Martin Braitwaite bisa jadi pelipur lara bagi Barcelona setelah kehilangan legendanya Lionel Messi gara-gara enggak punya uang. Pemain yang sempat diremehkan ini menunjukkan peforma yang memukau dalam laga pertama La Liga kemarin.
Bertemu dengan Real Sociedad, Braithwaite yang mengisi posisi Messi sebelumnya bersama Antonie Griezmann dan Memphis Depay.
Hasilnya, Barcelona menang 4-2 dengan sumbangan dua gol dan satu assist dari pemain Denmark tersebut. Awal musim yang indah bagi Barcelona, meski baru sedih-sedihan kehilangan Messi.
Namun, apakah Braithwaite bisa menjadi pengganti Messi sesungguhnya?
Menguak Gaya Main Braithwaite
Jika melihat bagaimana Martin Braithwaite membuat gol dalam laga pertama La Liga. Gue menilai Braithwaite tidak bisa menjadi penerus Messi.
Gue justru berpikir Braithwaite lebih ke pemain penerus Inzaghi. Dia mencari titik yang lowong dan potensial untuk bikin gol.
BACA JUGA: 5 Penyebab Arsenal Kalah Lawan Tim Promosi
Coba lihat pada gol kedua Barcelona lawan Sociedad yang dicetak Braithwaite lewat sundulan. Braithwaite terkesan tidak dijaga oleh siapapun, padahal dia memang mencari ruang agar dia bisa mencetak gol.
Begitu juga saat gol kedua, Braithwaite seperti beruntung berada di posisi yang tepat ketika bola rebound dari penjaga gawang mengarah ke kakinya.
Meski seperti mirip dengan Inzaghi, tetapi Braithwaite juga rada berbeda dengan penyerang legendaris Italia tersebut.
Braithwaite doyan goreng bola sampai hangus. Di sisi lain, Inzaghi justru jarang megang bola.
Nah, kira-kira Braithwaite bisa jadi striker haus gol enggak ya di Barca? mumpung saingannya sudah makin sedikit.
Secara Historis, Braithwaite tak Lebih dari Pemain Biasa
Sepanjang karier profesionalnya, Braithwaite sudah berganti sekitar 6 klub. Nah, kalau melihat rekor gol yang ditorehkan di setiap klub, tampaknya Braithwaite bukan sesuatu yang spesial.
Di klub pertamanya, selama tiga musim Braithwaite hanya mencatatkan 89 pertandingan dengan 17 gol. Artinya, kalau dirata-rata setiap musim penyerang itu hanya menghasilkan kurang lebih 5,5 gol per musim.
Setelah itu, dia pindah ke Liga Prancis bersama Toulouse selama 5 musim. Nah, di Toulouse, Braithwaite bermain sebanyak 136 kali dengan total gol 35 kali.
Artinya, rata-rata gol Braithwaite per musim adalah 7 gol. Memang ada kenaikan, tetapi tetap saja tidak terlalu spesial untuk ukuran striker.
Lebih miris, waktu membela Middlesbrough, tim liga Inggris pada 2017-2019. Dia hanya mencetak 8 gol dari 36 pertandingan selama 3 tahun itu.
Nasibnya, di Middlesbrough juga lebih banyak dipinjamkan ke Bordeaux dan Leganes. Peformanya saat di kedua klub itu pun tidak terlalu mentereng.
Sampai, Leganes memutuskan merekrut Braithwaite pada 2019-2020. Dalam setengah musim, Braithwaite mampu cetak 6 gol dari 24 pertandingan.
Ya enggak spesial juga, tapi tetap Braithwaite adalah bintang Leganes saat itu.
Terus Kenapa Barca Beli Martin Braithwaite?
Enggak paham sih, ini Martin Braithwaite yang beruntung atau Barca yang apes. Namun, waktu tengah musim 2019/2020, Barca lagi krisis penyerang.
Luis Suarez dan Ousmane Dembele lagi cedera sehingga harus menepi hingga akhir musim. Di sini, Barca memilih penyerang milik Leganes yang berusia 28 tahun saat itu untuk direkrut di luar masa transfer.
Liga Spanyol memang memperbolehkan transfer di luar periode jika darurat.
Akhirnya, Barca memboyong si Braithwaite senilai 18 juta euro atau setara Rp267 miliar saat itu.
Menariknya, Barca memasukkan release clause senilai 300 juta euro atau Rp4 triliun bagi klub yang mau menyodorkan kontrak baru ke si Braithwaite.
Nilai itu jauh lebih tinggi ketimbang harga wonderkid Lautaro Martinez dan Erling Haaland yang harganya Rp2 triliun.
Di Barcelona, Braithwaite mendapatkan gaji sekitar Rp10,56 miliar setiap musimnya.
Jujur-jujuran Aja Nih Tentang Braithwaite
Mungkin Barcelona dalam keadaan kalut waktu itu, pengen ngejar gelar juara tapi stok penyerang mepet. Akhirnya, nekat narik Braithwaite dengan kasih release clause sebesar itu untuk menunjukkan keseriusan.
Namun, Braithwaite bukan pemain yang muda lagi, tahun ini, usianya sudah mendekati 30 tahun. Artinya, bagi penyerang, dari segi kecepatan dan fisik mungkin sudah sulit ditingkatkan lagi.
Daripada Braithwaite, mungkin Barcelona bisa nekat mempromosikan pemain mudanya. Namun, tampaknya Barca tidak percaya diri dan pilih beli mahal pemain matang, meski belum tentu sukses.
Kira-kira Braithwaite bakal sesukses Inzaghi atau malah ikutan kayak Bendtner? inget dulu sebelum jadi lord, Bendtner sempat jadi calon penyerang masa depan Arsenal lho.
Gue sih prediksi Braithwaite bakal susah buat jadi tumpuan Barca. Tipe pemain begini biasanya anget-anget di awal musim dan juga sesuai dengan kapasitas lawannya.