Iklan sepatu Adidas dari Singapura mendadak ramai dibahas. Bukan apa-apa, ternyata ada fakta kontroversial soal Wayang Kulit sebagai budaya dari Malaysia. Muncul pertanyaan, apakah ini trik marketing atau kekhilafan semata.

Adidas Singapura posting konten tentang 6 produk yang menggambarkan negara di Asean, termasuk Indonesia. Namun, masalah muncul dalam postingan sepatu Adidas dengan latar budaya Malaysia. 

Dalam postingan berbentuk video itu, menampilkan wayang kulit dan diklaim sebagai kebudayaan Malaysia. Sebenarnya, sampai sepekan postingan tayang tidak ada masalah, sampai ada komen dari Bababubu.id yang bilang, “Wayang Belongs to Indonesia!!!” Komentar dengan 4.071 like dan 50 komen itu memancing netizen Indonesia lainnya. 

BACA JUGA: Deretan Masalah Saham Unilever yang Bikin Doi Anjlok Parah

Akhirnya, Adidas Singapura pun meminta maaf dengan posting di Instastory serta mengganti caption yang menjelaskan wayang kulit dari Indonesia. 

Adidas Singapura pun meminta maaf karena menganggap wayang kulit bagian dari budaya Malaysia. Adidas mengaku tidak sengaja melakukan itu dan sudah mengubah caption postingannya. 

Akun itu bercerita kalau mereka bekerja sama dengan setiap senima di masing-masing negara di Asia Tenggara, termasuk Malaysia, untuk desain sepatunya. 

Alasannya, Adidas sangat terinspirasi dengan warisan budaya yang unik di Asia Tenggara. Adidas pun menekankan, secara brand dan artis yang direkrutnya tidak bermasuk mengklaim seni budaya dari Indonesia. 

Wayang Kulit Malaysia, Strategi Marketing atau Bukan?

Kalau melihat jumlah views video 6  model sepatu Adidas dengan bidaya Asia Tenggara, konten bagian Malaysia itu memang paling viral. Rata-rata, views video konten pengenalan produk sepatunya itu sekitar 30.000 – 70.000. 

Namun, konten video sepatu Malaysia yang mengklaim Wayang itu melejit hingga tembus 538.000 penonton dan 35.300 komentar. Dari sini, banyak yang berpikir juga itu adalah salah satu trik marketing biar viral. 

Apakah benar? 

Jawabannya jelas tidak dan murni kesalahan tidak disengaja dari sisi Adidas maupun senimannya Jaemy Choong. 

Kenapa gue yakin itu enggak disengaja? karena postingan itu ada 6 series. 

Seri pertama, menggambarkan ikon Silo di Singapura. Sang seniman @clogtwo menampilkan desain yang penuth tantangan dengan eksplorasi ikatan psikologis antara manusia dan mesin, yakni mechasoul. 

Seri kedua, menggambarkan lukisan Dong Ho dan Desa Keramik Bat Trang yang menjadi khas Budaya Vietnam. Untuk seri Vietnam itu, Adidas mengajak seniman @TungCrazyMonkey.

Seri ketiga, menggambarkan keragaman dan warna dalam kehidupan sehari-hari di Indonesia. Setiap warna memiliki representasi bentuk kepribadian yang ditemui di jalanan. Adidas bekerja sama dengan seniman Indonesia @yeriafriyani.

Seri keempat, berasal dari Thailand yang menggambarkan kerajinan anyaman tradisional dan menawan. Pola anyaman rumit dan canggih dari warna hitam ke putih ini karya seniman Negeri Gajah Putih @Tanit_Li. 

Seri kelima, berasal dari Filipina karya senimannya @eggfiasco yang menyalurkan kenangan masa kecil di Filipina. Dia menghubungkan masa lalu dengan masa kini lewat peniruan bahasa video game serta memunculkan simbol warna jingga dan emas untuk regenerasi kesehatan dalam permainan.

Seri keenam, harusnya berasal dari Malaysia, tetapi direvisi karena menyertakan klaim wayang dari Malaysia.  

Artinya, proses peluncuran sepatu dari 6 negara di Asean pada 11 November 2021 ini sedikit dinodai karena kesalahan tersebut. Soalnya, skema penampilan 6 negara jadi ternoda gara-gara ada masalah di wayang kulit. Jadi, bisa dibilang ini murni tidak sengaja.

Jaemy Choong Tidak Salah

Faktanya, yang dilakukan Jaemy Choong untuk menampilkan wayang kulit di desain sepatu Adidas tidak sepenuhnya salah. Soalnya, Wayang Kulit benar-benar ada di Malaysia, bahkan ada beberapa jenis. 

Ada empat jenis wayang kulit di Malaysia, yakni wayang kulit melayu, wayang kulit kelantan, wayang kulit purwa, dan wayang kulit gedek. 

https://www.youtube.com/watch?v=zK1uW_rbQPI

Bahkan, wayang kulit purwa bisa dibilang tidak ada bedanya dengan wayang kulit Jawa. Apalagi, yang memainkan wayang kulit Purwa di Malaysia ini rata-rata keturunan Jawa yang tinggal di semenanjung Malaysia seperti Johor dan Melaka. 

Untuk perbedaan wayang lainnya, hanya berbeda dari segi cerita, penggunaan bahasa, dan asal wilayah. 

Di Indonesia sendiri ada banyak jenis wayang, dari wayang kulit, wayang bambu, wayang kayu, wayang orang, wayang motekar, wayang potehi, wayang rumput, dan golek.

Adapun, wajar wayang berada di beberapa negara Asean. Bukan cuma Indonesia dan Malaysia, wayang juga ada di Kamboja, Laos, Thailand, Vietnam, dan Myanmar. Soalnya, wayang adalah media untuk menyebarkan informasi. 

Apalagi, ke-7 negara itu bisa dibilang berada di satu daratan. Artinya, komunikasi wayang berjalan beriringan dan tersebar ke seluruh wilayah di kawasan Asia Tenggara tersebut.

Artinya, wayang bisa dibilang memang budaya Asean, bahkan Asia. Namun, yang membedakan adalah dari segi cerita, bentuk karakter, dan sebagainya yang disesuaikan dengan budaya masing-masing daerah. 

Jadi, nggak usahlah membully kalau belum baca sejarahnya. 

About Surya

administrator

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.