Pengalaman investasi emas Antam saat Federal Reserve atau The Fed menaikkan suku bunga pada 2015 menjadi salah satu cerita yang saya alami. Bahkan, pembelian emas Antam itu menjadi investasi pertama saya selama hidup. Begini cerita lengkapnya.
Cerita dari 2014
Sekitar medio 2014, saya baru menjadi seorang jurnalis di sebuah surat kabar ekonomi terbesar di negeri ini, setidaknya dari pengakuan para pemangku kepentingan di sana. Ingat sekali, saat disuruh memilih desk atau penempatan posisi, waktu itu saya memilih market, yang dikenal sebagai desk paling menantang, katanya.
Benar saja, saya ditempatkan di desk market dengan pengetahuan tentang pasar modal dan komoditas yang masih cetek. Pada 2014, momennya adalah The Fed baru mulai melakukan tapering off atau penghentian pembelian obligasi negaranya alias menarik salah satu instrumen pelonggaran moneter.
Efeknya lumayan besar pada 2013, soalnya itu menjadi tanda-tanda ekonomi Amerika Serikat (AS) siap pulih dari krisis keuangan 2008. Artinya, ada potensi arus modal asing di emerging market bakal balik ke AS, termasuk dari Indonesia.
BACA JUGA: Kalau Harga Emas Antam Turun, Mending Trading Aja Nih?
Namun, berbeda dengan kondisi 2013, IHSG pada 2014 menggila. Mungkin investor saham angkatan pandemi akan kaget kalau tahu indeks saham Indonesia itu pernah naik 20 persen. Itu terjadi pada 2014 dan sebenarnya wajar karena sudah babak belur di 2013 saat pengumuman tapering off.
Masalahnya, ekonomi Indonesia tetap dalam gonjang-ganjing karena kurs rupiah menjadi labil. Efek dari kebijakan The Fed itu membuat nilai tukar dolar AS sangat perkasa, alhasil kurs rupiah tertekan parah oleh mata uang Negeri Paman Sam.
Kurs rupiah yang lemah membuat risiko ekonomi dari tingkat utang luar negeri negara dan swasta, serta harga bahan baku yang melejit. Apalagi, harga minyak dunia berada di level tinggi saat itu. Alhasil, pengeluaran pemerintah untuk menambal subsidi energi membengkak, sampai akhirnya harga premium naik.
Kenaikan harga BBM bisa berdampak kepada kenaikan harga bahan pokok dan menaikkan inflasi. Jadi ruwet kondisi ekonomi saat itu, meski pasar saham melejit.
Terus, apa hubungannya antara pengalaman investasi emas Antam dengan cerita 2014 ini?
Investasi Emas Berawal dari Menulis tentang Komoditas
Jadi, setelah beberapa bulan nulis di market, ada rolling tim yang bikin saya nangkring di komoditas. Apaan sih komoditas itu? jadi dulu tugasnya tuh update info tentang sentimen harga komoditas global seperti, emas, minyak, gas, batu bara, logam industri (nikel, timah, dkk), crude palm oil (CPO), dan komoditas pertanian lainnya.
Selain itu, juga jaga di Bappebti, regulator perdagangan berjangka, serta dua bursa berjangka di Indonesia, yakni Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) dan Bursa Komoditas dan Derivatif Indonesia (BKDI) atau nama populernya ICDX.
Hubungan dari cerita saya tentang kisah 2014 dengan pengalaman investasi emas Antam terjadi karena kondisi ekonomi Indonesia yang tertekan oleh faktor-faktor yang disebutkan tadi.
Jika melihat secara umum, harga emas Antam melejit 10,78 persen menjadi Rp606.000 per gram, level tertingginya saat itu.
Namun, kalau dilihat chart harga historisnya, harga emas Antam cukup fluktuatif pada medio 2013-2016, setiap ada sentimen risiko ekonomi dari kenaikan suku bunga The Fed, perseteruan OPEC soal harga minyak, sampai geopolitik harganya langsung melejit.
Nah, dari situ, saya melihat pola setiap Gubernur The Fed saat itu Janet Yellen dan timnya berkomentar soal suku bunga, harga emas termasuk Antam langsung melejit. Melihat beberapa pola yang sama membuat tertarik untuk datang ke butik antam dan mulai beli emas batangan.
