Japan Sinks, People of Hope, bisa menjadi tontonan menarik di akhir pekan. Serial yang mengadaptasi dari novel Sakyo Komatsu berjudul serupa menggambarkan bagaimana strategi menghadapi krisis sebuah negara. Ujung-ujungnya, saya menilai mirip bagaimana respons pemerintah Indonesia terhadap Covid-19 varian Omicron.Â
Plot Cerita Japan Sinks
Serial Japan Sinks, People of Hope yang rilis 2021 mengambil latar belakang Jepang pada 2023. Kala itu, Perdana Menteri Jepang Eiichi Higashiyama yang diperankan Toru Nakamura mempromosikan penggunaan COMS pada konferensi lingkungan dunia.
COMS adalah metode untuk mencairkan polutan dan menyimpannya di celah-celah dasar laut. Ide COMS muncul dari pasukan muda yang dibentuk Higashiyama dan disebut pasukan masa depan Jepang.
Pasukan masa depan Jepang itu diisi oleh anak muda seperti Keishi Amami diperankan Shun Oguri dan Koichi Tokiwa diperankan Kenichi Matsuyama.Â
Amami dan Tokiwa adalah teman dekat satu kampus. Namun, keduanya bekerja di kementerian berbeda, Amami bekerja di Kementerian Lingkungan hidup dan Tokiwa di Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri.
Meskipun begitu, latar kehidupan Amami dan Tokiwa bisa dibilang berbeda 180 derajat. Tokiwa adalah anak dari pemilik bisnis Tokiwa Grup, sedangkan Amami hanya anak seorang nelayan. Namun, keduanya bekerja sama dengan apik untuk masa depan Jepang sampai munculnya Yusuke Tadokoro.
Tadokoro adalah profesor di bidang geologi yang merilis artikel tentang ancama kalau wilayah Kanto, termasuk Tokyo bakal tenggelam ke laut. Gara-gara itu, banyak protes bermunculan ke pemerintahan Jepang.Â
BACA JUGA: Serial Netflix, Kotaro Live Alones Kisah Korban KDRT
Amami pun tidak tinggal diam, dia bertemu dengan Tadokoro, yang disebut sebagai ilmuwan gadungan. Namun, hasilnya, Tadokoro menjelaskan bagaimana skema tenggelamnya Kanto, yakni dimulai dari semenanjung Izu.
Tadokoro sendiri adalah ilmuwan dan merupakan pesaing Profesor Toru Sera, ilmuwan yang dekat dengan perdana menteri. Bahkan, Profesor Sera dianggap calon pemimpin Jepang selanjutnya.
Sebagai catatan, Sera adalah profesor yang membuka jalan Amami dan Tokiwa dalam mempromosikan skema COMS.
Amami Si Idealis
Amami sebagai tokoh utama digambarkan sebagai sosok yang idealis dan keras kepala, meski tidak menyebalkan seperti Tadokoro. Awalnya, Amami kontra dengan Tadokoro dan menganggapnya sebagai ilmuwan gadungan.
Namun, semua berubah ketika Amami melakukan scuba diving ternyata memang benar ada retakan di dasar laut yang membuat keluarnya air hangat. Selain itu, retakan itu mengeluarkan gelombang yang bisa membuat Jepang gempa bumi.
Untungnya, Amami bisa selamat dari sedotan retakan di bawah laut tersebut. Sang tokoh utama sangat terkejut dengan penemuannya itu. Namun, di sini, dia belum sampai kesimpulan kalau analisis Tadokoro benar adanya.Â
Kunci Utama
- Japan Sinks diadaptasi dari novel berjudul serupa karya Sakyo Komatsu pada 1973
- Serial Japan Sinks diadaptasi menjadi beberapa film, anime, dan serial. Bahkan, ada yang membuat parodinya menjadi film di mana seluruh dunia tenggelam, kecuali Jepang
- Dari segi film, fokus utamanya adalah sosok Tadokoro si ahli Geofisika yang memprediksi tenggelamnya Jepang
Lalu, Amami punya ide untuk membuat pertemuan dengan Tadokoro serta Sera di satu tempat. Dari sini, Tadokoro memang disudutkan, tetapi Amami mengajak untuk melakukan survey bersama ke dasar laut.Â
Hasilnya, Sera benar-benar terkejut dengan kondisi nyatanya. Namun, survey tidak berlanjut hingga selesai setelah salah satu pasukan masa depan Jepang pingsan. Sayangnya, fakta di dasar laut dimanipulasi oleh Sera agar tidak membenarkan analisis Tadokoro.
