Harga emas Antam yang sempat tembus Rp1 juta per gram, kini kembali susut ke level Rp900.000-an per gram. Dengan tren penurunan ini, kira-kira apa yang harus dilakukan dalam berinvestasi emas saat ini?
Sebulan terakhir sampai 30 Oktober 2020, harga emas Antam sudah turun sebesar 2,07% menjadi Rp992.000 per gram. Jika kamu sudah memegang cukup banyak emas fisik, tidak usah panik, karakter emas sebagai lindung nilai membuatnya tetap layak dikoleksi jangka panjang.
Daftar Isi
Harga emas sempat melejit tinggi saat awal 2020 ketika virus Covid-19 menyebar. Hal itu disebabkan oleh ketidakpastian ekonomi sehingga banyak investor yang memilih tempatkan asetnya ke emas. Soalnya, ketidakpastian ekonomi memengaruhi volatilitas di sejumlah aset investasi seperti, saham, obligasi, dan sebagainya.
Status emas sebagai lindung nilai membuatnya dianggap sebagai aset yang paling aman ketika kondisi ekonomi bergejolak. Alhasil, permintaan emas pun melejit hingga harga emas fisik sempat tembus Rp1 juta per gram.
Kini, harga emas diprediksi akan bergerak fluktuatif cukup tinggi mengingat pemilihan presiden AS sebentar lagi, yakni pada 3 November 2020. Selain itu, pandemi Covid-19 juga belum menunjukkan tanda-tanda berakhir sehingga bisa jadi menekan ekonomi dunia lebih dalam lagi.
Lalu, faktor yang menahan laju harga emas menguat lebih jauh adalah banyak investor yang menilai harga emas sudah terlalu mahal.
Volatilitas Tinggi dan Momentum Trading Emas
Kepala Analis Logam Mulia HSBC Securities (USA) Inc. James Steel mengatakan saat ini sentimen risk-off di mana investor mencoba tidak ambil risiko sedang meningkat, tetapi arah risk-off para investor lebih menguntung dolar AS. Kondisi itu pun akhirnya membuat harga logam mulia seperti, emas dan perak, secara teknikal melemah.
βNamun, kondisi itu tidak akan bertahan lama karena permintaan emas masih akan cukup tinggi jelang pemilihan presiden AS dan perkembangan penanganan Covid-19. Untuk itu, kemungkinan pergerakan harga emas masih akan naik turun ke depannya,β ujarnya seperti dikutip dari Bloomberg pada 30 Oktober 2020.
BACA JUGA: Tips Meredam Risiko Investasi P2P Lending
Dengan kondisi harga emas berpotensi naik-turun dalam jangka dekat, tampaknya mengalihkan beberapa porsi dana investasi ke trading emas bisa menjadi pilihan tepat.
Ketika volatilitas pasar sedang tinggi mengganti mode dari investasi menjadi trading adalah pilihan yang baik. Soalnya, dengan melakukan trading di tengah pasar sedang bervolatilitas tinggi bisa membuat peluang keuntungan membesar.
Nah, trading emas yang dimaksud di sini bukanlah jual-beli emas secara fisik. Soalnya, transaksi jual-beli emas secara fisik bakal sulit mendapatkan untungnya karena ada selisih harga yang lumayan besar antara harga beli dan jual.
Misalnya, jika kamu membeli harga emas Antam fisik pada Senin 26 Oktober 2020 dengan harga Rp1 juta per gram, kemudian mau jual pada 30 Oktober 2020. Bukannya untung, kamu malah rugi karena harga buyback emas Antam pada 30 Oktober senilai Rp884.000 per gram. Artinya, kamu malah rugi sekitar Rp116.000 per gram.
Nah, jika kamu melakukan trading emas online, nasib akan berbeda karena aksi jual-beli dilakukan secara real-time sesuai dengan pergerakan harga emas dunia. Berbeda dengan emas fisik yang memiliki harga emas beli dan buyback yang memiliki selisih harga.
Keuntungan Trading Emas Online
Selain momentum yang tepat karena pasar emas lagi berfluktuasi, ada beberapa keuntungan trading emas lainnya.
Pertama, modal yang diperlukan tidak begitu besar. Trading emas secara langsung minimal transaksi sekitar 1 lot yang setara dengan 100 troy ounce atau 3,11 kilogram. Pada perdagangan 30 Oktober 2020, harga emas di Comex naik berada di level US$1.874 per troy ounce. Berarti untuk bertransaksi secara fisik, membutuhkan modal sekitar US$187.400 per lot atau setara Rp2,76 miliar.
