Stock split Unilever menjadi obrolan publik karena muncul harapan harga sahamnya bisa dibeli dengan harga murah. Sejauh ini, emiten berkode UNVR itu memang tergolong mahal, yakni Rp46.400 per saham. Artinya, investor ritel membutuhkan Rp4,64 juta untuk membeli satu lot saham sektor consumer goods tersebut.
Apalagi, aksi pemecahan nilai saham [stock split] yang dilakukan emiten berkapitalisasi besar alias big caps kerap dinilai sangat menarik. Pasalnya, investor ritel berharap harga saham setelah stock split bisa kembali lagi ke harga sebelum aksi korporasi tersebut.
Namun, apakah itu benar? Untuk itu perlu melihat dari sisi historis dan analisis fundamentalnya.
BACA JUGA: KKN di Desa Penari, Strategi Bertahan Penerbit Buku di Kala Senja
Ada beberapa emiten big caps yang melakukan stock split. Beberapa diantaranya, yakni PT Bank Central Asia Tbk., PT Astra International Tbk., PT HM Sampoerna Tbk., PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Bank Central Asia (BCA) tercatat sudah tiga kali melakukan aksi stock split, yakni pada 15 Mei 2001 [1:2], 8 Juni 2004 [1:2] dan 31 Januari 2008 [1:2]. Banyak yang berharap bank swasta terbesar di Indonesia itu kembali melakukan pemecahan nilai saham karena harganya sudah tinggi sekali.
Jika berkaca pada aksi stock split BBCA terakhir, harga sahamnya memang melejit jauh dari harga sebelum pemecahan nilai saham.
Bank yang merupakan grup Djarum itu mencatatkan harga saham Rp7.200 per saham pada 25 Januari 2008. Setelah stock split, harga saham BBCA menjadi Rp3.600 per saham.
Kini, sampai penutupan perdagangan Senin (30/09/2019), harga saham BBCA sudah tembus Rp30.350 per saham dengan kapitalisasi pasar Rp748,28 triliun dan P/E ratio 27,41 kali.
Prospek Stock Split Unilever bisa Melihat Nasib Astra International
Rencana stock split Unilever mungkin bisa melihat prospeknya dari PT Astra International Tbk. Emiten berkode ASII itu sudah dua kali melakukan pemecahan nilai saham. Pertama, pada 1997 sebesar 1:2, sedangkan kedua pada 2012 sebesar 1:10.
Harga saham ASII pada Mei 2012 bergerak diantara kisaran Rp70.000 per saham. Nilai yang besar bak Unilever saat ini.
PODCAST: Timnas Indonesia Kecanduan Pemain Naturalisasi
Emiten sektor otomotif itu pun memecah sahamnya menjadi 1:10 pada 2012 sehingga harga sahamnya menjadi Rp6.250 per saham.
Saat ini, harga saham ASII belum bergerak terlalu jauh dari harga saham pascastock split tersebut. Pada penutupan perdagangan Senin (30/09/2019), harga saham ASII turun 0,75% menjadi Rp6.600 per saham dengan kapitalisasi pasar Rp267,19 triliun dan PE ration 12,67 kali.
Namun, harga saham ASII bisa dibilang cukup fluktuatif dalam beberapa tahun terakhir. Pertumbuhan penjualan kendaraan yang bisa dikatakan melambat menjadi salah satu faktor utamanya.
Meskipun begitu, harga saham ASII sempat tembus Rp9.000 per saham pada medio 2017.
Kali ini, ASII bisa saja mendapatkan tambahan angin segar setelah 2 Desember 2019 Bank Indonesia akan meringankan uang muka kredit kendaraan bermotor. Bisa dilihat, seberapa jauh saham ASII bisa bertenaga dengan kebijakan bank sentral tersebut.
Stock Split HM Sampoerna
Stock split PT HM Sampoerna Tbk. bisa dibilang cukup fenomenal. Pasalnya, emiten berkode HMSP itu sudah mencapai nilai saham yang cukup tinggi.
Harga saham HMSP sudah tembus Rp98.102 per saham pada 23 Maret 2016. Perseroan pun melakukan stock split sebesar 1:25, artinya harga saham perseroan menjadi sekitar Rp4.000-an.
Dengan nilai itu, harga saham HMSP lebih mudah terjangkau oleh investor ritel. Sampai penutupan perdagangan Senin (30/09/2019) harga saham HMSP turun 0,43% menjadi Rp2.290 per saham.
Adapun, harga saham emiten sektor rokok itu memang tengah tertekan oleh rencana pemerintah menaikkan cukai produk tembakau hingga 23%.
Banyak yang menilai saham emiten rokok sudah berakhir masa-masa indahnya.
Sebelumnya, HMSP sempat melakukan stock split 1:5 pada 24 September 2001. Kala itu, harga saham HM Sampoerna menjadi Rp3.300 per saham.
15 tahun kemudian, harga sahamnya sudah tembus ke level Rp90.000-an. Sayangnya, masa-masa itu akan sulit terulang jika melihat kampanye anti rokok dan kenaikan cukai, serta UMR tenaga kerja yang signifikan.
Kira-kira Berapa Besaran Stock Split Unilever
Unilever memunculkan wacana aksi stock split yang akan dibahas dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada tahun ini. Namun, besaran stock splitnya masih belum ditentukan.
Aksi korporasi itu diharapkan bisa membuat saham UNVR lebih likuid karena bisa dijangkau investor ritel.
Sejauh ini, UNVR sudah melakukan dua kali stock split, pertama 6 November 2000 sebesar 1:10, dan kedua 3 September 2003 sebesar 1:10.
Namun, saya tidak menemukan rekam jejak nilai saham UNVR pascastock split. Jika melihat rata-rata UNVR memecah sahamnya menjadi 1:10, artinya bisa jadi besaran stock split kali ini dengan nilai serupa.
Kemungkinan besar, aksi stock split UNVR bakal direalisasikan pada tahun depan.
Jika mengacu harga pada penutupan perdagangan Senin (30/09/2019), harga saham UNVR berada di kisaran Rp46.500 per saham. Jika dipecah menjadi 1:10, artinya harga saham UNVR menjadi Rp4.650 per saham.
Investor ritel pun bisa membeli saham emiten consumer goods itu dengan dana Rp465.000 per lot.
Sejauh ini, harga saham UNVR sudah naik 2,42% secara year to date.
Lalu, apakah prospeknya bisa kembali lagi ke kisaran Rp40.000-an per saham? semua itu akan tergantung dengan kondisi ekonomi domestik, global, dan kebijakan pemerintah.
Kamu tertarik membeli saham UNVR pascastock split? apalagi saham consumer goods memiliki karakter defensif alias memiliki daya tahan cukup kuat dengan tekanan ekonomi.