Saham UVCR Mulai ARB, Gimana Nasibnya Besok Ya?

saham uvcr

Saham UVCR akhirnya keok dari tren auto rejection atas berjilid-jilid sejak IPO. Saham penjual voucher digital itu terpaksa auto rejection bawah per 25 Agustus 2021. Terus gimana prospek saham UVCR ke depannya ya?

Banyak yang bandingin nasib Bukalapak dengan UVCR. Ya, keduanya sama-sama punya aplikasi digital. Namun, kastanya beda jauh.

Ada yang bilang UVCR sudah profit, sedangkan Bukalapak belum sehingga saham UVCR lebih menarik dibandingkan dengan Bukalapak. Namun, saham UVCR suda profit karena memang bisnisnya sederhan, jual-beli voucher yang dibuat digital.

BACA JUGA: Saham Bank Digital Mencari Investor Besar Nih, Siapa Saja yang Tersedia?

Jadi, gini kalau melihat laporan keuangan UVCR pada 2020, mayoritas pendapatan berasal dari jualan voucher. Adapun, lini bisnis UVCR bukan hanya jualan voucher, tetapi juga ada jasa pembayaran dan pembelian pulsa, listrik, dan BPJS.

Namun, porsi pendapatan dari bisnis pembayaran dan pembelian itu sangat kecil sekali.

Terus kenapa bisnis kayak UVCR ini bisa profit sih? ya jelas karena ini bisnis sederhana. Distribusi voucher dan ambil margin keuntungan dari situ. Sebuah model bisnis yang sederhana, tetapi pertumbuhannya bakal stagnan kalau UVCR tidak berinovasi.

Kerja Sama UVCR dengan Mitra Vouchernya

Di sini, gue bakal bahas tentang beberapa perjanjian kerja sama UVCR dengan mitranya. Nanti bakal kelihatan bagaimana dia mengambil keuntungannya.

Mitra pertama adalah PT Hindo, yakni distributor H&M di Indonesia. Mereka bekerja sama dalam menggunakan voucher digital dengan aplikasi UV. Jadi, voucher digital dari UVCR bisa digunakan untuk bertransaksi di outlet milik H&M.

Dari ketentuannya, UVCR bakal dapat potongan 20 persen secara langsung saat pembayaran total nominal pembelian voucher.

Perjanjian ini sudah berlaku sejak 1 Oktober 2018 sampai laporan keuangan 2020 terbit. Kabarnya, UVCR lagi perpanjangan perjanjian.

Memang berapa omzet dari H&M ini? bayangin aja per 2020 total pembelian voucher H&M oleh UVCR senilai Rp88,8 miliar.

Andai, mereka dapat margin bersih 20 persen saja sudah dapat omzet sekitar Rp16 miliar.

Selain itu, UVCR juga bekerja sama dengan Boga Grup. Pemilik bisnis restoran seperti, Kintan Buffett, Shaburi, dan Pepper Lunch. Kerja sama berupa penyediaan voucher digital dalam aplikasi UV yang bisa digunakan untuk transaksi di BOga Group.

Total pembelian voucher senilai Rp1 miliar. Nantinya, perusahaan bisa mendapatkan cash back 12,5 persen jika bisa menjual voucher minimal Rp500 juta dalam 1 tahun.

Cashback ini akan diberikan dalam bentuk tambahan voucher. Artinya, kalau mereka bisa jual seluruh vouchernya, bakal dapat tambahan voucher senilai Rp125 juta. Voucher itu bisa dijual dan menjadi omzet perusahaan.

Adapun, dalam perjanjian selanjutnya, UVCR akan diberikan tambahan voucher senilai 20 persen dari total penjualan voucher Boga Grup senilai Rp10 miliar. Artinya, dari sini sudah ada potensi omzet Rp2 miliar.

Kerja sama dengan Marketplace

Selain itu, UVCR juga kerja sama dengan marketplace seperti, Tokopedia, Shopee, dan Bhinekka. Seperti apa bentuk kerja samanya?

Dengan Shopee, perseroan sempat melakukan kerja sama menjajakan produk digital Shopee lewat UV app agar dapat digunakan konsumen bertransaksi di Shopee. Ya intinya, jualan voucher Shopee gitu.

