Cryptocurrency memang lagi redup. Beberapa kali gue coba bikin kontennya di media sosial, tetap saja sunyi senyap. Tren bearish yang bikin banyak orang males ngomonginnya. Namun, pas lagi tren bearish ini, gue coba-coba buat masuk ke Cardano alias ADA.
Jadi begini, petualangan gue sama Cryptocurrency dimulai setelah mencoba platform investasi Pluang. Awalnya, gue penasaran sama platform itu karena dia ada fasilitas investasi indeks S&P 500 futures mini. Di sini, skemanya bukan CFD atau contract for difference seperti di eToro.
Nah, Pluang juga punya fasilitas investasi di cryptocurrency. Awalnya, mereka bekerja sama dengan exchange Pintu [kalau gue enggak salah] untuk transaksi bitcoin dan ethereum. Gue pun sudah mencoba di dua cryptocurrency tersebut. Hasilnya, Ethereum lagi positif, tapi kalau Bitcoin masih merah.
BACA JUGA: Beli Saham IPO Malah Rugi!
Setelah beberapa lama gue enggak buka aplikasi Pluang, ternyata kini mereka bekerja sama dengan exchange Zipmex. Kalau lihat di Coinmarketcap sih, Zipmex ini exchange terbesar ke-58 di dunia.
Bareng Zipmex, Pluang menambah jumlah cryptocurrency yang bisa diperdagangkan menjadi total 5 termasuk Bitcoin dan Ethereum. 3 crypto yang baru bisa diperdagangkan antara lain, Binance Coin (BNB), Polkadot (DOT), dan Cardano (ADA).
Dari ketiga itu, gue coba tambah portofolio di BNB dan ADA. Khusus BNB, gue sih jujur coba-coba saja dengan modal kecil. Khusus di ADA, gue punya alasan dangkal. Harga ADA masih kecil, dengan modal kecil gue memutuskan beli sekitar 12 ADA.
Andaikata suatu hari nanti ADA melejit kayak Bitcoin jadi ratusan juta. Mungkin gue bisa jadi miliarder. Ya, ini sih mimpi rakyat biasa memang hehe.
Pertama Kali Dengar Cryptocurrency ADA
Sebenarnya, gue sudah beberapa kali dengar tentang ADA. Baru ngebahas detail pas dulu sempat ngulas karena Elon Musk mencari crypto yang ramah yang pilihannya ya ADA. Dari situ, muncul rumor kalau ada kemungkinan ADA bisa jadi crypto pembayaran Tesla. Cuma ya, rumour just rumour.
Namun, setelah searching, ternyata gue menemukan fakta kalau ADA adalah salah satu versi crypto alt coin terbaru. Konon dia menjalankan plaform blockchain proof of stake (PoS) yang gue pun enggak ngerti itu apaan.
Katanya sih blockchain yang dirancang agar lebih efisien dalam jaringan proof of work. Jadi, kalau di ethereum ada masalah sola skalabilitas, interoperabilitas, dan keberlanjutan dalam jaringan proof of worknya.
Akhirnya, Ethereum pun terbatas oleh beban infrastruktur karena meningkatkan biaya, penggunaan energi, dan transaksi lebih lambat.
Si pendiri ADA ini adalah salah satu pendiri Ethereum, yakni Charles Hoskinson. Dia menemukan masalah pada Ethereum itu sampai akhirnya mengembangkan ADA sejak 2015 sampai diluncurkan pada 2017.
Terus Kenapa ADA Bisa Ramah Lingkungan?
Jadi gini, inti dari setiap blockchain adalah algoritma yang berfungsi untuk membuat blok dan validasi transaksi terdesentralisasi. Nah, ADa menggunakan algoritma bernama Ouroboros dengan protokol Proof of stake untuk menambang blok. Jujur kalau lu nanya apa itu proof of stake ke gue, ya gue enggak ngerti. Plis, yang ngerti jelasin di komentar.
Nah, Protokol POS yang digunakan ADA ini dirancang agar saat proses produksi blok penggunaan energi bisa ditekan seminimal mungkin.
Memang Apa Fungsi Crypto ADA?
Ini gue ngutip dari Investopedia ya, jadi ada 5 fase atau era dalam membangun ADA untuk mencapai tujuannya. Jadi, tujuannya ADA adalah mengembangkan jaringan ke dalam decentralized application dengan buku besar multi aset dan diterima sebagai smart contracts.
Intinya, lima fase ADA itu antara lain, dasar, desentralisasi, smart contract, scaling, dan government.
Tadinya, gue mau jelasin satu-per satu fasenya. Cuma gue putuskan jelaskan inti dari 5 fase itu adalah ADA ingin menjadi berkelanjutan dengan terus berinovasi dengan pendanaan yang berputar dan berasal dari komunitasnnya sendiri.
Lalu, apa produk konkrit dari ADA ini?
Mengutip dari Investopedia, salah satu bentuk produk Ada adalah alat manajemen pengecekan identitas untuk memberikan akses layanan.
Misalnya, untuk verifikasi kredensial saat buka rekening bank maupun kelayakan pembagian bantuan sosial dari pemerintah. Pas banget kan tuh sama Indonesia, biar bansos enggak di korupsi.
Lalu, ADA juga mengembangkan smart contract yang berfungsi untuk memberikan keamanan pada aplikasi terdesentralisasi tingkat korporasi. Nah, seperti dalam fase government untuk pengembangan ADA, mereka lagi berencana gunakan tata kelola yang demokratis yang disebut project catalyst.
Dengan tata kelola yang demokratis bakal membantu dalam pengembangan dan pelaksanaan proyek. Bahkan, mereka juga mau mengubah sistem manajemen keuangannya agar bisa dapat modal untuk pengembangan proyek di masa depan dengan sistem project catalyst tersebut.
Memang Harga ADA Bisa Tembus Ratusan Juta Rupiah?
Sebagai gambaran, saat ini ADA adalah cryptocurrency dengan kapitalisasi pasar terbesar ke-5 di dunia. Total kapitalisasinya sekitar 1,45 miliar dolar AS. Adapun, sampai 7 Juli 2021, jumlah ADA beredar sekitar 31,94 miliar dari total 45 miliar. Harga ADA saat ini berkisar 1,42 dolar AS.
Secara subjektif, Coinpedia memprediksi harga ADA bisa tembus level tertinggi pada tahun ini di angka 3,29 dolar AS. Lalu, posisi rendah pada tahun ini sekitar 1,89 dolar AS. Angka terendah itu bisa dibilang tetap lebih tinggi ketimbang posisi saat ini.
Lalu, harga ADA ditaksir berkisar antara 3,99 dolar AS – 5,17 dolar AS pada 2022. Terakhir, harga ADA diprediksi bisa tembus 7,86 dolar AS – 12,37 dolar AS.
Ya angka itu memang belum menyentuh ratusan juta rupiah per unitnya. Namun, ya semoga aja bisa gitu ya, biar financial freedomnya bisa lebih cepat juga hehe.
Kalau kamu, lebih suka coin apa nih?