Pasar Indonesia itu sangat potensial banget dari urusan bisnis digital maupun konvensional. Namun, yang menarik adalah pasarnya, bukan bikin pabrik di Indonesianya ya.
Kalau bikin pabrik di Indonesia itu rada berbelit-belit birokrasinya. Katanya sih, hal itu yang mau diselesaian dari UU Cipta Kerja Kebut Semalam yang heboh kemarin.
Ide tulisan tentang pasar Indonesia yang potensial ini muncul ketika saya ingin mendengarkan lagu Sukima Switch berjudul Zenryoku Shounen.
BACA JUGA: Kisah Bisnis Kedua Elon Musk, Bank Online yang Berujung Jadi Paypal
Saat mencari di Youtube, muncul postingan asli dari akun Sukima Switch yang baru posting ulang lagu jadulnya. Postingan baru itu diberikan tambahan subtitle Bahasa Indonesia dan diposting pada 7 bulan lalu.
Ada apa kira-kira Sukima Switch kembali memposting ulang lagu yang dirilis pada medio 2005-an tersebut?
Salah satu alasannya, banyak komentator baru di postingan Youtube lagu jadul Sukima Switch ini berasal dari Indonesia. Penyebabnya, lagu ini dijadikan Pocari Sweat sebagai lagu latar kampanye bintang SMAnya yang mulai tayang sejak satu tahun lalu.
Mulai dari situ, banyak yang mencari judul sesungguhnya lagu ini. Sampai saya sendiri pun terngiang-ngiang tentang judul lagunya yang easy listening dan bikin bersemangat. [ini asumsi pribadi sih padahal enggak ngerti juga artinya sampai menemukan subtitle Indonesianya di Youtube]
Langkah Sukima Switch memposting ulang lagu itu juga dalam rangka merebut hati salah satu pangsa pasar konsumen terbesar di dunia, yakni Indonesia.
Pasar Indonesia Jadi Batu Loncatan Para Youtuber Luar Negeri
Sebelumnya, beberapa artis asal Jepang dan Korea Selatan lainnya juga memulai karier Youtubenya dengan masuk ke pasar Indonesia.
Salah satunya, eks personel Goose House Kei Takebuchi yang mulai menjalani solo kariernya lewat Youtube. Salah satu postingan awal Kei memiliki judul berbahasa Indonesia dengan judul Terima Kasih Atas Semua Komentarnya!
Setelah postingan itu, Kei kembali posting dengan judul berbahasa Indonesia Cewek Jepang Ini Menyanyikan Moshimo Matta Bersama 3.000 orang! isi videonya menceritakan pengalaman Kei di Indonesia. Menarik bukan?
Saya pun tanpa sadar langsung subscribe akun Youtube Kei. Salah satu penyebabnya, saya memang menggemari beberapa lagu dan covering yang dilakukan oleh Goose House, grup musik Kei dulu.
Salah satu lagu yang membuat saya langsung menggemari Goose House adalah hikaru nara yang menjadi lagu latar anime pendek April Lie.
Enggak cuman musisi, atlet bulu tangkis Korea Selatan Lee Yong Dae juga memulai karier Youtubenya dengan mengincar pasar di Indonesia. Caranya, dia posting video dengan judul dalam Bahasa Indonesia, yakni Legenda Bulu tangkis, Lee Yong Dae. Lima video setelahnya pun diposting dalam bahasa Indonesia.
Salah satu penyebabnya, Lee Yong Dae memang memiliki penggemar yang luar biasa banyak di Indonesia, terutama penggemar bulu tangkis periode 2010-an.
Dalam kejuaraan dunia 2015 yang digelar di Indonesia, adegan Lee melepas baju saat pergantian set pun membuat satu arena Istora Senayan berteriak histeris, terutama kaum hawa. Di sini, Lee memanfaatkan ketenarannya di Indonesia untuk memulai karier Youtubenya.
Enggak cuman itu, teranyar, pemain keturunan Indonesia yang bermain di Liga Inggris Elkan Baggott membuat publik Negeri Ratu Elizabeth kebingungan.
Soalnya, ada pemain yang tidak terkenal, tetapi memiliki pengikut Instagramnya lebih banyak dibandingkan dengan klub yang dibelanya.
Jumlah pengikut Instagram Elkan melejit drastis setelah dirinya melakoni debut dengan timnas U-19 saat melawan Makedonia Utara.
Pasar Indonesia Punya 270 Juta Warga yang Siap Merespons Produk Inovatif
Sampai kejadian Elkan yang kebanjiran pengikut itu membuktikan respons masyarakat Indonesia terhadap fakta yang terjadi di luar negeri dan berhubungan atau terkait dengan negaranya bisa menjadi pangsa pasar yang menarik.
Setidaknya, Indonesia memiliki sekitar 270 juta warga yang mayoritas aktif di dunia maya dan sangat responsif terhadap hal yang terkait negaranya. Hal itu sangat menarik bagi dunia pemasaran maupun bisnis untuk bisa meraih pertumbuhan yang signifikan di pasar Indonesia.
Melihat fakta itu, saya teringat omongan Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk. Jahja Setiaatmadja yang memberikan pernyataan, “ngapain kita ekspansi bank ke luar negeri, orang pasar dalam negeri aja belom didapatkan semuanya.”
Pernyataan itu muncul ketika beberapa bank BUMN lagi gencar mau buka jalan ekspansi ke negara Asean lainnya pada medio 2016-2017-an saat saya masih liputan di desk perbankan. Omongan Jahja ada benarnya, bank asing ke Indonesia karena melihat potensi pasar yang besar dan kondisi pasar di negaranya sudah jenuh, jadi untuk apa kita mencoba masuk pasar yang sudah jenuh?
Namun, tidak ada salahnya jika bisnis kamu ekspansi ke luar negeri, dengan catatan potensi pasarnya bagus.
Hal ini pun coba saya hubungkan dengan banyaknya warganet asal negeri +62 yang ingin pindah negara setelah UU Cipta Kerja disahkan. Terlepas dari kontroversinya UU itu, kamu yakin mau meninggalkan negeri dengan potensi pasar yang luas untuk pemasaran, bisnis, maupun hal menyenangkan lainnya, seperti kesantuy-an tingkat dewa.
-> Versi asli tulisan ini ada di postingan Linkedin
Baca blog mas Surya mengingatkan aku waktu masih menulis di smart-money.co (media edukasi bca) atau wkt nulis buat website bca prioritas 🙂