Saham Emtek Bakal Jadi Pesaing GoTo?

saham emtek
Bagikan Konten Ini

Saham Emtek bisa dibilang yang paling gila sepanjang tahun ini. ARTO dan DCII mungkin fenomena 2021, tapi EMTK si gila aksi korporasi sepanjang tahun ini. Kenapa sih?

Sebelum era digital mulai bergerak ke pasar saham, EMTK cuma saham yang enggak likuid. Gue taunya saham emtek itu cuma induk usahanya si SCTV dan punya banyak media online.

Jujur, enggak peduli gue sama perusahaannya karena ya enggak likuid. Namun, 2021 semua berubah, eits salah sebenarnya sudah sejak 2014 mereka meniti karier di dunia digital.

Kini, saham Emtek sudah menyulap diri menjadi holding digital yang luar biasa. Paketnya lengkap banget ada e-Commerce, ride hailing dan layanan antar makanan, e-wallet, media massa dari TV sampai online, berbagai platform digital mulai nyari kerja, rumah, sampai review lewat Home Tester.

Memang, Emtek lumayan agresif ngembangin lini bisnis digitalnya sejak 2014 ketika dia masuk ke Bukalapak dan platform digital lainnya.

BACA JUGA: Cerita Saham Bank ARTO dari Harga Saham Rp100 per saham hingga Jadi 10 Big Caps di BEI

Misalnya, ke Bukalapak, Emtek masuk ke sana sejak perusahaan itu berumur di bawah 5 tahun. Ibaratnya, masih kecil banget, meski ketenaran Bukalapak lebih hype saat itu ketimbang sekarang untuk marketplacenya.

Dari situ, Emtek langsung ambil alih 20-an persen sampai 30 persenan saham Bukalapak.

Selain Bukalapak, Emtek mengembangkan media online Liputan6.com, Rumah.com dan membuat Home Tester Club Indonesia pada medio 2014-2015. Bisa dibilang periode itu tahap awal Emtek mengembangkan bibit digitalnya.

Perlahan tapi pasti, makin ke sini, Emtek makin mengembangkan bisnis digital misalnya, lewat Vidio.com. Ditambah dengan ekspansi di media online dengan akuisisi Kapanlagi Network.

Bahkan, sampai patungan dengan Ant Financial untuk mendirikan e-Wallet DANA.

Saham EMTK Mulai Menuai Hasilnya

Ya, namanya juga bisnis enggak ada yang instan. Modal investasi yang dikeluarkan Emtek butuh waktu bertahun-tahun untuk bisa terasa hasilnya.

Itu pun hasilnya bukan dalam bentuk uang segar, tetapi semacam pintu untuk exit strategi yang mungkin tidak akan dilakukan jika mereka ingin fokus di digital.

Misalnya, saat Bukalapak memutuskan IPO pada awal Agustus 2021. Emtek yang memegang saham Bukalapak sebanyak 30 persen bakal untung besar kalau harga saham Bukalapak naik terus.

Sayangnya, pemegang saham eksisting Bukalapak tidak boleh cabut selama 8 bulan. Lalu, apakah Emtek bakal cabut dari Bukalapak setelah 8 bulan?

Tentu saja tidak, justru Emtek lagi berupaya mengembangkan Bukalapak agar bisa tetap bersaing di pasarnya.

Berdalih sebagai marketplace di luar kota besar, kini Bukalapak bakal sinergi dengan Grab, pesaing Gojek. Apalagi, setelah Emtek meiliki 5 persen saham Grab dengan modal investasi Rp4 triliun.

Kolaborasi dengan Grab berarti bisa menyatukan ekosistem Grab dengan Bukalapak. Apakah mungkin cuma di tangan saham Emtek, keduanya bisa bersinergi lancar.

Tentu tidak, Alibaba Grup juga memiliki Emtek, sedangkan Softbank menjadi pemilik Grab. Kedua pemilik itu punya ikatan batin yang sangat kuat, ya bukan apa-apa Softbank alias Masayoshi Son adalah investor Alibaba punya Jack Ma.

Bahkan, sangking Son bangga sama Jack Ma, salah satu taipan di China itu diberikan tempat di Softbank, meski sudah undur diri sih.

Dengan kolaborasi bersama Grab, peluang Bukalapak mempertahankan pangsa pasar di luar kota bisa makin kuat. Apalagi, Grab juga mengincar pasar yang sama dengan Bukalapak sehingga sinergi keduanya bisa klop.

Emtek Lepas DANA Demi OVO

Paling menarik lagi, aksi gila Emtek adalah berencana melepas DANA demi mencaplok OVO. Kenapa harus lepas DANA demi caplok OVO?

Begini, setelah Tokopedia memutuskan merger dengan Gojek, berarti mayoritas pemegang saham OVO dan hak suara berasa dari investor asing.

Di sisi lain, Bank Indonesia tidak mengizinkan investor asing punya hak suara mayoritas, meski masih membolehkan porsi saham hingga 85 persen. Akhirnya, Grab putar otak lewat sinergi dengan Emtek.

