar. Berikut fakta tentang DCII.
DCII memang menjadi wonderkid emiten di BEI pada tahun ini. Bukan gimana-gimana, IPO dengan harga Rp420 per saham pada Januari 2021, kini harga sahamnya tembus Rp59.000 per saham.
Artinya, kalau kamu beli 1 lot DCII saat IPO dengan modal Rp42.000. Kini, nilai itu sudah menjadi Rp5,9 juta.
Berikut fakta saham DCII yang besok gembok suspensinya dibuka:
Saham DCII Penguasa Bisnis Data Center
DCII mengklaim diri sebagai penguasa pasar bisnis data center kolokasi alias menyewakan rak-rak untuk server data center. Menurut beberapa sumber, pangsa pasar yang dipegang DCII bersama anak usahanya EDGE tembus hampir 40 persenan.
Memang, banyak yang mengira Telkom Sigma menjadi penguasa pangsa pasar data center, tetapi dari segi kapasitas mega wattnya lebih besar DCII. Memang, Telkomsigma mengklaim diri memiliki lokasi data center yang banyak, tapi bukan kapasitasnya yang besar.
BACA JUGA: Mengungkap Anjloknya Saham UNVR, Gara-gara Bisnis Es Krim?
Menariknya, bisnis data center Telkomsigma berkembang setelah mengakuisisi anak usaha DCII sebelum perusahaan itu IPO. Akuisisi itu dilakukan untuk mengembang bisnis data center Telkom Sigma.
DCII Mencatat Rekor ARA Terpanjang Berturut-turut Setelah IPO
Sampai saat ini, DCII menjadi saham yang mencatatkan auto rejection atas paling banyak setelah IPO secara berturut-turut. Saham data center itu mencatatkan 11 kali ARA sejak IPO. Bahkan, kenaikan harga saham terus tinggi, meski sudah tidak ARA lagi pada hari ke-12 melantai di bursa.
Pencapaian DCII hanya bisa didekati oleh saham TRUE yang mencatatkan 9 kali ARA berturut-turut pasca IPO.
Banyak yang berharap, saham Bukalapak bisa memecahkan rekor ARA DCII setelah IPO kemarin. Sayangnya, saham Bukalapak hanya bertahan hingga 1,5 jilid ARA. Setelah itu malah mengalami ARB.
Kehadiran Anthoni Salim
Lonjakan harga DCII juga berhubungan erat dengan kehadiran Anthoni Salim. Jadi, secara personal Salim memiliki sekitar 11 persen saham DCII dengan modal investasi sekitar Rp1 triliun.
Kabarnya, masuknya Salim ke DCII karena ada rencana pembangunan kawasan data center di Karawang Jawa Barat.
Munculnya Anthoni Salim yang membuat kenaikan harga DCII sangat tinggi. Sampai, saham yang belum genap 1 tahun IPO itu merasakan panasnya posisi 10 besar saham dengan kapitalisasi pasar terbesar di BEI.
Misteri Saham Gadai Salim
Sayangnya, kehadiran Salim di DCII juga melahirkan banyak teka-teki. Salah satunya, misteri saham gadai Salim.
Saat itu, banyak investor ritel menanyakan apa itu saham gadai. Kok bisa dia gadaikan saham.
Dari keterbukaan informasi, DCII menjawab aksi gadai saham perseroan oleh Salim tidak ada hubungannya dengan rencana ekspansi perseroan. Aksi gadai saham itu dilakukan semata-mata strategi investasi dari Salim.
Toto Sugiri Kaya Mendadak
Kenaikan harga DCII dan juga anak usahanya EDGE membuat pendirinya Toto Sugiri kaya mendadak. Jika dihitung menggunakan saham DCII yang dimiliki Toto, total kekayaannya bisa tembus 2 mliar dolar AS.
Dengan begitu, Toto Sugiri langsung melesat mencatatkan diri sebagai orang kaya 15 besar di Indonesia.
Nah, masalahnya, apakah harga DCII bakal lanjut naik besok, apalagi setelah berbagai fakta tentang gadai saham terungkap. Kalau sahamnya ARB berjilid-jilid, bisa jadi gelar masuk 15 orang terkaya Indonesia yang dipegang Toto Sugiri juga lenyap.
Kamu salah satu pemegang saham DCII?