Asuransi unit link sekilas bak produk yang sempurna. Bayangkan, produk itu sudah punya fasilitas asuransi, yang rata-rata jiwa, dan juga investasi. Artinya, bisa memberikan keamanan finansial jika terjadi sesuatu dan ada hasil investasinya. Namun, apakah unit link seindah itu?
Sejarah Unit Link
Mendengarkan Artikel
Unit link muncul pertama kali di India pada 1971. Waktu itu, Unit Trust of India (UTI) meluncurkan Unit Linked Insurance Plan (ULIP) pertamanya.
Menguasai pasar selama hampir dua dekade, produk unit link kedua di India keluar dari LIC Mutual Fund pada 1989.
Tidak ada banyak cerita tentang sejarah Unit Link, tetapi pastinya instrumen investasi itu memang menjadi sorotan di beberapa negara seperti di Indonesia.
IndiaTimes pun sampai menyebut Unit Link di India punya konsep bagus, tetapi yang jualnya banyak membuat kesalahan hingga sering dikira scamming.
Unit Link memang memiliki konsep yang luar biasa. Mengombinasikan fasilitas asuransi tradisional dengan asuransi dwiguna.
“Scamming adalah trik menipu seseorang, demi mendapatkan uang dengan berbagai cara.”
Informasi untuk kamu
Apa perbedaan asuransi dwiguna dengan Unit Link?
Perbedaan antara asuransi dwiguna dengan unit link antara lain, fokus asuransi dwiguna adalah menabung dengan bonus asuransi jiwa. Artinya, porsi asuransi jiwanya kecil.
Lalu, unit link adalah asuransi jiwa dengan bonus investasi. Artinya, fokus utama ada untuk asuransi jiwa terlebih dulu.
Berhubung fokus asuransi dwiguna adalah tabungan, maka uang pertanggungan yang didapatkan bakal lebih kecil dibandingkan dengan unit link.
Lalu, asuransi dwiguna cenderung dalam bentuk tabungan, bukan investasi seperti unit link.
Jadi, mereka tidak sama ya!
Konsep unit link pun hampir rada mirip dengan reksa dana. Apalagi, unit link juga membuat kategori seperti reksa dana, misalnya pasar uang, pendapatan tetap, campuran, dan saham. Namun, tetap keduanya adalah instrumen berbeda, soalnya reksa dana hanya fokus di investasi saja.
Penyebab Unit Link Dianggap Scamming
Unit link sering dihubungkan dengan kasus nasabah kehilangan uangnya. Ujung-ujungnya instrumen investasi dan asuransi ini dianggap penipuan. Kok bisa begitu?
Dari kasus di India, unit link sering disamakan dengan scam karena ulah dari asuransi swasta yang membayar agen dengan komisi yang sangat tinggi.
Komisi yang dibayarkan perusahaan asuransi ke agen hingga tembus 100 persen dari premi tahunan pertama. Hasilnya, agen asuransi banyak yang memburu konversi penjualan unit link.
Waktu itu, petinggi asuransi menilai membayar komisi 60 persen sampai 100 persen di tahun pertama sama dengan 3 persen dalam 20 tahun. Namun, jelas hitung-hitungan itu keliru karena tidak mempertimbangkan risiko nilai waktu dan uang.
Kunci Utama
- Unit link dianggap konsep produk keuangan yang sempurna secara teori, tapi tidak secara realita
- Unit link berbeda dengan asuransi dwiguna yang lebih fokus ke tabungan dengan bonus asuransi
- Investasi unit link sering boncos pada 5 tahun pertama karena harus bayar biaya akuisisi
- Unit link cocok buat kamu yang ogah ngatur investasi dan asuransi secara terpisah
Badan Pengatur dan Pengembangan Asuransi di India pun menyadari risiko unit link itu pada 2010. Namun, situasinya sudah parah karena banyak investor kehilangan uang gara-gara beli produk unit link tanpa diedukasi pemahaman risikonya.
Gara-gara itu, banyak orang di India yang trauma dengan asuransi. Akhirnya, banyak perusahaan asuransi kesulitan mencari nasabah.
Khusus di India, regulator pun sudah membuat pedoman baru untuk produk unit link. Namun, semuanya bak nasi yang sudah menjadi bubur.
Dengan penurunan komisi yang jauh lebih rendah, agen-agen asuransi juga ogah menjajakan produk unit link. Apalagi, produk itu punya risiko nilai investasi yang membuat para agen bisa diteror nasabah.
Akhirnya, di India banyak yang memilih untuk menjajakan produk asuransi tradisional yang aman.
Unit Link Sumber Cuan Perusahaan Asuransi Jiwa
Di Indonesia sendiri, unit link disebut menjadi motor cuan para perusahaan asuransi jiwa. Meski diterpa banyak kasus seperti yang dialami AXA Mandiri dan AIA, tetapi pendapatan premi dari produk unit link sampai kuartal III/2021 terus tumbuh.
Pendapatan premi dari unit link untuk seluruh perusahaan asuransi naik 9 persen menjadi Rp93,31 triliun dibandingkan dengan Rp85,57 triliun pada kuartal ketiga.
Pertumbuhan itu cukup wajar setelah pada medio kuartal ketiga 2020, pendapatan premi turun 5,6 persen.
Pendapatan premi dari unit link disebut berkontribusi mayoritas lebih dari 50 persen. Meski, produk asuransi jiwa tradisional tumbuh lebih pesat 15,7 persen menjadi Rp56,04 triliun dibandingkan dengan Rp48,43 triliun pada periode sama tahun lalu.