Di sini lah kegilaan Amami muncul dengan melawan Sera. Soalnya, dia merasa nyawa lebih penting ketimbang kestabilan ekonomi maupun politik.
Latar Belakang Amami
Amami memang bukan orang spesial, ayahnya hanya seorang nelayan yang berharap anaknya bisa menjadi politikus handal. Untuk itu, ayahnya mati-matian mencari uang agar anaknya bisa sekolah di universitas Tokyo dan bisa menjadi politikus.
Keinginan ayahnya itu muncul karena merasa adanya ketidakadilan dalam politik Jepang, terutama di kota kelahiran Amami. Sayangnya, ayah Amami harus meninggal saat mencari ikan di area baru.Â
Di sini, Amami bertekad menjadi politikus yang berkeadilan. Bahkan, dia dikenal siap melakukan kekerasan untuk membela keadilan.
Idealismenya yang tinggi itu tampaknya yang membuat keluarganya kurang harmonis. Amami harus pisah ranjang dengan istri dan anaknya. Sampai di titik istrinya minta cerai dari dirinya.
Amami pun mengiyakan karena tujuan istrinya cerai adalah untuk pindah ke kota lain dengan kekasih barunya. Berhubung Amami memegang rahasia Kanto bakal tenggelam satu tahun lagi, dia berpikir itu menjadi yang terbaik untuk kedua orang yang disayanginya.
Cerita Japan Sinks yang Beragam
Japan Sinks pertama kalil dirilis dalam bentuk novel karya Sakyo Komatsu pada 1973. Dalam novel itu, Komatsu mengambil latar cerita letak geografis Jepang yang berada di batas lempeng destruktif.
Lempeng destruktif itu mempertemukan antara lempeng laut Filipina dan Eurasia. Hal itu yang membuat Jepang sering dilanda gempa bumi.
Dalam film pertamanya yang dirilis pada 29 Desember 1973, Japan Sinks menceritakan ahli Geofisika Tadokoro dan asistennya yang menemukan fragmentasi abnormal di bawah laut lepas Izu.Â
Dari data yang ditemukan itu, Tadokoro memperkirakan Jepang bakal tenggelam dalam dua tahun ke depan.
Awalnya, pemerintah Jepang sangat skeptis dengan temuan Tadokoro. Namun, akhirnya pemerintah mulai memahami temuan Tadokoro dan membuat plan D.
Sayangnya, kehancuran Jepang lebih dahsyat dari perkiraan Tadokoro. Gempa bumi skala besar muncul di seluruh Jepang. Bahkan, gunung api yang sudah tidak aktif kembali erupsi kembali.Â
Akhirnya, plan D pun dilakukan lebih awal. Dari situ, tidak tahu apakah arahnya mereka selamat atau tidak.
Namun, plan D yang dibahas di sini juga dibahas di serial 2021. Bedanya, plan D di 2021 dianggap sebagai proyek penipuan Tadokoro yang membuatnya dianggap sebagai ilmuwan gadungan.
Jujur, saya sendiri penasaran juga dengan film pertama dari Japan Sinks. Apakah ada hubungannya dengan serial terbarunya tersebut?
Adaptasi Serial Japan Sinks Pada 2006
Berbeda dengan film pada 1973, Japan Sinks yang kembali diremake pada 2006 menampilkan cerita yang berbeda.
Plot awalnya mengisahkan komunitas ilmiah global menemukan fakta kalau Kepulauan Jepang bakal tenggelam dalam waktu kurang dari 40 tahun.Â
Akhirnya, pemerintah Jepang lewat perdana menterinya Yamamoto yang diperankan Kenji Ishizaka menyiapkan misi diplomatik. Misi itu bertujuan untuk memohon kepada pemerintah asing agar menerima masyarakat Jepang pada dekade mendatang.
Yamamoto menunjuk seorang perempuan dari kabinatnya Saori Takamori yang diperankan Mao Daichi untuk menjabat sebagai menteri manajemen krisis dan Pencegahan bencana.
Cerita makin seru ketika Yusuke Tadokoro, si ahli Geofisika, menemukan fakta kalau Jepang bakal tenggelam lebih cepat lagi, yakni kurang dari satu tahun. Di sini, teori Tadokoro dianggap keliru, tapi pemerintah tetap menyiagakan diri untuk menghadapi bencana.