Namun, nilai total voucher Shopee tidak tertulis dalam laporan keuangan.

Untuk kerja sama dengan Tokopedia, perseroan akan mendapatkan cashback deposito Tokopedia e-Giftcard dalam rangka Gift Loyalty Program.

Nantinya, Tokopedia akan memberikan cashback penambahan jumlah voucher perbulan sesuai dengan penjualan voucher.

Misalnya, Rp100 juta – Rp500 juta bakal mendapatkan cashback sebesar 1 persen. Lalu, Rp500 juta sampai Rp999 juta bakal dapat cashback 2 persen. Di atas Rp1 miliar bakal dapat cashback 3 persen.

Perjanjian dengan Tokopedia ini pun sudah berakhir pada 1 April 2021 kemarin.

Dengan Bhinneka.com, UVCR bakal dapat potongan 8 persen secara langsung setiap transaksi pembelian produk voucher oleh konsumen. Kerja sama dengan Bhinekka pun masih berlanjut hingga 19 Januari 2022.

Kerja Sama UVCR dengan Gojek

UVCR juga melakukan kerja sama dengan Gojek sejak 5 Juni 2020 dan bakal berakhir hingga 1 Desember 2021.

Jadi, Gojek dan UVCR bekerja sama untuk penerbitan voucher dan pertukaran informasi yang bersifat rahasia.

Berbeda dengan kerja sama lainnya, UVCR justru harus bayar biaya ke Gojek. Jadi, UVCR akan membayar Rp300 dikali jumlah merchant GoFood yang dibeli pengguna UV app.

Belum jelas berapa besar pembagian keuntungan dengan Gojek, tapi UVCR malah bayar biaya marketplace senilai Rp8 juta dan nilai Gojek Service Level Voucher senilai Rp1 miliar.

Jadi Seberapa Prospek Bisnis Saham UVCR?

Sebenarnya, kalau gue lihat, bisnis UVCR ini mirip dengan Shopback yang menjual voucher dan promo berbagai marketplace.

Lalu, dari mana Shopback dapat uang, ya dari affiliate marketing yang secara kuantitas volumenya besar.

Affiliate marketing itu adalah strategi digital marketing yang memberikan fee kepada mitranya yang berhasil mencatatkan konversi dengan kode uniknya.

Jadi,, model seperti ini sebenarnya sudah banyak banget. Pesaingnya pun bukan cuma Shopback saja, tetapi juga iPrice , Cashbac, dan lainnya.

Bisnis ini memang profitable banget, tapi enggak akan tumbuh kenceng juga. Soalnya, omzet akan tergantung dari jumlah voucher dan mitra yang mau bekerja sama. Selain itu, tingkat margin akan dipengaruhi berapa persen fee affiliate marketing yang bakal didapatkan.

Terus Kenapa Saham UVCR Bisa ARA terus Sampai Akhirnya ARB?

Ya gini aja sih, UVCR ini masih termasuk saham papan akselerasi. Di mana, papan akselerasi itu tempat UMKM atau startup kecil untuk bisa dapat modal lewat IPO.

Nah, ketentuan saham di papan akselerasi juga rada berbeda dibandingkan dengan papan pengembangan dan utama.

Misalnya, ARA dan ARB 10 persen. Lalu, harga saham bisa tembus di bawah Rp50 per saham.

Di sisi lain, kapitalisasi pasar UVCR masih kecil banget cuma Rp1 triliun. Lalu jumlah saham yang beredar mencapai 2 miliar dengan detail 500 juta lembar ada di pasar.

Artinya, saham yang beredar di pasar cuma ada 5 juta lot.

Jika pada perdagangan 25 Agustus 2021, saham UVCR berada di level Rp525 per saham. Artinya cukup dengan modal Rp52,5 miliar sudah bisa gerakkin harga sahamnya.

Apalagi dengan ketentuan ARA maksimal 10 persen membuat bukan tidak mungkin saham UVCR bisa ARA berjilid-jilid.

Nah, terus sahamnya sudah ARB, setelah ini bakal kemana ya harga sahamnya? ya siap-siap saja berarti pemilik modal besarnya sudah mau cabut. hehe

Kamu termasuk kolektor saham UVCR bukan nih?

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.