Meskipun begitu, pihak asosiasi asuransi menilai kenaikan asuransi tradisional bukan berarti sinyal masyarakat mulai meninggalkan unit link. Meski, kenaikan nilai penarikan dana unit link naik 22,2 persen sepanjang tahun ini.
Namun, pihak asosiasi asuransi menilai kenaikan nilai penarikan dana wajar karena pasar saham lagi bergairah. Beberapa nasabah tampaknya melakukan aksi ambil untung di akhir tahun.
Asosiasi percaya diri bilang begitu karena data jumlah polis unit link dihentikan pada kuartal ketiga tahun ini sudah turun 11,9 persen. Hal itu berarti, banyak nasabah yang tetap mempertahankan asuransinya di tengah sentimen negatif unit link.
Bagaimana cara kerja asuransi unit link?
Jika membeli produk unit link bukan berarti kamu bisa langsung untung 100 persen dari investasi dan dapat fasilitas asuransi jiwa. Berhubung yang dilakukan adalah investasi, artinya bakal tetap ada risiko pasar, termasuk efek dari perkembangan makro ekonomi Indonesia dan dunia.
Cara kerja dari asuransi unit link adalah kamu membeli produk asuransi unit link dan wajib bayar premi.
Uang premi itu bakal digunakan untuk investasi yang hasilnya adalah nilai polis. Nah, nilai polis ini digunakan juga untuk membiayai asuransi dan sisa saldonya bakal digunakan untuk investasi kembali.
Untuk itu, biasanya pada tahun pertama, premi yang dibayarkan itu biasanya digunakan untuk biaya akuisisi.
Maksudnya biaya akuisisi di sini adalah biaya yang muncul seiring dengan pengajuan permohonan pertanggungan dan penerbitan polis. Jadi, biaya akuisisi ini akan digunakan untuk membiayai operasional asuransi, termasuk membayar komisi agen asuransi.
Biaya akuisisi bakal dibayarkan cukup besar secara bertahap. Rata-rata, 100 persen premi yang dibayarkan pada 1 tahun pertama digunakan untuk biaya akuisisi.
Baru tahun kedua, biaya akuisisi turun menjadi 55 persen dari nilai premi. Sampai tahun ketiga hingga kelima, biaya akuisisi makin rendah lagi jadi cuma 10 persen. Setelah itu, biaya akuisisi tidak dibayarkan kembali.
Untuk itu, biasanya unit link memberikan waktu pencairan uang paling cepat 5 tahun setelah membeli unit linknya.
Lalu, jangan kaget, ketika lima tahun, nilai polis yang bisa dicairkan sebagai hasil investasi bakal lebih rendah dari total premi yang sudah dibayarkan. Soalnya, uangnya digunakan untuk biaya akuisisi tersebut.
Di luar biaya akuisisi, ada lagi lima jenis biaya yang harus dibayarkan oleh pemilik polis unit link.
Beberapa biaya itu antara lain, biaya pertanggungan dasar, biaya pertanggungan tambahan, biaya perubahan alokasi dana investasi, biaya administrasi, dan biaya pengelolaan dana.
Biayanya Banyak, Apakah Unit Link ini Benar-benar Menguntungkan?
Memang, agen asuransi maupun pihak bank yang menawarkan bancassurance tidak pernah menjelaskan terkait biaya-biaya tersebut. Namun, biaya itu bukan berarti membuat unit link tidak dibutuhkan.
Lagi-lagi instrumen keuangan itu akan berguna jika kamu benar-benar membutuhkannya. Ibaratnya, orang yang cuma pengen asetnya tumbuh pasti, pasti tidak bakal cocok investasi di saham, melainkan lebih ke deposito.
Begitu juga untuk unit link. Instrumen ini cocok bagi mereka yang ogah mengurus asuransi jiwa dan investasi secara terpisah. Jadinya, dia akan menggunakan jasa asuransi lewat produk unit link.
Dengan begitu, biaya-biaya tadi bisa dianggap sebagai bayaran jasa karena telah mengelola dana dan mengurus asuransi.
Nah, untuk kamu yang merasa butuh dan ingin beli unit link juga harus ingat. Kamu cukup membayar premi yang rutin saja jangan khawatir dengan hasil investasi setidaknya di 10 tahun pertama. Setelah itu, kamu baru bisa melihat indahnya keuntungan investasimu di unit link.
Meskipun begitu, bukan berarti tidak ada risiko nih. Dengan skala waktu yang lebih panjang, kamu juga harus pintar memilih asuransi yang bisa bertahan cukup lama.
Jangan sampai, kamu simpan unit link selama 20 tahun, ternyata di tahun ke-15 perusahaan asuransinya bangkrut. Jika itu terjadi, biasanya uang polis bisa hangus karena perusahaan asuransi bangkrut akibat force majeure atau keadaan terdesak dan kejadian yang tidak diprediksi.
Buat kamu yang jago investasi sendiri, mungkin lebih baik mengelola dananya sendiri. Dengan begitu, kamu juga lebih fleksibel menentukan instrumen investasi yang dinilai menguntungkan. Risiko juga ditanggung sendiri.
Yuk beri support blog saya agar bisa terus membuat konten berkualitas yang semoga bisa berguna untuk banyak orang dengan klik tombol di bawah ini.