Hasilnya memang banyaknya gempa bumi, gelombang pasang, hingga gunung berapi terjadi. Akhirnya, masyarakat Jepang kalut dalam kepanikan. Bahkan, perdana menteri Yamamoto tewas dalam kecelakaan pesawat hingga membuat kabinet berantakan.
Di sini Tadokoro menawarkan rencana terakhir untuk menyelamatkan yang tersisa. Jadi, dia punya ide untuk melubangi lempengan yang menyeret Jepang tenggelam dengan bahan peledak.
Namun, pemicu peledaknya hilang sehingga rencana itu pun gagal dilakukan.
Japan Sinks Versi Anime
Berbeda dari seri filmnya, Japan Sinks yang diolah jadi anime pada 2020 memiliki cerita yang berbeda.
Kisah serial ini dalam versi anime mengambil fokus keluarga Muto yang terdiri dari ayahnya yang seorang teknisi, ibu rumah tangga dan kakak adik Ayumu anak SMP dan Go si bocah SD.Â
Sampai akhrnya gempa bumi besar melanda Jepang setelah Olimpiade 2020. Bencana itu membuat keluarga Muto berpencar.
Berbeda dengan filmnya yang fokus menceritkan bagaimana Jepang tenggelam. Namun, di animenya benar-benar fokus bagaimana keluarga Muto bertahan hidup.
Seperti, ada cerita di mana keluarga Muto menemukan Supermarket dan menjarahnya untuk kebutuhan hidup. Sampai pemilik toko mengarahkan busur panah ke mereka.
Lalu, ada scene rasisme di mana hanya orang berdarah Jepang asli yang boleh ikut kapal penyelamat. Nah, ibu Ayumu yang berasal dari Filipina dan Go yang mirip dengan ibunya dilarang masuk ke kapal penyelamatan.
Hanya Ayumu yang diperbolehkan karena dia benar-benar mirip dengan orang Jepang asli. Namun, Ayumu menolak dan memilih bertahan bersama keluarganya sambil menunggu bantuan lainnya.
Jelas sebuah cerita bertolak belakang dengan dua film sebelumnya yang selalu menampilkan sosok Tadokoro.
Hubungan Japan Sinks dengan Kebijakan Pemerintah Indonesia
Serial Japan Sinks 2021 benar-benar disesuaikan dengan zaman. Di tengah masyarakat dunia mengampanyekan untuk perbaikan lingkungan dan menuju emisi karbon nol persen. serial yang rilis pada 2021 pun membahas soal masalah lingkungan.Â
Kalau dilihat dari novelnya, Komatsu ingin mengangkat masalah Jepang yang letaknya berada di beberapa lempeng sehingga mudah gempa dan terancam tenggelam.
Menariknya adalah respons pemerintah Jepang dalam film tersebut. Seolah menggambarkan respons setiap pemerintah suatu negara untuk menghadapi krisis.
Tiba-tiba saya teringat pemerintah Indonesia yang membantah virus Omicron sudah masuk ke Indonesia. Lalu, data 4 orang yang disebut terbukti terinfeksi Omicron adalah hoax. Namun, dua pekan setelahnya, muncul kasus Omicron, tapi korbannya adalah penjaga kebersihan di Wisma Atlet yang tidak pernah pergi ke luar negeri.
Lalu, kok bisa mereka ketularan Omicron? ya bisa jadi Omicron sudah ada dari orang yang di karantina di Wisma Atlet. Soalnya, orang yang dari luar negeri wajib menjalani karantina di wisma atlet.
Terus bagaimana penyebarannya? pemerintah Indonesia dengan tenang bilang si petugas kebersihan sudah sembuh dari Omicron dalam waktu kurang dari 2 minggu. Padahal, di Eropa kasus Omicron tampaknya mengganas.
Apakah pemerintah menyepelekan Omicron? mungkin tidak, seperti pemerintahan Jepang di serial ini, mereka tidak ingin warganya panik. Namun, malah bikin warganya curiga dan panik sendiri karena ada kejadian bencana mendadak. Padahal, kalau diberitahu sejak awal bisa diantisipasi lebih cepat.Â
Biar kamu merasakan rasa kesalnya pemerintah yang menyembunyikan informasi, film Japan Sinks cocok banget untuk menemani akhir pekanmu.Â
Yuk beri support blog saya agar bisa terus membuat konten berkualitas yang semoga bisa berguna untuk banyak orang dengan klik tombol di bawah ini.
makasih infonya