Berhubung, Emtek punya saham Grab, perusahaan milik keluarga Sariatmadja itu bisa dijadikan mitra lokal Grab dalam memiliki OVO.

Sayangnya, lagi-lagi ada masalah nih. Emtek sudah punya mayoritas saham di DANA. Adapun, Bank Indonesia menjelaskan tidak boleh ada satu entitas yang jadi pengendali di dua e-Wallet.

Akhirnya, ada dua opsi untuk Emtek, merger DANA dengan OVO atau lepas DANA untuk dapat OVO.

Nah, Emtek tampaknya lebih ambil pilihan kedua. Kenapa ya?

Alasan Emtek Pilih Lepas DANA

Alasan terbesarnya adalah memutuskan untuk merger itu bakal rumit. Soalnya, bakal mempertemukan banyak pihak dari pemegang saham OVO dan juga DANA, di mana ada Ant Financial di sana.

Belum lagi proses transisi pengguna juga tidak semudah yang dibayangkan. Adapun, pangsa pasar DANA di e-Wallet bisa dibilang di bawah OVO dan Gopay.

Artinya, jika EMTK bisa dapat OVO, berarti dia mendapatkan salah satu pemain besar. Dari segi nominal, OVO lebih besar dibandingkan dengan Gopay.

Jadi, untuk apa repot-repot merger dengan DANA kalau yang didapatkan adalah pemain kakap. Dengan begitu, OVO dengan segala ekosistem yang terintegrasi dengan Grab dan Grup Lippo bakal bisa jadi platform bernilai tinggi untuk Emtek.

Ada Apa dengan Salim Group?

Jujur, ini gue yang penasaran. Jadi, pada 12 Agustus 2021 muncul kabar kalau Emtek bakal kerja sama dengan Salim Group. Di rilis yang gue terima, kerja samanya belum jelas, tetapi di bidang ekosistem teknologi.

Nah, kita tahu Salim Grup tidak punya ekosistem digital yang mumpuni. Kecuali bareng PT DCI Indonesia Tbk. (DCII) yang berencana bikin gedung data center di Karawang.

Di luar itu, ekosistem besar Grup Salim ada di ritelnya, yakni Indomaret. Nah, di sini menarik, jika EMTK, Grab, dan Bukalapak berkolaborasi dengan Salim yang punya Indomaret.

Ini bakal jadi head to head panas dengan GoTo yang sudah mendekat bersama Alfamart dan Hypermart milik MPPA, Grup Lippo.

Apalagi, Anthoni Salim tercatat sebagai pemegang saham di atas 5 persen dari EMTK.

Namun, ada satu part yang kurang dari EMTK, yakni perusahaan holding teknologi itu belum punya bank. Siapa bank yang bakal dicaplok EMTK?

Membaca Arah Simpulan Pergerakan Saham Emtek

Siapa bank yang bakal berada di bawah EMTK bisa dilihat dari tren arah bisnis digitalnya.

Awalnya, gue menyangka Bank Neo Commerce alias BBYB bisa berkolaborasi dengan EMTK. Soalnya, Ant Financial menjadi salah satu pemegang saham DANA milik EMTK.

Di sisi lain, Ant Financial juga investor dari Akulaku, pemegang saham yang kini bakal jadi pengendali BBYB. Namun, semua itu bakal sirna jika DANA benar bakal dilepas ke Sinarmas.

BBYB bakal dicoret dari bank yang bakal berkolaborasi dengan EMTK. Lalu siapa?

Jawabannya ada kemungkinan Bank Capital atau BACA. Hal itu bisa jadi kenyataan jika Bank Capital benar-benar dicaplok oleh OVO dan Grab.

Saat ini, petinggi OVO sudah mulai masuk ke BACA sejak awal 2021. Rumor BACA dicaplok Grab juga sudah mencuat, tapi masih tidak jelas nasibnya hingga kini.

Jika jadi, BACA bakal melengkapi puzzle yang kurang dari EMTK untuk bersaing dengan GoTo, holding Gojek dan Tokped, yang bakal IPO pada tahun depan.

Ada Saham Bank Lainnya, tapi Mungkin enggak ya?

Salah satu bank yang mungkin bergabung lainnya adalah Bank Aladin alias saham BANK. Namun, peluang BANK bergabung dengan EMTK makin kecil mengingat dia sudah teken kerja sama dengan AMRT, pemilik jaringan Alfamart.

Artinya, untuk kemitraan biasa, posisi BANK sudah berlawanan dengan salah satu pemegang saham EMTK, yakni Anthoni Salim.

Namun,kenapa BANK tetap jadi kandidat untuk masuk ke EMTK. Hampir mirip dengan BACA, beberapa petinggi OVO dan juga petinggi investor institusi pertma Grab sudah nangkring jadi petinggi Bank Aladin.

Belum lagi, nanti Bank Aladin dikabarkan bakal jadi sister company dengan Bank Capital. Namun, semuanya masih sebatas rumor.

Cuma, intinya saham emtek bakal butuh bank untuk melengkapi puzzle persaingan dalam memperluas ekosistem digitalnya. Kira-kira kamu punya terawangan yang lain enggak nih?

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.