Ingat, itu pada medio 2015 sekitar Juli atau Agustus, harganya masih di bawah Rp600.000 per gram. Alasan belinya, karena melihat prospek kenaikan suku bunga The Fed masih tidak jelas, artinya emas pas banget nih buat investasi karena harganya naik terus.
Walaupun begitu, The Fed akhirnya menaikkan suku bunga juga sih pada Desember 2015, hal yang tidak disangka banyak analis saat itu. Soalnya, The Fed jarang menaikkan suku bunga di akhir tahun secara historisnya.
Lalu, apakah setelah kenaikan suku bunga The Fed, harga emas Antam langsung stagnan atau turun? tidak sih malah justru tetap lanjut naik.
Ada yang penasaran, kenapa harga emas Antam terus naik, meski harga emas dunia terus berputar-putar di kisaran 1.000 dolar AS sampai 2.000 dolar AS per troy ounce?
Harga Emas Antam Terus Naik, Emas Dunia Di situ-situ Aja?
Sebenarnya, jika melihat beberapa dekade sebelumnya, tren harga emas dunia memang melejit cukup tinggi dan konsisten. Itulah yang membuat emas menjadi primadona investasi banyak orang, meski fungsi sebenarnya adalah lindung nilai.
Namun, sejak The Fed mengumumkan rencana tapering off pada 2012, tren harga emas dunia mulai sideways alias di situ-situ saja.
Beberapa penyebabnya adalah instrumen lindung nilai yang mulai beragam, setelah ekonomi AS pulih dan The Fed melakukan tapering off, jelas dolar AS dan obligasi AS menjadi beberapa aset lindung nilai yang tersedia.
Belum lagi kelahiran Bitcoin sejak 2009 yang mulai membuat banyak orang menempatkan aset ke sana, bahkan termasuk untuk lindung nilai. Dengan menutup mata kondisi harga Bitcoin saat ini yang lagi babak belur.
Pertanyaannya, harga emas dunia yang stagnan, tapi kenapa harga emas Antam justru terus menguat?
Jawabannya adalah faktor pembentuk harga emas Antam bukan cuma emas dunia, tetapi juga kurs rupiah dan biaya produksi.
Jika kurs rupiah melemah, harga emas Antam bakal makin mahal, tapi saat kurs rupiah menguat harganya cenderung sideways dan koreksi tipis. Hal itu juga menjadi jawaban, kenapa tren harga emas Antam cenderung sideways dan koreksi saat ini? karena kurs rupiah cukup stabil, meski ada gejolak geopolitik dan lainnya.
Bank Indonesia sudah menyiapkan berbagai strategi di pasar derivatif dan lainnya untuk menjaga kurs rupiah tetap stabil. Namun, bakal ada beberapa periode kurs rupiah melemah, seperti saat periode pembayaran utang luar negeri pemerintah maupun pihak swasta yang biasanya berdekatan di sekitar April-Mei dan beberapa bulan lainnya.
Jadi, Emas Itu Alat Investasi atau Cuma Lindung Nilai?
Kalau lihat sekarang sih, enak ya beli di bawah Rp600.000-an per gram dan posisi harga buy back per 28 Februari 2022 sekitar Rp883.000 per gram. Artinya, nilai emas yang saya miliki sudah tumbuh 47,16 persen dalam 5 tahun.
Namun, ingat, itu semua terjadi karena ada fenomena pandemi Covid-19 yang luar biasa. Risiko ekonomi yang belum jelas dari pandemi Covid-19 sempat melambungkan harga emas hingga lebih dari Rp1 juta per gram.
Jika tidak ada Covid-19, belum tentu posisi harga emas berada di level sekarang. Termasuk, serangan Rusia-Ukraina perlahan sudah mulai mengerek harga emas lagi nih.
Untuk pertanyaan emas itu alat investasi atau lindung nilai, secara teori sebenarnya untuk lindung nilai dari inflasi. Namun, itu teori ya, penjelasan detailnya akan saya paparkan di artikel selanjutnya.
Bagaimana pengalaman investasi emas Antam-mu? boleh tulis di kolom komentar ya.