Namun, jika kamu melakukan trading online bisa menggunakan fasilitas daya ungkit atau leverage 1:100 sehingga bisa melakukan transaksi cukup dengan modal Rp27,66 juta.
Kedua, trading emas online lebih praktis karena tidak butuh tempat penyimpanan emas yang aman. Lalu, emas fisik bisa lebih aman dengan menggunakan jasa penyimpanan di beberapa lembaga seperti bank sampai Antam. Namun, penyimpanan emas itu memakan biaya yang tidak sedikit.
Jadi, trading emas bisa dikatakan menjadi salah satu alternatif yang bisa meredam risiko kehilangan maupun biaya penyimpanan emas fisik.
Ketiga, transaksi trading emas bisa dilakukan di mana saja. Tinggal mendaftar ke pialang berjangka yang sudah mendapatkan izin dari Bappebti seperti PT Valbury Asia Futures. Nanti, kamu tinggal melakukan transaksi emas lewat aplikasi secara online.
Risiko Trading Emas Online
Meskipun begitu, tidak ada instrumen yang memberikan keuntungan, tapi memiliki risiko. Begitu juga dengan trading emas online. Ada beberapa risiko trading emas online yang harus menjadi perhatian agar tidak rugi.
Pertama, risiko dari leverage. Trading emas online memang memiliki kelebihan fasilitas leverage yang memungkinkan bertransaksi tanpa perlu mengeluarkan modal 1 lot penuh. Dengan begitu, para trader bisa mendapatkan potensi keuntungan yang besar, tetapi juga dengan risiko tinggi.
Pasalnya, setiap kerugian dialami akan dihitung sesuai rasio leverage yang dipilih. Untuk itu, para trader emas online harus menghitung manajemen keuangan dan memilih margin leverage yang sesuai.
Kedua, risiko perubahan suku bunga. Salah satu penggerak harga emas adalah kebijakan perubahan suku bunga bank sentral di seluruh dunia. Nah, di sini para trader emas harus cepat tanggap mencari informasi terkait perubahan suku bunga untuk meredam potensi kerugian dan mencari peluang untung.
Di tengah pandemi Covid-19 saat ini, arah kebijakan bank sentral cukup seragam, yakni tren pelonggaran moneter. Untuk itu, potensi harga emas untuk naik sangat tinggi.
Namun, para trader tetap harus mencari tahu informasi pengumuman kebijakan suku bunga di beberapa negara utama seperti Amerika Serikat (AS), Eropa, Jepang, termasuk Indonesia.
Tips Trading Emas Online
Salah satu tips jitu dalam trading emas online adalah menentukan waktu mulai transaksi. Berhubung, trading emas online ini menggunakan harga emas dunia, artinya kamu juga harus menyesuaikan waktu memulai trading dengan pembukaan pasar di beberapa negara utama.
Dua negara utama antara lain, London dan New York. Pembukaan pasar di London sekitar jam 15:00 WIB saat musim panas dan 16:00 WIB saat musim dingin. Lalu, pasar di New York mulai buka pada jam 20:00 WIB.
Dengan bertransaksi sesuai pembukaan pasar utama, trader emas online bisa melakukan transaksi di jam padat, berarti bisa mencuri peluang untung dari pergerakan harga emas, serta menentukan posisi dari respons pasar atas sebuah berita.
Selain itu, jangan lupa untuk menentukan stop loss atau batas angka kerugian. Ini menjadi salah satu strategi agar trader online tidak rugi besar saat pasar bergerak tidak sesuai prediksi.
Jadi, siap curi peluang untung dari emas di tengah tren penurunan harga?
Antam 1 juta pergram
dulu aku beli pas di harga 500an ..
jual aja apa nih π heheehe..
jualnya nanti aja kalau lagi butuh hehe. Soalnya kan emas lebih ke lindung nilai aja…
Aku msh agak mudeng kalo yg trading emas ini mas :D. Tadinya aku pikir beli saham MDKA yg fokus di emas :D. Kayaknya kalo yg trading gini aku blm kuasain sih. So far rutin tiap bulan beli LM dan juga yg digital dari 2014. Tapi aku blm ada rencana mau jual, walopun hrgnya skr turun LG. Malah beli lah hahahaha. Lebih utk dana darurat dan jangka panjang kalo emas ini. Nah utk tradingnya, aku pengen pelajarin dulu cara2nya. Skr ini yg aku tradingin baru saham2 gorengan, utk jk pendek :D. Kalo yg bluechips tetep utk jk panjang π
Trading emas itu yang di perusahaan pialang berjangka. Jadi trading emas online. Kalau tipe kayak aku yang rada konservatif enggak cocok trading emas online gitu sih. Risikonya gede banget hehe