Persaingan Gojek dengan Grab kian memanas, terutama di bidang sistem pembayaran. Setelah muncul rumor OVO, yang dimiliki Grab, bakal merger dengan DANA, Gojek dikabarkan berencana melirik LinkAja. Siapa yang akan menjadi pemimpin pasar sistem pembayaran uang elektronik berbasis server ini ya?
Seperti dikutip dari KRAsia, Gojek dikabarkan tertarik untuk menjadi investor di LinkAja. Hal ini selaras dengan rencana perusahaan uang elektronik milik beberapa perusahaan pelat merah itu untuk menghimpun pendanaan seri B.
BACA JUGA: Saham Sawit di Tengah D100 dan Musim Kemarau
LinkAja dikabarkan membutuhkan dana sekitar US$200 juta. Investor yang diincar pun bukan lagi sekadar BUMN, tetapi juga pihak luar perusahaan pelat merah demi bisa ekspansi lebih agresif lagi.
Di KRAsia tertulis, kebutuhan pendanaan LinkAJA sangat darurat. Pasalnya, perusahaan sistem pembayaran itu bakal kehabisan uang pada September atau Oktober.
Adapun, persaingan Gojek dengan Grab juga memanas di tengah kebutuhan dana LinkAja tersebut. Pasalnya, Grab juga tertarik masuk ke LinkAja dan menawarkan harga yang lebih tinggi.
Di sisi lain, Gojek menawarkan skema pertukaran saham. Gojek dinilai punya kans yang besar untuk masuk jadi investor LinkAja, meski Grab menawarkan harga lebih tinggi. Soalnya, Gojek punya hubungan yang kuat dengan Indonesia ketimbang Grab.
Apalagi, platform Gojek untuk Goride dan Gocar kini sudah terhubung dengan LinkAja.
Jika jadi Gojek masuk ke LinkAja, ini menjadi strategi penguatan jaringa Gopay yang bakal menemui lawan kuat kalau OVO dan DANA jadi merger.
Sementara itu, sempat ada kejutan pemain yang tertarik menjadi investor LinkAja. Sosok kejutan itu adalah SEA Group, yang memiliki e-Commerce Shopee.
Di Indonesia, SEA Group sudah punya sistem pembayaran dengan nama Shopee Pay. Jika mereka menjadi investor LinkAja, artinya Shopee Pay bisa menjadi pemain sistem pembayaran besar yang bersaing dengan Gopay dan OVO.
Sayangnya, penawaran SEA Group disebut tidak cukup menarik. Alhasil, kemungkinan besar pemilik Garena itu kandas untuk bisa masuk ke LinkAja.
Persaingan Gojek dengan Grab makin Panas
Kedua platform transportasi online yang sudah menjelma jadi super app ini memang kian panas, terutama di sektor sistem pembayaran. Di tengah pandemi Covid-19, Gojek melakukan manuver besar setelah mendapatkan pendanaan dari Facebook dan Paypal.
Kedua investor baru Gojek itu dikabarkan mendapatkan porsi saham di Gopay. Artinya, kedua investor itu juga ingin berkontribusi membesarkan perusahaan uang elektronik berbasis server tersebut.
Apalagi, Facebook tengah mengembangkan Facebook Pay, meski ada beberapa kendala dalam uji cobanya di Brasil. Jika Facebook Pay jadi meluncur, keberadaan Gopay akan mempermudahnya ekspansi ke Indonesia.
Ditambah keberadaan Paypal yang menjadi platform remitansi populer di dunia. Gopay bisa merambah pasar global.
Nasib Grab di Indonesia sedikit kurang beruntung setelah Grab Pay tidak mendapatkan izin dari Bank Indonesia, regulator sistem pembayaran di Indonesia.
Alhasil, Grab ambil cara lain dengan masuk ke OVO. Nah, OVO pun bukan pemain kaleng-kaleng di sistem pembayaran.
Sempat dikuasai Lippo Grup, OVO kini mendominasi sistem pembayaran parkir di wilayah Grup Lippo, termasuk Mayapada, yang dimiliki menantu pemilik Lippo.
Ancaman dari OVO untuk Gopay makin terasa setelah muncul rumor rencana merger dengan DANA, perusahaan sistem pembayaran yang bisa dibilang didanai oleh Alibaba melalui Ant Financial.
Kira-kira mana yang akan jadi kenyataan, OVO merger dengan DANA, Gojek masuk ke LinkAja atau Grab masuk ke LinkAja?
Wah pantesan aku pake Axis kan, awalnya bisa beli paketan di Axisnet bisa pakai OVO, ga lama kemudian disusul bisa pakai Gopay.