Tips investasi begitu dinamis dalam beberapa tahun ke belakang. Bagaimana tidak, pasar keuangan terus bergejolak hampir satu dekade terakhir sejak krisis 2008. Dari kebijakan tapering off Federal Reserve 2013 sampai pandemi Covid-19. Lalu, bagaimana cara agar bisa cuan optimal dengan risiko rendah?
Dalam investasi, setiap orang memiliki tujuan yang berbeda-beda. Ada yang ingin mengelola uang dinginnya agar bisa tumbuh nilainya di masa depan. Ada juga yang punya target jangka pendek, menengah, dan panjang dari hasil investasinya tersebut.
Nah, perbedaan waktu investasi itu membuat strategi yang digunakan juga berbeda-beda lho. Untuk itu, pemahaman karakter instrumen investasi juga penting banget. Berikut, gue himpun tips investasi yang mungkin bisa digunakan untuk semua orang.
Siapkan Dana Darurat Dulu Ya
Kalau kamu berpikir langsung investasi adalah terpenting itu salah besar. Sebelum memulai investasi, kamu harus punya pendapatan aktif yang bisa memenuhi kebutuhan. Lalu, mengumpulkan dana darurat agar kalau ada apa-apa dana investasi tidak diganggu gugat. Dengan begitu, kamu bisa menempatkan sebagian investasi ke instrumen yang agresif.
BACA JUGA: Kenapa masih Banyak Orang yang Terjebak Investasi Bodong
Lalu, ke mana dana darurat itu harus disimpan? ada dua instrumen yang paling cocok untuk menyimpan dana darurat. Pertama, Emas. Kedua, reksa dana pasar uang.
Kelebihan emas sebagai dana darurat adalah sangat likuid. Hari ini butuh uang, hari ini juga uangnya bisa cair. Namun, ada kekurangannya, harga emas berpotensi naik-turun. Dengan begitu, saat kamu butuh uangnya bisa jadi nilainya lebih rendah dibandingkan dengan harga beli.
Ingat, harga beli emas itu berbeda dengan harga jual. Ada spread harga sekitar Rp100.000 antar keduanya.
Berarti, reksa dana pasar uang menjadi yang terbaik? ya tidak juga ada kelebihan dan kekurangannya.
Kelebihannya, risiko penurunan nilai reksa dana pasar uang sangat kecil sekali. Soalnya, dia menempatkan dana investasi ke instrumen deposito dan obligasi dengan tenor kurang dari setahun.
Nantinya, uang hasil bunga deposito dan kupon obligasi, akan digulung lagi ke dana investasi. Jadi, dengan bertambahnya dana kelolaan dari hasil investasi, berarti naik juga nilai investasimu di reksa dana.
Kekurangannya, butuh waktu pencairan reksa dana sekitar 1-2 hari kerja. Artinya, kalau butuh uang hari ini, baru besok atau lusa bisa cair.
Tips Investasi, Jangan Sekali-kali All-in
Memang secara teori, investasi terkonsentrasi bisa memberikan keuntungan lebih optimal. Namun, tingkat risikonya juga lebih besar. Untuk itu, dalam kondisi pasar yang sangat tidak pasti, diversifikasi dan money management sangat penting.
Misalnya, kamu membagi alokasi portofolio investasi agresif ke saham dan cryptocurrency. Dengan begitu, kamu bisa merasakan keuntungan ketika salah satunya lagi booming. Nanti, kamu tinggal menakar apakah saatnya taking profit atau enggak.
Dengan diversifikasi, kamu juga bisa meredam potensi kerugian jika salah satu mengalami rugi bisa ditekan dengan keuntungan di portofolio lainnya.
Diversifikasi bukan cuma ke saham yang berbeda ya, tapi juga sektor yang berbeda.
Kalau Ada Taper Tantrum, Kita Harus Apa?
Nah, yang lagi dikhawatirkan saat ini adalah momen tapering off The Fed, bank sentral AS, yang mulai dilakukan bertahap pada Oktober 2021 jika data ekonomi mendukung. Kalau The Fed melakukan pengetatan moneter atau tapering off, berarti ada potensi dana-dana investor AS di emerging market kayak Indonesia balik ke sana.
Soalnya, yield obligasi AS akan lebih menarik dan lebih aman juga ketimbang emerging market. Hasilnya, pasar keuangan di emerging market bakal bergejolak. Hal itu yang disebut sebagai taper tantrum dan ditakutkan banyak orang di emerging market.
Walaupun, kenaikan suku bunga The Fed kemungkinan baru naik pada awal 2023, tetapi Oktober ini secara bertahap The Fed meredam peredaran uang beredar sehingga nilai dolar AS berpotensi naik.
Untuk itu, kamu juga perlu diversifikasi ke instrumen saham AS. Sekarang sudah banyak platform yang menyediakan investasi produk di luar negeri. eToro yang bersifat contract for difference atau cuma mengikuti pergerakan harga saham secara bilateral. Maupun GoTrade yang konon bisa beli saham di AS beneran.
Di luar itu, ada yang lebih menarik ditawarkan oleh platform PLUANG, yakni investasi di indeks S&P 500 futures ukuran mini. Minimal investasi Rp600.000 per unit, kamu sudah bisa mengoleksi deretan saham di indeks S&P 500.
Indeks S&P 500 adalah indeks yang merupakan kumpulan dari saham-saham terbesar di AS.
Pengalaman Investasi di Indeks S&P 500
Pengalaman gue dalam investasi di indeks S&P 500 sih memang harus jangka panjang. Kalau lihat grafik indeksnya memang cenderung naik dalam 5 tahun terakhir.
Jadi, gue sempat investasi jangka pendek di sana sekitar 1 bulan. Ya cuma untung sekitar 0,5 dolar AS. Nah, sejak Juli kemarin, gue coba lagi jajal dan mau mengoleksi jangka panjang. Saat ini, sudah untung sekitar 3 dolar AS.
Nah, saat tapering off terjadi, ada potensi indeks S&P 500 bisa meningkat. Soalnya, pengetatan moneter berarti pertumbuhan ekonomi AS membaik. Dengan begitu, prospek perusahaan value investing di AS juga positif.
Nah, buat kamu yang ingin diversifikasi investasi ke instrumen di luar saham di Indonesia, bisa langsung join PLUANG, yang menyediakan investasi emas, reksa dana, indeks S&P 500, dan cryptocurrency.
Mau gabung? pake referal gue aja ya: SURY691055