Deposito bank mungkin jadi lelucon bagi kamu yang sudah paham investasi. Namun, untuk yang baru memulai, deposito bank bisa jadi langkah awal yang bagus. Kok gitu?
Bercandaan orang jadul tuh gini, “gue mau punya mantu yang ngasih bunga, tapi bunga deposito.” Artinya, dulu bunga deposito adalah hal yang sangat indah kalau didapatkan.
Namun, kini generasi yang lebih muda pun malas untuk menempatkan di deposito. Soalnya, dari segi potensi keuntungan sangat kecil dan alternatif investasi sudah banyak banget kayak SBN ritel, P2P Lending, Saham, dan Cryptocurrency.
Lalu, apakah kamu harus malu jika memulai investasi di deposito bank?
Jawabannya ya enggak kok, santai aja. Justru, menurut gue investasi di deposito bank adalah langkah terbaik untuk memulai investasi. Meskipun, banyak yang menilai kalau di deposito bank sih bukan investasi.
Namun kenapa orang dulu demen nabung di deposito ya?
Begini, kalau sekarang rata-rata suku bunga deposito berkisar di 3 persen – 4 persen per tahun. Memang terlihat kecil, berbeda dengan 1990-2000 itu rata-rata suku bunga deposito itu di atas 10 persen, bahkan pernah hampir 30 persen.
Artinya, lu enggak perlu susah-susah analisis saham aja sudah bisa dapat keuntungan 30 persen per tahun. Enak kan? namun itu semua sudah enggak relate dengan kondisi saat ini.
Terus kenapa gue bilang deposito tetap jadi langkah yang bagus untuk memulai investasi?
Deposito Bank Jalan Emas Menuju Investasi
Begini, deposito bank itu punya beberapa kelemahan. Sudah bunganya kecil, eh ada pajak imbal hasil 20 persen lagi. Jadi, misalnya lu masukkin Rp10 juta dengan bunga 3 persen per tahun.
Artinya, dalam setahun total pendapatan bunga kotor lu sekitar Rp300.000. Namun, jumlah itu harus dipotong 20 persen untuk pajak, sehingga pendapatan bersih dari bunga deposito menjadi Rp240.000.
Namun, gue tetap bisa bilang deposito jadi langkah emas untuk memulai investasi. Soalnya, dengan menempatkan dana di deposito, berarti lu sudah mulai memupuk dana darurat.
BACA JUGA: Tips Memulai Investasi Bukan Memilih Instrumen yang Paling Cuan
Ditambah, deposito bisa menjadi tempat yang aman untuk menyimpan dana darurat. Soalnya, uang yang disimpan di sana dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dengan syarat dan ketentuan seperti bunga tidak boleh lebih dari LPS rate, maksimal uang dijamin Rp2 miliar.
Saat ini, posisi LPS rate sekitar 4 persen. Nah, buat kamu yang uangnya mau tetap dijamin saat banknya terjadi bangkrut atau hal buruk lainnya, carilah bunga deposito bank di level itu atau di bawahnya.
Kalau, lu nekat pilih bunga deposito di atas 4 persen. Jangan marah kalau banknya kenapa-kenapa nanti uangnya enggak dijamin. Meskipun, saat ini tingkat keamanan bank dari segi likuiditas sudah lebih matang daripada 1998. Namun, waspada boleh kan? kita enggak pernah tahu apa yang terjadi di masa depan.
Bagaimana Cara Mengumpulkan Dana Darurat di Deposito
Pasti banyak yang sudah tahu juga kalau mau deposito di bank gede kayak BCA, BRI, Bank Mandiri, atau BNI itu ada minimal deposit. Biasanya sih rata-rata sekitar Rp8 juta – Rp10 juta. Terus jadi bingung, gimana caranya ngumpulin dana darurat di deposito?
Apalagi, deposito itu tidak bisa top up seenak jidatnya. Harus mencairkan dulu saat jatuh tempo baru nambah muatan dananya.
Caranya, lu bisa mengoptimalkan fitur tabungan berjangka bank. Tabungan berjangka itu, lu nabung secara berkala selama beberapa periode. Nantinya rencana itu akan diatur bank dan lu enggak boleh keluar dari rencana yang dibuat jika tidak mau kena denda.
Misalnya, lu mau nabung Rp500.000 per bulan selama 2 tahun. Nanti, selama 2 tahun atau 24 bulan, uangmu bakal ditarik Rp500.000 per bulan sampai akhrinya mencapai total Rp12 juta di bulan ke-24.
Nah, kalau sudah terkumpul, nantinya uang hasil tabungan berjangka itu bisa dimasukkan ke deposito.
