{"id":2658,"date":"2022-07-02T09:59:52","date_gmt":"2022-07-02T02:59:52","guid":{"rendered":"https:\/\/suryarianto.id\/?p=2658"},"modified":"2022-07-02T10:02:25","modified_gmt":"2022-07-02T03:02:25","slug":"komisi-gofood-kuras-kantong-para-umkm","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/suryarianto.id\/opini\/komisi-gofood-kuras-kantong-para-umkm\/","title":{"rendered":"Komisi GoFood dkk Kuras Kantong Para UMKM?"},"content":{"rendered":"\n
Keberadaan Gofood, Grabfood, Shopeefood, dan lainnya memang benar-benar membantu konsumen maupun pedagang kuliner untuk menjajakan produknya. Namun, bulan madu antara kita dengan jasa antar makanan itu kayaknya mulai berakhir. Komisi GoFood dkk yang tinggi membuat banyak pedagang UMKM ogah menggunakan jasa tersebut. Kenapa begitu?<\/p>\n\n\n\n
Bisnis antar makanan menjadi menarik ketika GoFood menjajal bisnis tersebut pada 2015. Bisnis GoFood pun terinsipirasi dari layanan GoShop Gojek.Kala itu, banyak yang menggunakan layanan GoShop untuk nitip beli makanan. <\/p>\n\n\n\n
Kesuksesan bisnis GoFood pun diikuti oleh Grab yang menggunakan langkah serupa dan melahirkan Grabfood. Di sini, konsumen dan pemilik bisnis kuliner benar-benar girang karena saat itu periode GoFood dan Grabfood masih bakar uang untuk memperebutkan pangsa pasar. <\/p>\n\n\n\n
Dengan uang subsidi dari investor Gojek itu, bisnis layanan antar makanan menjadi solusi pemilik bisnis kuliner untuk memperluas pasar. Dengan biaya bagi hasil yang rendah, mereka bisa menjangkau pasar yang luas. <\/p>\n\n\n\n