Tips memulai investasi bukanlah memilih instrumen investasi. Namun, kamu harus memahami kondisi keuangan saat itu. Memang kondisi keuangan apa yang harus dipahami?
Investasi sering disebut sebagai cara agar bisa financial freedom. Namun, untuk bisa mendapatkan keuntungan optimal dari investasi juga butuh kesabaran dan pengetahuan.
Selain itu, tidak semua orang bisa langsung melakukan investasi. Harus ada screening kondisi keuangan dulu. Apakah ada yang perlu dibenahi atau tidak.
Apa saja yang perlu diperhatikan sebelum memutuskan untuk memulai investasi?
Memulai Investasi Jika Sudah Ada Pendapatan Aktif dan Menakar Pengeluaran Bulanan
Tips memulai investasi yang paling utama adalah, kamu sudah memiliki pendapatan. Pendapatan aktif menjadi bagian krusial dalam keuangan. Soalnya, pendapatan aktif dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan juga dikelola untuk kebutuhan di masa depan.
Banyak yang bilang investasi itu minimal 30 persen dari total pendapatan aktif. Namun, menurut gue persentasenya tidak bisa disamaratakan seperti itu.
BACA JUGA: Investasi P2P Lending bisa Jadi Rentenir Online? Ini Cerita Gue
Soalnya, tingkat kebutuhan dan pendapatan aktif setiap orang berbeda-beda. Untuk itu, kamu harus menakar pengeluaran bulananmu minimal dan maksimalnya berapa.
Dengan begitu, kamu akan ketemu nominal fix investasi setiap bulan. Dengan catatan, kamu adalah pekerja dengan pendapatan tetap.
Periksa Deretan Pengeluaranmu Ada Cicilan Kredit?
Setelah itu, kamu juga harus breakdown pengeluaranmu apa saja. Dengan begitu, akan terlihat pengeluaran untuk kebutuhan primer, sekunder, dan tersier.
Lalu, pastikan juga apakah kamu masih ada beban cicilan kredit. Jika ada, bakal beres samapi kapan. Tujuan untuk melihat fleksibilitas free cashflow yang bisa ditambahkan ke porsi investasi bulanan.
Cicilan kredit memang bisa menjadi hambatan untuk meningkatkan nilai investasi. Namun, jikan kreditnya memang penting seperti rumah pertama atau hal produktif lainnya sih tidak masalah.
Jika kredit untuk kebutuhan konsumsi sekunder dan tersier lebih baik dihindari dulu. Kecuali, menggunakan kartu kredit untuk kemudahan pembayaran. Namun, ingat, bayarnya harus tepat waktu biar tidak kena beban bunga.
Ibarat perusahaan, kalau beban kredit non produktifnya banyak kan jadi kurang bagus ya? kredit yang diambil tidak menghasilkan uang lagi. Selama kredit yang diambil bisa menghasilkan uang lagi ya tidak masalah.
Wajib Punya Dana Darurat
Nah, sebelum memulai investasi, kamu wajib banget punya dana darurat. Bukan gimana-gimana, keberadaan dana darurat bakal membuat kamu tidak resah dalam berinvestasi.
Jadi, setiap instrumen investasi itu punya risiko. Dalam prosesnya ada potensi dana investasimu bakal tergerus karena risiko. Untuk itu, jika kamu menggunakan uang dingin, gejolak sesaat dalam nilai investasimu tidak akan membuat panik.
Lalu, apa fungsi dana darurat? dana darurat ini berfungsi untuk memenuhi pengeluaran yang mendadak dan tidak bisa dipenuhi oleh anggaran pengeluaran bulanan. Termasuk, ketika kamu tidak lagi memiliki pendapatan aktif.
Jika terjadi hal seperti itu, kamu tidak perlu lagi mengotak-atik investasi, tapi cukup menggunakan dana darurat.
Biasanya, dana darurat untuk yang lajang sekitar 6 bulan dari total pengeluaran bulanan, sedangkan untuk yang sudah berkeluarga minimal dana darurat sebesar 12 bulan dari total pengeluaran bulanan.
Artinya, kalau pengeluaran bulanan Rp5 juta. Berarti, minimal kejar dana bulanan Rp30 juta. Lalu, kalau yang sudah berkeluarga berarti minimal kejar Rp60 juta.
Lalu, di mana bagusnya dana darurat disimpan? nah ini bakal gue bahas di artikel lainnya ya. Tungguin aja di blog ini.
Nyiapin Asuransi Kesehatan
Menurut gue, asuransi kesehatan jauh lebih penting ketimbang asuransi jiwa. Apalagi, bagi kamu dengan pendapatan pasif pas-pasan. Daripada ngeluarin uang untuk asuransi jiwa mending urus asuransi kesehatan dan sisanya bisa untuk dana darurat dan investasi.
Kenapa asuransi kesehatan penting, soalnya biaya kesehatan itu mahal. Cover asuransi sangat penting. Nah, buat milih asuransi kesehatan yang bagus nanti gue bahas di artikel selanjutnya ya.
Saran gue, buat lu yang masih bujang, sekadar BPJS kesehatan sih cukup. Soalnya, kamu bakal lebih fleksibel mengikuti antrian dan birokrasi BPJS Kesehatan.
Namun, jika kamu sudah berkeluarga, disarankan juga ada back up asuransi swasta. Jadi, kalau ada kebutuhan darurat dan ingin mendapatkan pelayanan lebih cepat bisa menggunakan asuransi kesehatan swasta tersebut.
Jangan Lupa Self Reward
Nah, paling penting juga, dengan berinvestasi bukan berarti kamu menjadi orang yang pelit. Perlu juga direncanakan biaya untuk self reward.
Cuma jangan sering-sering juga, kamu bisa merencanakan self reward minimal 1 bulan sekali atau yang lebih mewah 6 bulan atau 1 tahun sekali.
Jadi, kamu juga bisa menikmati hasil dari kerja kerasmu selama bekerja untuk mendapatkan pendapatan aktif. Namun, tidak mengurangi signifikan porsi investasimu.
Untuk itu, self reward bisa direncanakan dalam bentuk alokasi anggarannya. Masalah nanti buat apa itu urusan nanti.
Terus Berapa yang Harus Diinvestasikan Setiap Bulan?
Nah, kamu sudah menghitung kebutuhan bulananmu dari untuk sehari-hari, cicilan, dan bayar asuransi.
Dari situ, berarti sisanya bisa kamu atur mau mayoritas mengejar perolehan dana darurat lebih cepat atau dibagi dua dengan investasi.
Di sini, kamu tinggal ukur risiko pendapatan aktif kamu bisa hilang atau masih stabil sampai kapan. Jadi, bisa diprioritaskan mengejar dana darurat dulu atau mau sekalian dengan investasi.
Namun, kalau sisanya rada mepet, mending sih fokus ngembangin dana darurat. Biar kalau ada hal yang tidak terduga keuangan tetap aman.
Soalnya, investasi bukan masalah cepat-cepatan, tapi lebih ke persiapan yang matang.
Nantikan tulisan saya tentang tips memulai investasi selanjutnya di blog ini ya.