Kenapa Harus Tabungan Berjangka dan Deposito, Kenapa Enggak Reksa dana Pasar Uang?
Ya, bisa dibilang reksa dana pasar uang memiliki imbal hasil lebih baik ketimbang deposito atau tabungan berjangka. Ditambah, reksa dana pasar uang juga lebih fleksibel dalam top up dan juga bisa mulai dari Rp100.000. Ditambah, reksa dana tidak kena pajak imbal hasil seperti deposito.
Punya banyak kelebihan, kenapa kita enggak pake reksa dana pasar uang saja? ingat ada satu kelemahan reksa dana pasar uang, yakni uangnya mudah dicairkan. Artinya, saat kondisi belum darurat-darurat banget, lu bisa mencairkan uang tersebut. Akhirnya, dana darurat yang terkumpul bisa menguap begitu saja.
Namun, ingat, tips investasi di deposito ini hanya khusus bagi mereka yang belum punya dana darurat dan mau mulai investasi.
Manfaatnya adalah ketika lu sudah punya dana darurat yang mencukupi di deposito bank, Lu sudah bisa masuk instrumen investasi yang agresif seperti saham dan crypto. Meskipun begitu, gue tetap menyarankan bertahap dari masuk reksa dana pasar uang, SBN ritel, reksa dana pendapatan tetap, p2p lending, reksa dana saham, ETF, baru mulai ke saham dan crypto.
Alasannya, biar kamu bisa paham bagaimana risiko dalam investasi. Kalau dari deposito ke saham, takut-takutnya saat pasar bergejolak dan rugi bisa negatif banyak kamu terkejut dan panik.
Jadi, bertahap itu lebih baik dan lu tenang saja enggak akan ketinggalan kereta kok.
Tips Investasi di Deposito
Ada beberapa tips dari gue saat mau menempatkan dana di deposito bank.
Pertama, pilih bank yang punya likuiditas bagus. Memang biasanya bunga deposito lebih murah karena lagi enggak butuh dana. Namun, lebih aman karena likuiditasnya terjaga. Kalau bank kecil biasanya bakal menjanjikan bunga deposito besar karena butuh likuiditas untuk penyaluran kredit. Namun ingat, bunga besar melebihi LPS berarti depositomu enggak dijamin. Padahal, goals menempatkan dana di deposito karena uangnya dijamin.
Kedua, ambil tenor 1 bulan saja. Kok cuma 1 bulan, ya biar gampang kalau mau nyairin pas lagi butuh. Tenor 1 bulan artinya, setiap 1 bulan bakal jatuh tempo. Namun, kalau enggak mau diambil ya enggak apa-apa bakal dilanjut terus. Bayangin kalau lu ambil tenor 12 bulan. Terus butuh uangnya bulan ini, tapi baru bisa diambil pas tenor abis saat setahun
Ketiga, pakai fitur automatic roll over (ARO). Dengan ARO, hasil bunga deposito dan pokoknya akan terus digulung lagi ke tenor selanjutnya. Jangan ambil bunga deposito dikirim ke tabungan. Enggak berasa, apalagi kalau cuma nempatkan Rp10 juta di deposito. Berarti per bulan cuma dapat Rp20.000 per bulan. Lebih baik diputar lagi saja agar nilai pokok depositonya terus membesar.
Keempat, pahami sanksi jika lu nyairin deposito di luar tenor. Biasanya, bank bakal kasih sanksi dari penghapusan bunga yang diberikan sampai pemotongan tingkat bunga beberapa persen dari yang didapatkan. Jaga-jaga biar lu bisa menakar risiko jika butuh uang mendadak dan terpaksa cairin sebelum jatuh tempo
Kelima, Perhatikan masa jatuh tempo jika ingin mencairkan. Lu harus tahu betul informasinya, jadi ketika CS bank bilang masa jatuh temponya belum masuk, lu bisa kasih datanya. Gue pernah tuh, di m-banking sudah jatuh tempo, tapi pas dicairin katanya belum jatuh tempo. Gue kasih data di M-banking, CS banknya pun nurut
Nah, itu aja sih tips memulai investasi lewat deposito. Ada yang setuju enggak nih? ya emang bukan jalan jadi kaya sih, tapi buat melatih mental lu biar siap untuk investasi yang lebih berisiko.
dulu aku bingung mau invest dalam bentuk apa, akhirnya aku memilih reksadana dulu
mungkin kalau ada budget lebih bisa dialokasikan juga ke deposito
Ya bisa sih mbak buat diversifikasi hehe… cuma ya kalau deposito itu ratenya rendah banget sekarang. Saya di BCA aja cuma 2 persenan apa.. hampir kayak tabungan biasa