Anterin diakuisisi MNC Grup melalui PT Indonesia Transport & Infrastructure Tbk. Emiten berkode IATA disebut mengambil alih mayoritas saham platform transportasi online tersebut.
Wakil Presiden Direktur IATA Wishnu Handoyono mengatakan perseroan memilih IATA karena memiliki visi yang sama dengan Anterin.
BACA JUGA: T.P Rachmat dan Jejak Bisnisnya di Sektor Bank
“Anterin diciptakan untuk mengubah konsep operasi ojek daring yang ada saat ini,” ujarnya seperti dalam keterangan resmi pada Rabu (29/1/2020).
Saat ini, IATA tengah melakukan uji kelayakan terkait transaksi akuisisi Anterin. Dengan asumsi proses uji kelayakan lancar, perseroan menargetkan bisa merampungkan transaksi pada Februari 2020.
DENGERIN YUK: Saham BTPS Yang Fenomenal, Harga Menuju Rp5.000, Ini Analisisnya
Perseroan menilai IATA memiliki perbedaan dengan aplikasi transportasi daring lainnya. Salah satunya adalah Anterin tidak membebankan pengemudi dengan potongan komisi setiap transaksi.
Anterin menggunakan sistem langganan bulanan. Model bisnis ini dianggap lebih adil dan lebih menguntungkan bagi pengemudi.
Selain itu, Anterin juga menyediakan fitur tawar menawar dan opsi memilih pengemudi. Dengan fitur itu, konsumen diharapkan mendapatkan harga yang sesuai.
Sementara itu, IATA adalah perusahaan yang berada di bawah naungan PT MNC Investama Tbk. Perseroan memiliki entitas anak bernama PT MNC Infrastruktur Utama yang memiliki lini bisnis jasa pelabuhan khusus.
Di sisi lain, kinerja IATA juga tidak terlalu bagus. Perseroan masih mencatatkan rugi bersih pada kuartal III/2019 US$2,52 juta. Kerugian itu lebih rendah ketimbang periode sama pada tahun sebelumnya yang senilai US$6,92 juta.
Dari segi pendapatan, perseroan juga mencatatkan penurunan sebesar 22,67% menjadi US$12,06 juta.
Sebelumnya, Anterin sempat dikaitkan dengan Sandiaga Uno karena pernah tampil dalam sebuah acara perusahaan rintisan tersebut.
Anterin adalah perusahaan rintisan yang didirikan pada 2016 oleh Imron Hamzah dan Rachmat Efendi.
Sebelum ramai-ramai kabar Anterin diakuisisi MNC Grup, IATA selaku entitas yang melakukan aksi itu sempat mendapatkan tambahan dana segar lewat private placement.
IATA mengumumkan aksi private placement sebanyak 7,19% dari total saham perseroan dengan harga pelaksanaan Rp50 per saham. Dengan begitu, perseroan meraup dana segar senilai Rp35,9 miliar.
58,22% dari total saham baru yang dijajakan lewat private placement itu diambil oleh Marco Prince corp, sedangkan sisanya diambil oleh Charlton Group Holding Ltd.
Marco Prince tercatat memiliki hubungan erat dengan MNC Grup. Selain baru saja memborong saham baru IATA, Marco Prince juga tercatat sebagai pemegang saham PT Bank MNC INternational Tbk. sebanyak 11,33%.
IATA mulai melantai di BEI sejak 13 September 2006 dengan harga penawaran perdana Rp130 per saham.
Harga saham IATA bisa dibilang kurang likuid dan lebih sering berada di level Rp50 per saham.
Perusahaan grup milik Hary Tanoe itu sempat melejit di atas Rp250 per saham pada 2012, tetapi kini terus meredup dan bertahan di level Rp50.
Kapitalisasi pasar perusahaan sektor transportasi itu senilai Rp534,88 miliar.
Akankah masuknya IATA bisa membuat Anterin bersaing dengan Gojek?
Saham BBCA menjadi salah satu pilihan saham yang menarik, tetapi nilainya sangat mahal. Padahal, saat…
Perang minyak kian memanas di tengah pandemi Covid-19 yang semakin menggila. Kini, bukan sekadar Arab…
Zoom menjadi platform yang menonjol di tengah pandemi Covid-19. Seruan untuk kerja dan sekolah dari…
Olimpiade 1992, musim panas di Barcelona, Spanyol, menjadi kenangan indah bagi Indonesia yang tak terlupakan…
Darurat sipil menjadi topik hangat pada Selasa (31/03/2020). Istilah itu mencuat setelah Presiden Joko Widodo…
IHSG kembali melemah pada perdagangan Senin 30 Maret 2020 setelah turun 2,88% menjadi 4.414. Sektor…
This website uses cookies.
View Comments
semakin banyak pemain harga bisa bersaing ya
Harusnya yakkk hehe